Menu

Sabtu, 01 Juli 2023

HAKEKAT QURBAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

HAKEKAT QURBAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Ahad, 13 Dzulhijah 1444 H /2 Juli 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

“Tidaklah ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai Allah SWT. Dari hari-hari tersebut  yaitu sepuluh  hari pertama bulan Dzuljhijjah)... (HR. Bukhari) karena di dalam bulan ini berkumpul amalan-amalan utama; shalat, puasa, qurban dan haji.

Kata Qurban itu berasal dari bahasa Arab Qaraba-Yuqaribu-Qurbanan-Qaribun, yang artinya DEKAT. Dengan begitu, sahabat karib berarti teman dekat. Makna kurban dalam istilah di sini berarti kita berusaha menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi upaya mendekatkan diri kita pada Allah SWT. Penghalang mendekatkan itu adalah berhala dalam berbagai bentuknya, seperti ego, nafsu, cinta kekuasaan, cinta harta-benda dan lain-lainnya secara berlebihan.

Dalam konteks Idhul Adha, pesan mendasar dalam perintah tersebut adalah agar manusia tidak sesat dalam menjalani hidup. Untuk itu, harus selalu menjalin kedekatan dengan Allah SWT. dan merasakan kebersamaan dengan-Nya setiap saat. Karena manusia mudah sekali teperdaya oleh kenikmatan sesaat yang dijumpai dalam perjalanan hidupnya, maka Allah memberikan metode dan bimbingan untuk selalu melihat kompas kehidupan berupa Shalat dan Dzikir agar kapal kehidupan tidak salah arah.

Sebagaimana kita ketahui, sesungguhnya sepanjang manusia dalam hidupnya menyerahkan diri kepada Allah, maka seluruh gerak dan diamnya, tidur dan jaganya, dihitung sebagai langkah-langkah ibadah. Maka oleh karena itu, Islam cukup besar menaruh perhatiannya terhadap niat yang menyertai amal perbuatan manusia, karena nilai amal manusia pada hakekatnya kembali kepada pelaku-pelakunya, dan sangat tergantung pada niatnya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :

“Sesungguhnya sah atau tidak suatu amal, tergantung pada niatnya. Dan yang dianggap bagi setiap orang adalah apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang berhijrah semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya diterima oleh Allah dan Rasulnya. Dan barang siapa yang hijrah karena keuntungan dunia yang dikejarnya, atau karena perempuan yang akan dikawininya , maka hijrahnya terhenti pada apa yang ia niati.” (H.R. Bukhari, Muslim).

Begitu pula kiranya dalam implementasi ibadah qurban.

Ada dua peristiwa penting yang secara serempak dilakukan umat Islam di dunia bertepatan dengan Hari Raya Idul Qurban. Pertama, pelaksanaan ibadah haji di Makkatul Mukarramah yang dilakukan saudara-saudara kita. Kedua, ibadah Qurban yang insya Allah kita pun ikut melaksanakannya. Qurban bermakna melakukan sembelihan hewan kurban yang dilakukan pada momen Idul Qurban. Baik hari Nahr tanggal 10 Zulhijah ataupun hari Tasyrik tanggal 11 sampai 13 Dulhijjah.

Hikmah Pertama ibadah Qurban yang dilakukan dengan cara menyembelih hewan kurban pada hakikatnya adalah bentuk Ekspresi Keimanan dan Ketakwaan atas perintah Allah SWT. Pengamalan qurban ini bersifat Ta’abbudi dan harus sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Memang secara fisik yang disembelih adalah hewan kurbannya, tetapi hakikat yang sampai pada-Nya adalah bentuk ketakwaan.  Hikmah yang Kedua adalah rasa syukur nikmat kepada Allah SWT. Ibadah qurban yang dilakukan kaum muslimin pada hakikatnya adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Mengapa demikian? Allah SWT telah menginstruksikan kepada manusia khususnya kaum Muslimin untuk mengungkapkan rasa syukur nikmatnya dengan istilah Tahadduts Bin Ni’mah.  Hikmah yang Ketiga adalah qurban sebagai ungkapan simpati/empati dengan sesama manusia. Ibadah qurban yang dilakukan kaum muslimin mempunyai Dua Dimensi Pokok, yaitu Dimensi Vertikal (Habluminallah) atau hubungan dengan Allah SWT sebagai landasan iman dan takwa, serta Dimensi Horizontal (Habluminannas) atau hubungan dengan sesama manusia sebagai bentuk nyata hubungan sosialnya.

Sebagaimana sejarah Nabi Ibrahim AS. yang sangat mencintai anaknya, Nabi Ismail AS. hingga Allah SWT menguji Nabi Ibrahim AS. Terhadap kecintaannya untuk di-qurban-kan sebagai wujud ketaatan pada perintah Allah SWT.

Setiap sesuatu yang dicitai manusia, dan kecintaannya kepada sesuatu itu dapat membelenggu manusia untuk bertakwa kepada Allah SWT.

Jadi, jika ‘Ismail’-nya Nabi Ibrahim AS adalah anak kandungnya sendiri, ‘Ismail-ismail’ kita saat ini bisa berwujud jabatan, kedudukan, harta benda, harga diri, maupun profesi, termasuk di dalamnya mental korupsi, kolusi dan nepotisme serta keserakahan yang menguasai manusia!

Apa yang menjadi kiasan sebagai ‘Ismail’ sesungguhnya adalah tiap sesuatu yang membuat manusia hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, dan tiap sesuatu yang dapat membutakan mata hati dan menulikan telinga manusia dari hidayah Allah SWT.

Kiranya apa dan siapa pun ‘Ismail-Ismail’ itu maka harus diqurbankan di bumi yang fana ini, sebagai bukti keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Inilah sejatinya makna terpenting ‘Idul Qurban, yakni tumbuhnya sikap kesediaan berqurban dalam kontek sosial yang lebih luas. Yakni kapan dan di mana pun kita berada rela memberikan pengorbanan yang tulus demi kemaslahatan ummah.

Dengan demikian, ibadah qurban adalah semangat pembebasan manusia dari sifat-sifat yang melekat sebagai potensi anti sosial. Sifat anti sosial yang paling berbahaya dan dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah nafsu serakah, yang melahirkan prilaku korup.

Semangat Idul Qurban sejatinya sangat relevan dengan upaya bangsa kita untuk memerangi tindak pidana korupsi yang kini makin menggurita dan melanda semua sendi kehidupan, baik yang ada di kota maupun yang ada di desa. Pada saat upaya pemberantasan korupsi yang dimotori oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat ujian dan hambatan sangat-sangat berat, maka semangat Idul Qurban dapat dijadikan spirirt untuk makin memperkuat upaya pemeberantasan korupsi.

Karena jika para pelaku qurban dan umat Islam yang merayakan Hari Haya Idul Qurban benar-benar menghayati makna ibadah Qurban pasti mereka akan terhindar dari perbuatan korup, bahkan sebaliknya lebih tebal memiliki semangat untuk secara bersama-sama melawan korupsi.

Selain itu, Kurban memiliki makna fungsi pendidikan Membentuk Pribadi Al-Mukhbitin yaitu orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mengabdi kepada Allah sehingga rela mengorbankan harta, pikiran, tenaga bahkan nyawa.

“Karakter Al-Mukhbitin yang disebutkan dalam Al Quran adalah mereka yang hatinya bergetar ketika mendengar asma Allah disebut, tangguh menaklukkan tantangan dan menjalani ujian atau kesulitan, dan penyebar perdamaian, kesejahteraan dan kebaikan."

Barokallahu Fikum......
Semoga Bermanfaat.
Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik

#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar