Menu

Sabtu, 30 Maret 2024

Hari ke - 20

Hari ke - 20
I'TIKAF MOMON REHAB DI BULAN SUCI

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Ahad, 20 Ramadan  1445 H /31 Maret 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Hadirin yang dirahmati Allah....

Surah-surah yang terkandung dalam Juz ‘Amma, pada umumnya, berbicara tentang akidah. Dan pembahasan akidah yang sangat ditekankan dalam juz terakhir ini adalah gambaran tentang hari Kiamat yang begitu mengerikan.

____________________________________________________________________
Doa Romadhan Hari Ke- 20

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ فِيْهِ أَبْوَابَ الْجِنَانِ وَ أَغْلِقْ عَنِّيْ فِيْهِ أَبْوَابَ النِّيْرَانِ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ يَا مُنْزِلَ السَّكِيْنَةِ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Yaa Allah! Bukakanlah bagiku pintu-pintu sorga dan tutupkanlah bagiku pintu-pintu neraka, dan berikanlah kemampuan padaku untuk membaca Al-Qur'an Wahai Penurun ketenangan di dalam hati orang-orang mu'min.

_________________________________________________________________

Saudaraku yang dirahmati Allah....

Tujuannya agar ketika dibaca, dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Mulai dari surah an-Naba’, an-Nazi’at, ‘Abasa, at-Takwir, al-Infithar, al-Insyiqaq, al-Ghasiyah, az-Zalzalah hingga al-Qari’ah. Semuanya membahas tentang kehancuran seisi langit dan bumi, serta akhir dari kehidupan duniawi.

Di sela-sela pembahasan akidah, terdapat pula pembahasan tentang akhlak dan falsafah hidup. Salah satunya adalah surah al-Balad.

Surah ini, menurut Sayyid Quthb dalam Tafsir fi Dzhilalil-Quran, mengandung sejumlah hakikat pokok kehidupan manusia. Di dalamnya juga terdapat isyarat-isyarat yang sarat dengan motivasi dan sentuhan-sentuhan yang mengesankan.

Berbagai persoalan yang rumit, diringkas dalam surah ini dengan gaya bahasa yang unik dan menggetarkan kalbu. Utamanya yang tercantum dalam ayat keempat. Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍۗ

Artinya : “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4)

Para mufassir menjelaskan, isyarat dari ayat ini, menunjukkan bahwa; hakikat hidup manusia, selalunya dipenuhi dengan berbagai kesulitan. Dimulai dari kesulitan saat masih dalam kandungan sang ibu: janin hampir tidak melihat cahaya, sehingga ia mendorong sampai terbuka jalan keluarnya dari rahim.

Saat terlahir, fase kehidupan yang lebih sulit dan lebih berat dimulai. Bayi yang mungil, belajar bernapas dan menghirup udara yang belum pernah ia kenal sebelumnya. Ia membuka mulut dan rahang untuk pertama kali. Lalu berteriak, dan menarik napas panjang dengan permulaan yang berat.

Kemudian proses-proses berikutnya, juga dilalui dengan penuh perjuangan. Saat disapih, tumbuh gigi, belajar berjalan, tulang punggung mulai tegak, semua hal itu, terjadi dengan penuh kesengsaraan. Dalam menuntut ilmu, seorang manusia juga merasakan banyak kesulitan.

Begitulah. Selalu ada rasa susah payah setiap kali melakukan percobaan baru.

Uniknya, al-Quran memulai pembahasan ini dengan sumpah: demi kota Makkah dan nabi yang lahir di sana, serta demi Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail.

Mengapa Allah mengawali pembahasan ini dengan banyak sumpah yang begitu istimewa?

Ibnu ‘Asyur, dalam tafsirnya at-Tahrir wa at-Tanwir, menyebutkan bahwa “Kabad” yang dimaksud dalam surah ini bukan semata kesengsaraan yang bersifat jasadi. “Kabad” dalam ayat ini bersifat umum. Maknanya bisa diperluas. Hati dan pikiran seseorang juga bisa terjebak dalam kesengsaraan yang tidak kalah peliknya dengan kesengsaraan fisik.

Dan kesengsaraan batin yang kita alami, sesungguhnya merupakan hasil dari berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Mereka yang kita anggap kawan, teman seperjuangan, terkadang, justru menjadi duri dalam daging; menggunting dalam lipatan.

Belum lagi mulut-mulut berisik yang suka ikut campur urusan hidup kita, menggunjing, menghina, bahkan memfitnah. Itu semua bisa membekas di dalam hati dan mengusik pikiran.

Sengsara batin bisa terjadi karena terlalu banyak berpikir. Akibat over thinking, seseorang bisa dilanda stres, insomnia (gangguan sulit tidur) atau bahkan anxiety; gelisah yang berlebihan.

Jika sudah demikian, terkadang seseorang menghambur-hamburkan harta demi menghibur diri. Dia menuruti hawa nafsu dalam rangka “healing” atau menenangkan pikiran.

Namun sebenarnya, dia sedang menipu dirinya sendiri. Karena melakukan tabdzir (pemborosan) tidak bisa menyembunyikan kesengsaraan yang melanda hatinya. Lalu, adakah metode healing yang islami dalam menghadapi “Kabad” atau kesengsaraan hidup?

Dalam al-Quran dengan jelas dikatakan, bahwa ketenangan hati hanya didapat dengan berzikir.

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

Artinya : “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Di bulan suci Ramadhan, kesempatan untuk merehab hati dengan zikir, sangat terbuka lebar. Khususnya di sepuluh hari terakhir, yaitu dengan ibadah i’tikaf.

I’tikaf adalah berdiam di dalam masjid dengan niat taqarrub (mendekat) kepada Allah.

Arti i’tikaf adalah sejenak menjauh dari manusia, berkontemplasi dan introspeksi diri dengan memperbanyak zikir dan tilawah. Dalam i’tikaf, hanya amal ketaatan yang dikerjakan. Dan hanya Allah tempat mengadu.

Dalam surah al-Baqarah: 187, Allah mensyariatkan ibadah i’tikaf kepada Nabi Muhammad. Dan umat-umat terdahulu juga sudah terbiasa melakukan i’tikaf, termasuk Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail (QS. Al-Baqarah: 125).

Ibunda Maryam, juga berdiam diri di mihrab dalam rangka i’tikaf, sebagaimana Allah kisahkan dalam surah Ali Imran: 37.

Maka sudah selayaknya umat Islam memanfaatkan bulan Ramadhan untuk i’tikaf, meski hanya sekali dalam setahun. Namun sayangnya, hanya sedikit yang benar-benar bersemangat menunaikan ibadah ini.

Syaikh Wahbah juga menyebutkan beberapa hikmah di balik syariat i’tikaf. Di antaranya yang paling utama adalah “Shafa’ul qalbi” (beningnya hati).

Ketika seseorang melazimi zikir, melepaskan diri dari segala hiruk-pikuk kehidupan duniawi, selalu setia menunggu waktu shalat, sehingga dengan begitu ia meraih cinta dari Allah, maka, bisa dipastikan hati orang yang demikian itu, akan bersih mengkilap.

Terlebih lagi jika waktu i’tikaf dilakukan bersamaan dengan ibadah shiyam. Jiwanya akan semakin bening dan bercahaya. Faedah i’tikaf sebagai sarana rehab hati di bulan suci, terangkum dalam perkataan Ibrahim al-Khawwash berikut ini:

دَوَاءُ الْقَلْبِ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ: قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ بِتَدَبُّرٍ، وَخُلُوُّ الْبَطْنِ، وَقِيَامُ اللَّيْلِ، وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ السَّحَرِ، وَمُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَ

Artinya : “Penawar hati yang sakit itu ada lima perkara: membaca al-Quran dengan tadabbur, perut yang kosong, qiyamul lail, berkeluh kesah pada Allah pada waktu sahur, dan bermajlis dengan orang-orang saleh.” (Ar-Risalah al-Qusyairiyah, al-Qusyairi, 1/104)

Kelima hal tersebut akan didapat dengan menjalan i’tikaf di bulan Ramadhan. 

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم , فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

(Aqulu qawli hadza wa astaghfirallahi li walakum, fastaghfiruh innah hu huwal ghafur rahim)

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah......!! Bukakanlah bagiku pintu-pintu sorga dan tutupkanlah bagiku pintu-pintu neraka, dan berikanlah kemampuan padaku untuk membaca Al-Qur'an Wahai Penurun ketenangan di dalam hati orang-orang mu'min.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi taujiah kultum Ramadhan
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar