Menu

Rabu, 31 Agustus 2022

SAUDARAKU, PERNAHKAH SEBERDOSA INI..?

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini Kamis, 4 Safar 1444 H / 1  September  2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Yuuuk kita simak, seberapa banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi kita tidak menyadarinya... 

Semakin kutahu
Jika pepohonan dijadikan pena
Dan laut menjadi tinta 
Niscaya takkan pernah cukup
Tuk menuliskan semua nikmat-Nya 

Lelah. Rasanya terlalu lelah untuk terus berdo’a kepada Allah. Hari ini entah sudah kesekian kalinya aku meminta, tapi tak jua Dia mengabulkan permintaanku. Pekan lalu, saat ku membutuhkan pertolongan-Nya, Ia tak segera mengulurkan tangan-Nya. Ah, jangankan yang baru-baru ini, puluhan bahkan ratusan pintaku bulan-bulan sebelumnya, juga tahun sebelumnya, kalau kuingat-ingat, belum juga terkabulkan. 

Tapi, apa salahnya malam ini ku mencoba berdialog kembali dengan-Nya, semoga saja ia mau mendengar. Baru saja kususun jemari ini, belum sempat baris kata-kata yang sebelumnya sudah kurangkai indah di dalam benakku deras terburai keluar dari mulutku, mataku menangkap tajam jemariku yang bergerak … 

Astaghfirullaah … seketika dadaku sesak. Berdegub kencang. Ingin kuhapus kata-kataku diatas. Tapi sudah terlanjur tumpah. Aku malu telah lancang kepada-Nya dan menihilkan semua yang telah diberikan-Nya. 

Sedetik kemudian, seiring dengan menggenangnya air di pelupuk mata ini yang siap tumpah bagai gelombang yang menunggu perintah menghantam karang, benakku sudah disesaki dengan jutaan tanya … 

Pernahkah aku meminta kepada Nya untuk memberikan kepadaku jemari yang lengkap dan indah ini, sehingga aku bisa banyak berbuat dengan kesempurnaan penciptaan ini. Aku tak pernah meminta sebelumnya agar Ia melengkapi tanganku ini dengan jemari, aku juga tak pernah berdo’a untuk berbagai kesempatan hingga detik ini aku masih bisa menggerakkan, dan menyentuh dengan jemariku ini. Tapi sampai detik ini, Dia masih memberikannya kepadaku … 

Harus kusentuh lagi beberapa anggota tubuh ini. Kemudian aku berdiri, subhanallah, aku masih bisa berdiri. Padahal aku tak pernah sebelumnya meminta agar terus ditetapkan memiliki dua kaki sempurna, tapi Dia masih terus memberikannya. Kupandangi, ups… sebelum kulanjutkan … dengan apa aku memandang? Pernahkah aku meminta Dia menganugerahiku sepasang mata indah ini? Sehingga semua terasa begitu indah untuk dinikmati, semua alam dan lukisan semesta menjadi penghibur hati dengan adanya dua mata ini. Kuyakin juga –aku tak pernah lupa- tak pernah memohon kepada-Nya untuk tetap memberiku dua telinga dengan fungsi pendengaran yang baik. Tapi kenapa aku masih bisa mendengar? 

Test … test … satu, satu, dua tiga …. 

Sengaja aku mengetes suaraku. Masih jelas terdengar. Tapi, bukankah Dia memberikannya begitu saja kepadaku tanpa pernah aku memintanya? Lalu aku berjalan, Alhamdulillah aku masih bisa berjalan. Keluar kamar, ke ruang tengah, kulihat masih terlihat sederet makanan di meja makan, kucicipi sepotong tahu. Enak, ya enak. Tapi kenapa aku masih bisa merasakan nikmatnya sepotong tahu? Juga segarnya menyeruput sebotol juice buah yang kuambil dalam kulkas? Yang pasti, tak pernah barisan kata pinta terucap tuk sekedar memohon agar tetap diberikan kemampuan merasa … 

Kuterus berjalan. Ke kamar mandi. Ada air. Kusentuh segarnya air itu. aah, sejak kapan aku merasakan kesegaran ini. Mungkinkah ketika terlahir dulu sempat aku meminta kepada-Nya agar dikaruniakan kesegaran macam ini? atau … hhhhhh, kuhirup udara malam yang sejuk. Eh, apa pernah aku minta Dia tak menyetop pasokan udara untukku? Bahkan … aku masih hidup, aku masih hiduuup (teriakku) … siapa yang tahu dan bisa menerka sampai kapan aku masih bisa menikmati hidup. Tapi yang jelas tak pernah sekalipun keluar dari mulut ini rangkaian kata: “Tuhan, terima kasih atas semua nikmat Mu, sampai hari ini.” 

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan PertolonganMU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar