Menu

Senin, 16 September 2024

Bagian 2

MENGAJARKAN RIDHA DAN QANA’AH PADA ANAK
(bagian 2)
Oleh : https://muslimah.or.id/author/triani

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Selas 13 Rabi'ul-Awal 1446 H /17 September 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Saudaraku...!

Tiga Komponen dalam Mendidik

Menanamkan akhlak ridha di dalam jiwa anak-anak, tidak akan bisa dengan semata-mata mengatakan, “Kamu harus qana’ah.”, “Kamu harus ridha!”, dan anak langsung menjadi anak yang qana’ah dan ridha. Hal ini tidak akan terjadi, karena pendidikan adalah suatu proses yang harus melibatkan tiga komponen:

  1. Kognitif
  2. Emosional
  3. Perilaku

Contohnya dengan menceritakan kisah atau hadis yang berkaitan dengan ridha, seperti:

وارضَ بما قَسَمَ اللهُ لكَ تكُنْ أغْنَى الناسِ

Artinya : “Ridhalah dengan apa yang Allah bagikan kepadamu, maka engkau akan jadi manusia yang paling kaya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2305)

Juga perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

ليسَ الغِنَى عن كَثْرَةِ العَرَضِ، ولَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Artinya : “Kekayaan bukanlah dengan banyaknya harta, akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

Ini adalah komponen kognitif yang diperlukan untuk membuat anak yakin. Setelah itu, diceritakan manfaat akhlak qana’ah dan ridha. Sehingga anak akan mencoba untuk menyukainya, inilah komponen emosional. Kemudian dengan berlatih dan menunjukkan teladan dalam akhlak qana’ah dan ridha yang dilakukan oleh orang tua. Ini merupakan komponen perilaku. Ketika ketiga komponen ini sudah bersinergi, maka anak akan mencoba hal tersebut di situasi dan kondisi yang berbeda. (Kaifa Turabbi Thiflaka ‘ala ar-Ridha wa al-Qana’ah, ‘Imad Hijazi)

Bahaya Saat Akhlak Ridha dan Qana’ah Tidak Dimiliki Anak

Senjata yang memalukan

Karena anak belum bisa menemukan solusi ketika dia tidak bisa memiliki apa yang dia inginkan, dia terpaksa berteriak, menangis, dan keras kepala. Ini menjadi senjata mereka.

Mudah membenci

Ketika anak menginginkan sesuatu akan tetapi dia tidak bisa mendapatkannya, lalu dia melihat hal yang diinginkannya tersebut bisa didapatkan oleh orang lain, hal ini bisa menumbuhkan kebencian terhadap apa yang disukai orang lain.

Merusak apa yang dimilki oleh orang lain

Karena anak tidak mempunyai akhlak qana’ah sehingga dia membenci apa yang orang lain miliki dan menghancurkannya. Meski ayah dan ibunya sudah mengajaknya berdiskusi, hal tersebut tidak memberikan solusi karena anak sudah terlanjur keras kepala.Mencegah Bahaya Hilangnya Qana’ah dan Ridha

Hal di atas bisa dicegah, dengan cara:Mengajarkan anak menabung

Mengajarkan anak ketika tabungannya sudah banyak dan cukup, lalu anak menginginkan sesuatu di luar kebutuhannya, maka dia bisa membelinya sendiri. Seperti: mainan, permen, dan lain-lain.Menjelaskan kebutuhan ibu dan ayah

Menjelaskan bahwa kebutuhan ayah dan ibu juga dikeluarkan dari tabungan masing-masing, bukan dari tabungan kebutuhan rumah tangga.

Bertanya tentang seberapa penting barang tersebut untuk dibeli

Coba tanyakan anak, seberapa penting barang tersebut untuk dibeli. Misal, ”Beli ini untuk apa?”; “Apakah sesuai dengan harganya?”; “Apa manfaatnya?”; “Apakah ada alternatif lebih murah yang sebanding fungsinya?”Memberikan hak untuk memilihAnak punya hak memilih untuk menggunakan sesuatu yang ia inginkan. Maka kita harus menghargai pilihannya meski kita tidak menginginkannya.

Anak di zaman kita ini selalu mencari cara bagaimana agar mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dan mengoleksi barang-barang tertentu. Itu merupakan dampak dari media sosial, iklan, kebiasaan hedonisme, serta lingkungan. Iklan dan gaya hidup orang lain yang konsumtif dengan mudah kita temui di mana saja: televisi, jalan, majalah, serta internet. Iklan tersebut dibuat sedemikian rupa untuk menarik pembeli dan ada harapan senang ketika produk tersebut sudah dibeli.

Anak terkadang tidak menyadari sudah berapa mainan yang dia punya. Ketika dia melihat mainan yang dipajang di toko, dia menginginkannya. Anak tidak menyadari berapa banyak pakaian yang ada di lemarinya. Ketika dia melihat pakaian yang menarik hatinya di toko, dia pasti menginginkannya.

Melindungi Anak dari Perilaku Konsumtif 

Melindungi anak-anak dari perilaku konsumtif bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, kebiasaan dan budaya yang kita terapkan di rumah bisa mengurangi efeknya. Dengan mengajari anak hal-hal berikut:

Tidak menganggap belanja adalah hiburan dan kesenangan

Di antara perkara yang sudah tersebar di kehidupan masa kini, yang juga berbahaya secara psikologis dan sosial, yaitu menganggap berbelanja itu menyenangkan. Dikarenakan lemahnya karakter qana’ah yang dimiliki anak-anak, bahkan orang dewasa sekali pun. Sehingga akan menimbulkan perilaku konsumtif pada diri. Banyak berbelanja sesuatu yang tidak dibutuhkan pada akhirnya akan menjadi candu.

Mengurangi melihat iklan

Iklan ada di mana-mana, baik di televisi atau media sosial. Mengurangi anak menonton sejak dini, maka anak akan terhindar dari paparan iklan-iklan barang yang tidak dibutuhkannya. Gunakan waktu tersebut untuk hal yang lebih bermanfaat sehingga anak bisa dialihkan perhatiannya dari menghabiskan waktu di depan televisi atau media lainnya.

Kesadaran

Orang tua perlu mengajarkan pada anak tentang resiko menonton iklan. Memberi kesadaran pada anak bahwa apa yang ia lihat tidak harus ia miliki. Saat menjelaskan hal ini, dorong kesadaran dan penerimaan anak bahwa iklan-iklan tersebut hanya ingin mempengaruhi kita untuk membeli serta menghabiskan uang yang seharusnya bisa dibeli untuk keperluan lebih penting dan lebih bermanfaat. (Kaifa Nurabbi Abna-ana ‘ala al-Qana’ah fi ‘Alam Istihlakiyyah, Mi ‘Abbas, dengan perubahan)

(Al-Akhlaq Al-Islamiyyah wa Asasuha, Abdurrahman Al-Maidaniy, dengan perubahan)

Lanjut ke Bagian ke 3.........

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : https://muslimah.or.id/18799-mengajarkan-ridha-dan-qanaah-pada-anak-bag-1.html
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar