بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Kamis 29 Rabi'ul-Awal 1446 H / 3 Oktober 2024
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Saudaraku...!
Dalam aktivitas di dunia tentu harapannya dapat menjadi aktivitas yang membawa bekal kita ke akhirat kelak. Apapun yang kita lakukan, aktivitas apapun yang kita kerjakan, profesi apapun yang kita pegang hari ini. Harapannya, aktivitas, kegiatan, dan profesi tersebut dapat mengantarkan kita pada kebaikan di akhirat kelak atau bahkan semua itu menjadi ladang amal bagi kita di akhirat kelak.”
Dalam al-Qur’an yang menerangkan tentang
mencari bekal untuk kehidupan akhirat. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ وَلَا
تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيۡكَۖ
وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ
Artinya: Dan carilah (pahala) negeri akhirat
dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kamu, tetapi janganlah kamu
lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (QS.
Al-Qashash: 77)
Dalam ayat tersebut Allah Subhanahu Wa
Ta’ala menggambarkan bahwa kita diperintahkan untuk mencari kehidupan di
akhirat kelak, tetapi kita jangan sampai melupakan aktivitas kita di dunia.
“Sebagai
gambaran bahwa kita bisa menomor satu kan akhirat, tetapi tidak bisa
menomorduakan dunia. Dari ayat tersebut jelaslah bahwa sosok yang bisa
betul-betul selamat yang mendapatkan banyak kenikmatan dan karunia adalah sosok
yang mampu menyeimbangkan akhirat dan dunia nya. Mampu menjadikan aktivitas
dunia menjadi bekal akhiratnya.
Setidaknya ada empat karakter yang harus
diperhatikan agar aktivitas dunia kita berpengaruh pada kehidupan akhirat
kelak:
PERTAMA, memiliki karakter “al-Fahmu (pemahaman)”.
Paham dan mengerti banyak yang memerintahkan kepada kita untuk mengetahui
terlebih dahulu sesuatu sebelum mengerjakannya. Itu tidak hanya berkaitan
dengan masalah keduniaan, tetapi juga berkaitan dengan aspek ibadah. Ibadah
sendiri adalah aspek dan interaksi langsung antara kita dengan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Kita diperintahkan untuk belajar tentang salat sesuai dengan apa
yang diajarkan oleh Rasulullah. Kita dituntut untuk belajar berbagai macam hal
terkait dengan ajaran-ajaran agama termasuk di dalamnya aktivitas-aktivitas dan
kegiatan-kegiatan yang kita lakukan, serta profesi yang kita jalani untuk
dipastikan di dalamnya terdapat prinsip al-fahmu.
Kita
paham dan mengerti apa yang sedang atau akan kita lakukan. Jangan sampai kita
melakukan sesuatu yang tidak kita pahami atau kita mengerjakan sesuatu yang
jauh dari nilai-nilai pemahaman kita. Kita harus paham bahwa setiap aktivitas
ada pertanggungjawabannya. Ketika aktivitas-aktivitas tersebut dilandasi dengan
pemahaman dan literasi yang tepat, maka insya
Allah itu akan membawa bekal di akhirat kelak. Rasulullah
Saw bersabda:
كلكم راع و كلكم مسؤول عن راعيته
Artinya: Setiap kamu adalah pemimipin, dan setiap
kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpin.
“Maka dari
itu, aktivitas kita kegiatan kita pekerjaan kita profesi kita mari kita
lakukan dengan keahlian dan profesionalitas kita. Kita mengerti bahwa ini
adalah pekerjaan yang memang harus kita lakukan dengan benar.
KEDUA, karakter “ath-Tha’ah (ketaatan)”. Pemahaman ini
juga harus didasarkan dengan ath-Tha’ah yaitu
ketaatan kepada Allah Swt. Segala aktivitas dan profesi yang dilakukan adalah
sebagai wujud daripada ketaatan kepada-Nya. Interaksinya adalah interaksi
yang halalan thayyiban. Life style-nya halalan thayyiban. Gerak-geriknya halalan thayyiban. Inilah
pribadi orang-orang yang beriman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا
رَزَقۡنَٰكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِلَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah
dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah,
jika kamu hanya kepada-Nya menyembah. (QS. Al-Baqarah: 172)
Ketika kita paham, lalu melakukan sesuatu
sesuai dengan pemahaman, kemudian pemahaman itu diwujudkan dengan ketaatan
kepada Allah, maka pastilah perbuatan itu menjadi perbuatan yang bernilai dan
kelak menjadi bekal di akhirat.
KETIGA, karakter
ikhlas. Setelah paham apa yang dilakukan dan apa yang dilakukan sebagai
wujud ketaatan kepada Allah. Selanjutnya adalah harus dilakukan dengan
keikhlasan. Ikhlas adalah melakukan sesuatu dengan sebenar-benarnya untuk Allah
dan sebenar-benarnya hasil dari pemahaman dan ketaatan kepada-Nya. Wujud ikhlas
tidak ada kaitannya dengan imbalan, apakah akan mendapatkan imbalan atau tidak.
Ketika kita tahu bahwasanya suatu perbuatan itu sifatnya sukarela, lalu kita
melakukannya dengan semena-mena maka itu jauh dari yang namanya ikhlas.
KEEMPAT, karakter “ats-Tsabat”. Tsabat artinya kuat
pendirian. Dalam menjalani aktivitas tentu ada godaan dan tantangannya. Apakah
itu dalam rangka untuk belajar memahaminya, atau apakah itu dalam rangka
bercampur dengan sesuatu yang halal atau tidak, atau apakah ada kaitannya
dengan motivasi atau lain sebagainya, tetapi ketika itu dibingkai dengan Tsabat
yaitu kuat pendirian, maka akan muncul kesabaran ketika diuji dan akan
muncul kesyukuran ketika diberi kenikmatan. Kemudian senantiasa istiqamah
dalam menjalankannya.
Itulah setidaknya empat karakter penting
yang harus terus kita tumbuhkan, sehingga aktivitas kita benar-benar aktivitas
yang dapat menjadi bekal di akhirat kelak. Agak sulit menjalani aktivitas dunia
ketika aktivitas itu jauh dari pemahaman dan jauh dari nilai yang benar,
apalagi jauh dari prinsip-prinsip ketaatan dan kepatuhan yang dilakukan dengan
motivasi yang jauh dari keikhlasan. Dilakukan dengan sembarangan. Dikerjakan
dengan asal-asalan, maka pastilah itu perbuatan yang jauh dari bernilai ketika mengharap
di akhirat kelak.
Karakter
yang penuh dengan pemahaman dari hanya sekedar ikut-ikutan. Mengedepankan
aspek yang halal dan Thayyib daripada menghalalkan segala cara. Apalagi
itu jauh dari nilai-nilai yang halal dan thayyib. Dia mau berinteraksi dengan
sekuat tenaga dengan penuh keyakinan ketika itu dilaksanakan secara istiqamah
Allah akan menjadikan semua perbuatan kita di dunia ini, aktivitas kita
termasuk di dalamnya profesi kita bernilai.” (Ustaz Aly Aulia, Lc.M.Hum).
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar