Menu

Sabtu, 19 April 2025

3 TINGKATAN ORANG BERPUASA

3 (TIGA) TINGKATAN ORANG BERPUASA MENURUT IMAM AL-GHAZALI


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini Ahad 21 Syawal  1446 H /20 April 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

Dalam kaidah bahasa Arab Istilah puasa disebut “As-Shiyaam” atau “As-Shaum” yang berarti “Menahan”. Sedangkan menurut yang dikemukakan oleh Syeikh Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Qasim Asy-Syafi’i dalam kitabnya “Fathul Qarib” bahwa berpuasa adalah menahan dari segala hal yang membatalkan puasa dengan niat tertentu pada seluruh atau tiap-tiap hari yang dapat dibuat berpuasa oleh orang-orang Islam yang sehat, dan suci dari haid dan nifas.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam QS Al-Baqarah, 183, yang artinya : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa seperti juga yang telah diwajibkan kepada umat sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertakwa”. (QS al-Baqarah, 183).

Ayat tersebut merupakan landasan syariah bagi puasa Ramadan. Ayat tersebut berisikan tentang seruan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada orang-orang beriman untuk berpuasa.

Tentunya setelah kita mengetahui pengertian dan hukum puasa Ramadhan maka kita juga harus tahu mengenai Tingkatan tingkatan Orang Berpuasa, Mengutip  pesan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin Puasa memiliki Tiga Tingkatan. Yakni Puasanya Orang Awam (Puasa Umum), Puasanya Orang Khusus ‎dan Puasa Khusus buat Orang Khusus.

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menerangkan tingkatan dalam berpuasa. Shaumul umum, Shaumul ‎khusus, dan Shaumul khususil khusus. Ketiganya bagaikan tingkatan tangga yang manarik orang berpuasa agar bisa mencapai tingkatan yang Khususil Khusus.

Umat muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadan perlu mengetahui hakikat puasa dan tingkatannya. Orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan pasti merasakan lapar dan dahaga. Berikut tiga tingkatan orang berpuasa menurut Imam Al-Ghazali,"

Bagi Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan perlu mengetahui hakikat puasa dan tingkatannya. Jangan sampai kita termasuk golongan yang disebutkan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dalam sabda beliau : "Berapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja." (HR Ibnu Majah No 1690)."

Sejatinya, hikmah berpuasa adalah hadirnya sifat takwa dalam diri seorang Muslim, karena puasa membiasakan seorang Muslim untuk takut kepada Allah dalam kondisi sembunyi maupun ramai.

Ulama bergelar Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali menjelaskan Tiga Tingkatan orang puasa di bulan Ramadhan. Berikut penjelasannya dalam Kitab Ihya `Ulumuddin :

Ketahuilah, bahwa puasa ada tiga tingkatan : (1) Puasanya Orang Umum (kebanyakan), (2) Puasa Orang Khusus, dan (3) Puasa Khusus Al-Khusus.

1. Puasa Orang Umum

Sekadar menahan perut (dari makan dan minum) dan kemaluan dari dorongan syahwat atau keinginan berjimak. Tingkatan ini merupakan puasanya kelas awam.

2. Puasa Orang Khusus

Menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan semua anggota badan dari berbagai dosa. Tingkatan ini masuk golongan kelas istimewa.

3. Puasa Khusus Al-Khusus (Super Khusus)

Yaitu puasanya hati dari hasrat dunia, pikiran tentang dunia, dan menahan diri dari apa pun selain Allah Ta`ala. Tingkatan ini merangkumi puasa di atas dan disempurnakan pula dengan puasa Hati dari semua keinginan lahir dan batin. Inilah tingkatan puasa paling istimewa."

Lantas, sudah berada dimana tingkatan puasa kita selama ini?

Upaya Imam Al-Ghazali mengklasifikasi orang berpuasa ke dalam tiga level tersebut, tak lain tujuannya adalah agar kita yang setiap tahun berpuasa Ramadhan bisa menapaki tangga yang lebih tinggi dalam kualitas ibadah puasanya.

Demikian tiga tingkatan puasa menurut Imam Al-Ghazali. Semoga kita termasuk golongan istimewa yang mendapatkan Ridho dan Ampunan Allah, bukan sekadar menahan lapar dan dahaga saja."

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Ahmad Anshori, Lc.
Artikel : Muslim.or.id

#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar