Menu

Sabtu, 03 Mei 2025

Bagian Dua

CARA MENGATASI KEMALASAN DALAM IBADAH: PANDUAN ISLAMI BERDASARKAN DALIL SHAHIH
(Bagian Dua)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini Ahad  6 Dzulqaidah  1446 H /4 Mei 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

Kemalasan adalah salah satu penghalang terbesar dalam menjalankan ibadah dan meraih kesuksesan dunia serta akhirat. Dalam Al-Qur’an, Allah mencela orang-orang munafik yang malas dalam shalat dan hanya melakukannya untuk pamer

Kemalasan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya yang paling utama adalah sebagai berikut:

1. Kemalasan dan Futur Secara Umum dalam Semua Ibadah

Jenis kemalasan ini ditandai dengan kebencian terhadap ibadah dan tidak adanya keinginan untuk melaksanakannya. Ini adalah ciri khas orang-orang munafik, karena mereka adalah golongan yang paling malas, enggan, dan berat dalam menjalankan ketaatan.

Allah berfirman tentang mereka dalam ayat yang sudah disebut di atas, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, padahal Dialah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka melakukannya dengan malas. Mereka bermaksud riya’ di hadapan manusia, dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa: 142)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَثْقَلُ الصَّلاَةِعَلَى المُنَافِقِينَ: صَلاَةُ الْعِشَاءِ، وَصَلاَةُ الْفَجْرِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً».مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Artimya : “Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada dalam kedua shalat tersebut, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak.” (HR. Bukhari, no. 644 dan Muslim, no. 651).

Kata “paling berat” dalam hadis ini menunjukkan bahwa selain dua shalat tersebut juga terasa berat bagi mereka, tetapi Isyak dan Subuh adalah yang paling berat.

Shalat Isyak dan shalat Shubuh berat bagi orang-orang munafik karena banyak alasan yang bisa dicari-cari untuk meninggalkannya. Waktu Isyak adalah waktu untuk rehat. Waktu Shubuh adalah waktu enak untuk tidur. Waktu Isyak dan waktu Shubuh adalah waktu gelap malam, untuk berbuat riyak itu sedikit sekali karena sedikit yang menyaksikan kedua shalat tersebut.

2. Kemalasan dan Futur dalam Sebagian Ibadah

Kemalasan ini muncul hanya dalam beberapa bentuk ibadah tertentu. Penderitanya tidak sampai membenci ibadah, tetapi ia kehilangan semangat atau memiliki keinginan yang lemah dalam melaksanakannya. Ini adalah kondisi yang dialami oleh banyak orang fasik dan mereka yang tenggelam dalam hawa nafsu.

Kedua jenis kemalasan ini berasal dari penyakit hati, yang tingkat keparahannya tergantung pada kondisi masing-masing individu. Penyakit orang-orang munafik jauh lebih berat dibandingkan dengan penyakit yang diderita oleh orang fasik dan pecinta dunia. Mereka mungkin memiliki tubuh yang sehat dan kuat, sebagaimana firman Allah,

۞ وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ ۖ

Artimya : “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh mereka membuatmu kagum.” (QS. Al-Munafiqun: 4)

Namun, hati mereka sebenarnya sakit, sebagaimana firman-Nya,

فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ

Artimya : “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah: 10)

3.  Kemalasan dan Futur yang Bersifat Fisik, Bukan Karena Penyakit Hati

Jenis kemalasan ini berbeda dengan dua yang sebelumnya. Penderitanya masih memiliki keinginan untuk beribadah dan merasa sedih jika melewatkannya, tetapi ia tetap malas dan kurang bersemangat. Misalnya, seseorang yang ingin bangun malam untuk shalat tahajud, tetapi tetap tidak melakukannya meskipun sudah terbangun, atau seseorang yang berniat mengkhatamkan Al-Qur’an setiap bulan, tetapi bulan-bulan berlalu tanpa ia menyelesaikannya. Ia juga menyukai puasa, tetapi jarang melakukannya.

Banyak orang—termasuk orang-orang saleh dan juga mereka yang bergelimang hawa nafsu—terjebak dalam jenis kemalasan ini. Allah menegur mereka dalam firman-Nya,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ ٱنفِرُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱثَّاقَلْتُمْ إِلَى ٱلْأَرْضِ ۚ

Artimya : “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa ketika dikatakan kepada kalian, ‘Berangkatlah untuk berperang di jalan Allah,’ kalian merasa berat dan ingin tetap tinggal di bumi?” (QS. At-Taubah: 38)

Kemalasan jenis ini bisa berkembang menjadi bentuk yang lebih parah, di mana seseorang akhirnya juga mengalami kemalasan hati dalam sebagian ibadahnya.

1. Kemunafikan Menyebabkan Kemalasan dalam Ibadah

Sifat munafik pasti akan membawa seseorang pada kemalasan dalam beribadah.

2. Menunda-Nunda Pekerjaan (Taswif)

Kebiasaan menunda-nunda adalah penyakit berbahaya yang dapat membunuh semangat dan produktivitas. Kata “nanti saja” (sawfa) adalah salah satu pasukan Iblis yang menjerumuskan manusia dalam kelalaian.Baca juga: Bahaya Sikap Menunda-Nunda

3. Kenyang BerlebihanIbnu Qudamah rahimahullah berkata, “Terlalu banyak makan akan menyebabkan kemalasan dan futur (kelemahan semangat).” (Mukhtashar Minhajul Qashidin)

4. Tidak Berdzikir, Berwudhu, atau Shalat Saat Bangun Tidur

Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setan mengikat tiga simpul di bagian belakang kepala seseorang ketika ia tidur. Setiap simpul ia pukul seraya berkata: ‘Malam masih panjang, tidurlah!’ Jika orang tersebut bangun lalu berdzikir kepada Allah, maka terlepaslah satu simpul. Jika ia berwudhu, maka terlepaslah satu simpul lagi. Jika ia kemudian melaksanakan shalat, maka terlepaslah seluruh simpul tersebut. Akhirnya, ia akan bangun dalam keadaan bersemangat dan jiwa yang baik. Namun, jika tidak, maka ia akan bangun dalam keadaan jiwa yang buruk dan malas.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Menguap Tanpa Menutup Mulut dan Tidak Berusaha Menahannya

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ ؛ فَإنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Artimya : “Apabila salah seorang di antara kalian akan menguap, hendaklah ia letakkan tangannya pada mulutnya, karena setan akan masuk.” (HR. Muslim, no. 2995)

Menguap merupakan tanda kemalasan dan bisa mengganggu kekhusyukan dalam ibadah. Oleh karena itu, menguap dianggap berasal dari setan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّثاؤُبُ مِنَ الشَّيْطانِ، فإذا تَثاءَبَ أحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ ما اسْتَطاعَ ، فإنَّ أحَدَكُمْ إذا قالَ: ها، ضَحِكَ الشَّيْطانُ

Artimya : “Menguap itu berasal dari setan. Jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia menahannya sebisa mungkin. Sebab, jika ia berkata ‘haa’ (saat menguap), setan akan tertawa.” (HR. Bukhari, no. 3289; Diriwayatkan juga oleh HR. Al-Bukhari, no. 6223, dan HR. Muslim, no. 2994).

Semoga manfaat. Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat malas yang buruk.


Besambung ke bag. 3

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Referensi: Al-Kalim Ath-Thayyib – Al-Kasal9 Ramadhan 1446 H @Pesantren Darush Sholihin
Oieh : Dr. Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com 

#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar