Menu

Minggu, 04 Mei 2025

Bagian Tiga

CARA MENGATASI KEMALASAN DALAM IBADAH: PANDUAN ISLAMI BERDASARKAN DALIL SHAHIH
(Bagian Tiga)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini Senin  7 Dzulqaidah  1446 H /5 Mei 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

Kemalasan adalah salah satu penghalang terbesar dalam menjalankan ibadah dan meraih kesuksesan dunia serta akhirat. Dalam Al-Qur’an, Allah mencela orang-orang munafik yang malas dalam shalat dan hanya melakukannya untuk pamer

1. Memohon Pertolongan kepada Allah dengan Doa dan Dzikir

Salah satu cara terbaik untuk menghindari kemalasan adalah berdoa kepada Allah dan memohon perlindungan dari kelemahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dzikir pagi yang mengandung permintaan perlindungan dari sifat malas adalah:

 

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

ASH-BAHNAA WA ASH-BAHAL MULKU LILLAH WALHAMDULILLAH, LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIR. ROBBI AS-ALUKA KHOIRO MAA FII HADZAL YAUM WA KHOIRO MAA BA’DAHU, WA A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA FII HADZAL YAUM WA SYARRI MAA BA’DAHU. ROBBI A’UDZU BIKA MINAL KASALI WA SU-IL KIBAR. ROBBI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZABIN FIN NAARI WA ‘ADZABIN FIL QOBRI.

Artinya: “Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.” (Dibaca 1 x) (HR. Muslim no. 2723. Lihat keterangan Syarh Hisnul Muslim, hlm. 161).

2. Menjaga Sikap Seimbang dalam Kehidupan

Sikap moderat atau keseimbangan adalah prinsip hidup yang dianjurkan dalam Islam. Allah menyebut umat ini sebagai umat yang pertengahan dalam firman-Nya,

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَٰكُمْ أُمَّةً وَسَطًا

“Dan demikianlah Kami menjadikan kalian sebagai umat yang pertengahan.” (QS. Al-Baqarah: 143)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan bahaya sikap berlebihan dengan bersabda,

هلَكَ المُتنطِّعون، هلَكَ المُتنطِّعون، هلَكَ المُتنطِّعون.

“Celakalah orang-orang yang berlebih-lebihan dalam agama! Celakalah mereka! Celakalah mereka!” (HR. Muslim, no. 2670)

3. Berlomba dalam Kebaikan dan Bersegera Melakukannya

Allah memuji orang-orang beriman yang bersegera dalam kebaikan dan memerintahkan untuk berlomba dalam meraih ampunan dan surga-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Artimya : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

سَابِقُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ

Artimya : “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Hadid: 21)

Allah juga memuji para nabi dengan firman-Nya,

إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ

Artimya : “Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam kebaikan dan berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan takut, dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 90)

Dalam Surah Al-Waqi’ah, Allah menjelaskan keutamaan orang-orang yang berlomba dalam iman dan kebaikan,

وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ أُوْلَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ

Artimya : “Dan orang-orang yang terdahulu (dalam kebaikan), mereka itulah yang didekatkan kepada Allah.” (QS. Al-Waqi’ah: 10-11)

4. Membiasakan Diri dengan Aktivitas Fisik dan Olahraga

Syaikh Jamaluddin Al-Qasimi mengatakan,

يُعَوَّد في بعض النَّهار المشي والحركة والرِّياضة حتى لا يغلب عليه الكَسَل

Artimya : “Seseorang disarankan untuk melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki dan berolahraga di siang hari agar tidak dikuasai oleh kemalasan.” (Mau’izhah Al-Mu’minin, karya Jamaluddin Al-Qasimi)

5. Mengatur Pola Tidur dengan Baik

Syaikh Abdul Aziz As-Salman berkata,

ينبغي أن يُمْنَع مِن النَّوم نهارًا؛ فإنَّ ذلك يورث الكَسَل في حقه، ولا يمنع مِن النَّوم ليلًا، لأنَّ منعه مِن النَّوم في اللَّيل يورث الملَالة، ويُضْعِف عن مكابدة النَّوم وشدَّة النُّعاس

“Seseorang sebaiknya tidak terlalu banyak tidur di siang hari karena bisa membuatnya menjadi malas. Namun, ia tetap perlu tidur di malam hari, karena jika tidak, ia bisa merasa jenuh dan sulit menahan rasa kantuk yang berlebihan, yang pada akhirnya bisa mengganggu aktivitas dan ibadahnya.” (Mawârid Azh-Zham’ân, karya Abdul Aziz As-Salman)

Dalam Islam, pola tidur yang dianjurkan adalah yang seimbang, tidak terlalu banyak tidur tetapi juga tidak kurang tidur sehingga mengganggu aktivitas dan ibadah. Dari hadits dan riwayat ulama, pola tidur yang baik meliputi:

  • Tidur lebih awal di malam hari dan bangun untuk tahajud atau shalat Subuh.
  • Tidak begadang tanpa alasan penting, seperti hiburan atau hal yang tidak bermanfaat.
  • Menghindari terlalu banyak tidur di siang hari, karena bisa menyebabkan kemalasan.
  • Tidur siang sejenak (qailulah) sebelum atau setelah Zuhur untuk menyegarkan tubuh.

Semoga manfaat. Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat malas yang buruk.

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

Referensi: Al-Kalim Ath-Thayyib – Al-Kasal9 Ramadhan 1446 H @Pesantren Darush Sholihin
Oieh : Dr. Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com 

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Referensi: Al-Kalim Ath-Thayyib – Al-Kasal9 Ramadhan 1446 H @Pesantren Darush Sholihin
Oieh : Dr. Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com 

#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar