KEUTAMAAN PUASA TASUA DAN
ASYURA DAN HUKUMNYA PUASA DI HARI SABTU
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Jum'at 9 Muharam 1447 H /4 Juli 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ
لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي
تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ:
Ma'asyiral
Muslimin Rahimakumullah,
Segala puji bagi
Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan kita kesempatan
untuk hadir di hari yang mulia ini, hari Jumat. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, keluarga,
para sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Kita saat ini berada di bulan Muharram, salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah. Di antara hari-hari istimewa di bulan Muharram adalah tanggal 9 dan 10 Muharram, yang kita kenal sebagai Hari Tasu'a dan Hari Asyura.
Keutamaan
Puasa Asyura
Puasa pada hari Asyura (10
Muharram) memiliki keutamaan yang luar biasa terkait dengan pengampunan
dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ
الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ
الْمَاضِيَةَ
"Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah ﷺ ditanya tentang puasa hari Asyura, maka beliau menjawab: 'Ia menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.'" [HR. Muslim]
Ini adalah fadhilah atau
keutamaan yang luar biasa. Dengan satu hari puasa, Allah mengampuni dosa-dosa
kita selama setahun penuh yang telah berlalu. Tentu saja, dosa
yang dimaksud di sini adalah dosa-dosa kecil.
Jemaah sekalian yang dimuliakan Allah
Hikmah Puasa Asyura
Hari Asyura adalah
hari yang dimuliakan dalam sejarah karena pada hari itulah Allah menyelamatkan
Nabi Musa Alaihi Salam dan Bani Israil dari Fir'aun dan
tentaranya yang zalim. Nabi ﷺ ketika datang ke Madinah,
melihat kaum Yahudi berpuasa pada hari itu, kemudian beliau bertanya terkait
puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Setelah mengetahui alasannya,
beliau bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ: مَا هَذَا؟ قَالُوا:
هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ، هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَبَنِي
إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ
وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.
"Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: "Nabi ﷺ tiba
di Madinah, lalu beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura.
Beliau bertanya: 'Apa ini?' Mereka menjawab: 'Ini adalah hari yang baik, ini
adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari musuh mereka,
maka Musa berpuasa pada hari itu.' Maka Nabi ﷺ bersabda:
'Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.' Maka beliau berpuasa pada
hari itu dan memerintahkan untuk berpuasa." [HR.
Bukhari dan Muslim]
Mengapa Disunnahkan Puasa Tasu'a (9 Muharram)?
Untuk membedakan
diri dari praktik kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram
saja, Rasulullah ﷺ berniat
untuk menambah puasa pada tanggal 9 Muharram. Beliau bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ
لأَصُومَنَّ الْيَوْمَ التَّاسِعَ
"Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
'Jika aku (masih) hidup sampai tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada hari
kesembilan (Muharram).'" [HR. Muslim]
Namun,
Rasulullah ﷺ wafat
sebelum sempat merealisasikan niatnya tersebut. Oleh karena itu, para ulama
menyimpulkan bahwa puasa Tasu'a (9 Muharram) disunnahkan sebagai penyerta puasa
Asyura (10 Muharram), dalam rangka menyelisihi kaum Yahudi dan mengikuti niat
Rasulullah ﷺ. Jadi, yang
paling afdal adalah berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Jika tidak
bisa, maka puasa pada tanggal 10 Muharram saja tetap dianjurkan.
Hukum Puasa di Hari Sabtu Ketika Bertepatan dengan Tasu'a dan Asyura
Sidang Jumat yang
dimuliakan Allah
Tahun ini, puasa Tasu'a (9
Muharram) jatuh pada hari Sabtu, dan puasa Asyura (10 Muharram) jatuh pada hari
Ahad. Muncul pertanyaan di benak sebagian kita: "Bukankah ada
larangan berpuasa pada hari Sabtu secara khusus?"
Memang benar, ada hadis yang
menyebutkan larangan berpuasa di hari Sabtu secara khusus, kecuali jika itu
puasa wajib.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ
عَنْ أُخْتِهِ الصَّمَّاءِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: لَا تَصُومُوا يَوْمَ السَّبْتِ
إِلَّا فِيمَا افْتُرِضَ عَلَيْكُمْ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلَّا لِحَاءَ
عِنَبٍ أَوْ عُودَ شَجَرَةٍ فَلْيَمْضُغْهُ
"Dari
Abdullah bin Busr, dari saudara perempuannya Ash-Shamma', bahwa
Rasulullah ﷺ bersabda:
'Janganlah kalian berpuasa pada hari Sabtu, kecuali pada puasa yang diwajibkan
atas kalian. Jika salah seorang di antara kalian tidak mendapatkan
(makanan) kecuali kulit anggur atau ranting pohon, maka hendaklah ia
mengunyahnya (menunda puasanya).'" (HR. Abu Dawud,
Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad; Al-Albani menilainya shahih).
Hadis ini telah menjadi bahan diskusi para ulama. Mayoritas ulama (Jumhur Fuqaha) berpendapat bahwa larangan dalam hadis ini bersifat makruh tanzih (makruh yang tidak sampai haram) jika berpuasa hari Sabtu itu diniatkan khusus hanya berpuasa di hari Sabtu saja.
Namun, jika puasa di hari Sabtu itu bertepatan dengan hari puasa sunnah lainnya yang disyariatkan, seperti puasa Arafah, puasa Daud, puasa Nazar, atau dalam kasus kita ini, puasa Tasu'a (9 Muharram), maka hukumnya boleh dan tidak makruh.
Imam Tirmidzi
setelah meriwayatkan hadis larangan ini, menyatakan:
"وَمَعْنَى كَرَاهَةِ
صَوْمِ يَوْمِ السَّبْتِ إِنَّمَا هُوَ إِذَا خَصَّ الرَّجُلُ يَوْمَ السَّبْتِ
بِصِيَامٍ لأَنَّ الْيَهُودَ تُعَظِّمُهُ"
"Makna kemakruhan puasa pada hari Sabtu hanyalah jika seseorang mengkhususkan puasa pada hari Sabtu karena orang Yahudi mengagungkannya."
Imam Nawawi dalam
syarah Muslimnya juga menjelaskan:
"Apabila bertepatan dengan
kebiasaan seseorang (puasa Daud misalnya), atau bertepatan dengan hari Arafah
atau Asyura, maka tidak makruh."
Maka dapat kita
simpulkan bahwa Puasa Tasu'a dan Asyura yang
jatuh pada Sabtu-Ahad adalah sebagai berikut:
- Puasa Tasu'a (Sabtu, 9 Muharram) hukumnya BOLEH dan
SANGAT DIANJURKAN. Karena niat puasa kita adalah mengamalkan
sunnah puasa Tasu'a, bukan mengkhususkan puasa di hari Sabtu semata.
- Puasa Asyura (Ahad, 10 Muharram) hukumnya BOLEH dan
SANGAT DIANJURKAN.
- Paling afdal adalah berpuasa pada hari Sabtu
(Tasu'a) dan Ahad (Asyura) secara berurutan. Ini
sesuai dengan sunnah Nabi ﷺ untuk
menyertakan hari ke-9 dengan hari ke-10, dalam rangka menyelisihi kaum
Yahudi dan meraih keutamaan penghapusan dosa setahun.
Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah
Janganlah kita ragu atau khawatir
untuk berpuasa Tasu'a dan Asyura hanya karena
salah satu harinya jatuh pada hari Sabtu. Niatkanlah karena mengikuti sunnah
Nabi ﷺ dan
mengharap ampunan dari Allah.
Semoga Allah SWT menerima amal ibadah
kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya
yang senantiasa bersemangat dalam melakukan kebaikan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا
كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Ma'asyiral
Muslimin Rahimakumullah,
Puasa Tasu'a dan Asyura adalah
kesempatan emas yang Allah berikan kepada kita di awal tahun Hijriyah
ini. Sebuah kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa
masa lalu dan memulai tahun baru dengan lembaran yang lebih bersih di hadapan
Allah.
Mari kita manfaatkan kesempatan ini
dengan sebaik-baiknya. Selain berpuasa, perbanyaklah amal saleh lainnya di
bulan Muharram yang mulia ini, seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir,
bersedekah, dan mempererat tali silaturahim.
Semoga Allah SWT menerima seluruh amal
ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menganugerahkan kepada kita taufik
dan hidayah-Nya untuk senantiasa taat dan mendekatkan diri kepada-Nya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ
الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ
حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
أَقِمِ الصَّلَاةَ
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
Sumber : https://asamuslim.id/
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar