Menu

Sabtu, 14 Juni 2025

PENYAKIT UJUB TERHADAP DIRI SENDIRI DAN AMAL

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Ahad 19 Dzulhijah  1446 H /15 Juni 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

Salah seorang Ulama Salaf pernah berkata : "Seorang yang ujub akan tertimpa dua kehinaan, akan terbongkar kesalahan-kesalahannya dan akan jatuh martabatnya di mata manusia."

Salah seorang Ahli Hikmah berkata : "Ada seorang yang terkena penyakit ujub, akhirnya ia tergelincir dalam kesalahan karena saking ujubnya terhadap diri sendiri. Ada sebuah pelajaran yang dapat kita ambil dari orang itu, ketika ia berusaha jual mahal dengan kemampuan dirinya, maka Imam Syafi'i pun membantahnya seraya berseru di hadapan khalayak ramai : "Barangsiapa yang mengangkat-angkat diri sendiri secara berlebihan, niscaya Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan menjatuhkan martabatnya."

Defenisi Ujub

Orang yang terkena penyakit ujub akan memandang remeh dosa-dosa yang dilakukannya dan menganggapnya bagai angin lalu. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengabarkan kepada kita dalam sebuah hadits :

"Orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya, dengan santai dapat diusirnya hanya dengan mengibaskan tangan. Adapun seorang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan duduk di bawah kaki gunung yang siap menimpanya." (HR. Al-Bukhari)

Bisyr Al-Hafi mendefenisikan Hjub sebagai berikut : "Yaitu menganggap hanya amalannya saja yang banyak dan memandang remeh amalan orang lain."

Barangkali gejala paling dominan yang tampak pada orang yang terkena penyakit ujub adalah sikap suka melanggar hak dan menyepelekan orang lain. Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah meringkas defenisi ujub sebagai berikut : "Yaitu perasaan takjub terhadap diri sendiri hingga seolah-olah dirinyalah yang paling utama daripada yang lain. Padahal boleh jadi ia tidak dapat beramal sebagus amal saudaranya itu dan boleh jadi saudaranya itu lebih Wara' dari perkara haram dan lebih suci jiwanya ketimbang dirinya!"

Al-Fudhail bin Iyadh Rahimahullah berkata : "Iblis jika ia dapat melumpuhkan bani Adam dengan salah satu dari tiga perkara ini : Ujub terhadap diri sendiri, Menganggap amalnya sudah banyak dan Lupa terhadap dosa-dosanya. Dia berkata : "Saya tidak akan mencari cara lain." Semua perkara di atas adalah sumber kebinasaan. Berapa banyak lentera yang padam karena tiupan angin? Berapa banyak ibadah yang rusak karena penyakit ujub? Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa seorang lelaki berkata : "Allah tidak akan mengampuni si Fulan! Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala pun berkata :

"Siapakah yang lancang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni Fulan?! Sungguh Aku telah mengampuninya dan menghapus amalanmu!" (HR. Muslim)

Amal Shalih itu ibarat Sinar dan Cahaya yang terkadang padam bila dihembus Angin Ujub!...

Sebab-Sebab Ujub, diantaranya :

1. Faktor Lingkungan dan Keturunan

Yaitu keluarga dan lingkungan tempat seseorang itu tumbuh. Seorang insan biasanya tumbuh sesuai dengan polesan tangan kedua orang tuanya. Ia akan menyerap kebiasaan-kebiasaan keduanya atau salah satunya yang positif maupun negatif, seperti sikap senang dipuji, selalu menganggap diri suci, dll.

2. Sanjungan dan Pujian Yang Berlebihan

Sanjungan atau Pujian yang berlebihan tanpa memperhatikan etika agama dapat diidentikkan dengan penyembelihan, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits. Sering kita temui sebagian orang yang terlalu berlebihan dalam memuji hingga seringkali membuat yang dipuji lupa diri.

3. Bergaul Dengan Orang Yang Terkena Penyakit Ujub 

Tidak syak lagi bahwa setiap orang akan melatahi tingkah laku temannya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sendiri bersabda :

"Perumpamaan teman yang shalih dan teman yang jahat adalah seperti orang yang berteman dengan penjual minyak wangi dan pandai besi." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Teman akan membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang.

4. Kufur Nikmat dan Lupa Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Begitu banyak nikmat yang diterima seorang hamba, tetapi ia lupa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberinya nikmat itu. Sehingga hal itu menggiringnya kepada penyakit ujub, ia membanggakan dirinya yang sebenarnya tidak pantas untuk dibanggakan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menceritakan kepada kita kisah Qarun; Allah Subhanahu Wa Ta'alla berfirman :

قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًا ۗوَلَا يُسْـَٔلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ

Artinya :  " Dia (Karun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang5. Menangani Suatu Pekerjaan Sebelum Matang Dalam Menguasainya dan Belum Terbina Dengan Sempurna 

Seperti kita ketahui. pada saat ini kita banyak mengeluhkan problematika ini, yang telah banyak menimbulkan berbagai pelanggaran. Sekarang ini banyak kita temui orang-orang yang berlagak pintar persis seperti kata pepatah 'sudah dipetik sebelum matang'. Berapa banyak orang yang menjadi korban dalam hal ini! Dan itu termasuk perbuatan sia-sia. Yang lebih parah lagi adalah seorang yang mencuat sebagai seorang ulama padahal ia tidak memiliki ilmu sama sekali. Lalu ia berkomentar tentang banyak permasalahan, yang terkadang ia sendiri jahil tentang hal itu. Namun ironinya terkadang kita turut menyokong hal seperti ini. Yaitu dengan memperkenalkannya kepada khalayak umum. Padahal sekarang ini, masyarakat umum itu ibaratnya seperti orang yang menganggap emas seluruh yang berwarna kuning. Kadangkala mereka melihat seorang qari yang merdu bacaannya, atau seorang sastrawan yang lihai berpuisi atau yang lainnya, lalu secara membabi buta mereka mengambil segala sesuatu dari orang itu tanpa terkecuali meskipun orang itu mengelak seraya berkata: "Aku tidak tahu!" 

Perlu diketahui bahwa bermain-main dengan sebuah pemikiran lebih berbahaya daripada bermain-main dengan api. Misalnya beberapa orang yang bersepakat untuk memunculkan salah satu di antara mereka menjadi tokoh yang terpandang di tengah-tengah kaumnya, kemudian mengadakan acara penobatannya dan membuat-buat gelar yang tiada terpikul oleh siapa pun. Niscaya pada suatu hari nanti akan tersingkap kebobrokannya. Mengapa!? Sebab perbuatan seperti itu berarti bermain-main dengan pemikiran. Sepintas lalu apa yang mereka ucapkan mungkin benar, namun lambat laun masyarakat akan tahu bahwa mereka telah tertipu! 

6. Jahil dan Mengabaikan Hakikat Diri (Lupa Daratan) 

Sekiranya seorang insan benar-benar merenungi dirinya, asal-muasal penciptaannya sampai tumbuh menjadi manusia sempurna, niscaya ia tidak akan terkena penyakit ujub. Ia pasti meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar dihindarkan dari penyakit ujub sejauh-jauhnya. 

Salah seorang penyair bertutur dalam sebuah syair yang ditujukan kepada orang-orang yang terbelenggu penyakit ujub: 

  • Hai orang yang pongah dalam keangkuhannya.
  • Lihatlah tempat buang airmu, sebab kotoran itu selalu hina.
  • Sekiranya manusia merenungkan apa yang ada dalam perut mereka, niscaya tidak ada satupun orang yang akan menyombongkan dirinya, baik pemuda maupun orang tua.
  • Apakah ada anggota tubuh yang lebih dimuliakan selain kepala?
  • Namun demikian, lima macam kotoranlah yang keluar darinya!
  • Hidung beringus sementara telinga baunya tengik.
  • Tahi mata berselemak sementara dari mulut mengalir air liur.
  • Hai bani Adam yang berasal dari tanah, dan bakal dilahap tanah,tahanlah dirimu (dari kesombongan), karena engkau bakal menjadi santapan kelak. 

Penyair ini mengingatkan kita pada asal muasal penciptaan manusia dan keadaan diri mereka serta kesudahan hidup mereka. Maka apakah yang mendorong mereka berlagak sombong? Pada awalnya ia berasal dari setetes mani hina, kemudian akan menjadi bangkai yang kotor sedangkan semasa hidupnya ke sana ke mari membawa kotoran. 

7. Berbangga-bangga Dengan Nasab dan Keturunan 

Seorang insan terkadang memandang mulia dirinya karena darah biru yang mengalir di tubuhnya. Ia menganggap dirinya lebih utama dari si Fulan dan Fulan. Ia tidak mau mendatangi si Fulan sekalipun berkepentingan. Dan tidak mau mendengarkan ucapan si Fulan. Tidak syak lagi, ini merupakan penyebab utama datangnya penyakit ujub. 

Dalam sebuah kisah pada zaman kekhalifahan Umar Radhiyallahu 'Anhu disebutkan bahwa ketika Jabalah bin Al-Aiham memeluk Islam, ia mengunjungi Baitullah Al-Haram. Sewaktu tengah melakukan Thawaf, tanpa sengaja seorang Arab Badui menginjak kainnya. Tatkala mengetahui seorang Arab Badui telah menginjak kainnya, Jabalah langsung melayangkan tangannya memukul si Arab Badui tadi hingga terluka hidungnya. Si Arab Badui itu pun melapor kepada Umar Radhiyallahu 'Anhu mengadukan tindakan Jabalah tadi. Umar Radhiyallahu 'Anhu pun memanggil Jabalah lalu berkata kepadanya: "Engkau harus diqishash wahai Jabalah!" Jabalah membalas: "Apakah engkau menjatuhkan hukum qishash atasku? Aku ini seorang bangsawan sedangkan ia (Arab Badui) orang pasaran!" Umar Radhiyallahu 'Anhu menjawab: "Islam telah menyamaratakan antara kalian berdua di hadapan hukum!" 

Tidakkah engkau ketahui bahwa :

Islam telah meninggikan derajat Salman seorang pemuda Parsi Dan menghinakan kedudukan Abu Lahab karena syirik yang dilakukannya.

Ketika Jabalah tidak mendapatkan dalih untuk melepaskan diri dari hukuman, ia pun berkata : "Berikan aku waktu untuk berpikir!" Ternyata Jabalah melarikan diri pada malam hari. Diriwayatkan bahwa Jabalah ini akhirnya murtad dari agama Islam, lalu ia menyesali perbuatannya itu.

Wallahu'alam Bishshowab
Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.

Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏



Artikel Abah Luky
Edit:  Ndik

#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar