Menu

Selasa, 10 Mei 2022

MENUJU JALAN KEFITRAHAN
(Bagian 3)


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Saudaraku...!

Hari ini Rabu, 10 Syawal 1443 H / 11 Mei 2022. 

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Pasca ditinggal bulan Ramadhan jangan membuat kita gembira, karena tidak ada jaminanya kita mendapatinya di tahun yang akan datang. Padahal boleh jadi kita adalah orang-orang yang gagal dalam mempergunakan kesempatan di bulan Ramadhan ini. Hal itu bisa dilihat dengan semakin bertambah buruknya prilaku dan akhlak kita, semakin lemahnya kita dalam beribadah, semakin lemahnya dalam menahan amarah, semakin lemahnya menahan diri dari menyakiti orang lain, semakin lemahnya dalam menghargai orang lain, semakin lemahnya sikap menghargai orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, semakin lemahnya kita dari memperbaiki silaturahim baik dengan saudara maupun dengan tetangga. Hanya karena merasa diri lebih baik dari orang lain maka tidak pantas kiranya kita bertegur sapa dengan orang-orang yang levelnya (mungkin) kita anggap lebih rendah dari kita. Padahal kemulian dan level seseorang bukan dilihat dari sesuatu yang bersifat fisik saja, melainkan sejauh mana hatinya tertambat kepada Allah SWT.

Kegagalan demi kegagalan dalam mempergunakan kesempatan setiap bulan Ramadhan, harusnya membuat kita menyadari betapa bergelimangnya diri ini dari dosa dan kedurhakaan kepada Allah SWT. Bagaimana kita tak akan sedih seandainya Allah SWT membukakan catatan amaliyah kita selama Ramadhan dari tahun ke tahun ternyata tidak beranjak dari angka standar puasa, yaitu senilai lapar dan hausnya saja, dan pahala yang lainnya tak lebih dari sekedar menggugurkan kewajiban saja.

Rangkain ibadah Ramadhan seyogyanya membuat kita meraih kesucian fitrahnya itu. Karena berbagai amaliyah kebaikan dapat membimbing dan mengarahkan para pelakunya memperoleh hasil yang positif dan kegembiraan. Ingatkah kita bahwa apapun ibadah yang dilakukan, sekecil apapun amaliyah tersebut membuat kita semakin memiliki nilai-nilai terbaik dalam prilaku dan akhlak. Lalu seandainya amaliyah tersebut tidak menjadikan kita semakin bertambah baik dalam prilaku dan akhlak maka sesungguhnya hal itu semakin membuat kita semakin bertambah  jauh dari Allah SWT. Karena itu agar memperoleh Kesucian Fitrah tersebut, maka beberapa hal yang bisa kita lakukan, yaitu dengan cara memperbaiki kembali hubungan kita dengan Allah, dengan Orang Tua, dengan Tetangga, dan dengan Saudara, baik Saudara sedarah atau Saudara seagama.

Demikian juga dengan kebiasaan-kebiasaan dan perilaku positif selama bulan Ramadhan senantiasa dilakukan pada bulan-bulan berikutnya seperti Tilawah Qur'an, 'Itikaf, Shalat Malam (Shalat Taubah, Tahajud, Shalat Hajat) serta amalan-amalan sunnah lainnya, tetap dilakukan dengan Ikhlas dan semata-mata untuk mendapatkan Ridho Illahi Robbi. 

Apa yang tertinggal dalam diri Kita setelah Ramadhan berlalu?

Bekas-bekas Kebaikan apa yang terlihat pada diri Kita setelah keluar dari madrasah bulan Puasa?

Imam Bisyr bin al-Harits al-Hafi pernah ditanya tentang orang-orang yang (hanya) Rajin dan sungguh-sungguh beribadah di bulan Ramadhan.

Maka beliau menjawab :

“Mereka adalah orang-orang yang sangat buruk, (karena) mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan, (hamba Allah) yang Shaleh adalah orang yang Rajin dan sungguh-sungguh beribadah dalam setahun penuh”.

Demi Allah, inilah hamba Allah Ta’ala  yang sejati, yang selalu menjadi hamba-Nya di setiap Tempat dan Waktu, bukan hanya di waktu dan tempat tertentu (hanya di bulan Ramadhan).

Kita tidak hanya membutuhkan dan mengharapkan Rahmat Allah Ta’ala di bulan Ramadhan, tetapi kita juga tetap membutuhkan dan mengharapkan Rahmat Allah di bulan-bulan lainnya?

Semoga tulisan singkat ini ada mamfaatnya. 

Tiada hari yang paling indah selain hari-hari di bulan Ramadhan, jadikanlah diri kita sebagai Pemenang di setiap menyambut Hari Raya Idul Fitri.

(Dikutif oleh Imam Ibnu Rajab al-Hambali Dalam Kitab “Latha-Iful Ma’aarif” Hal. 313).

Wallahu'Alam Bishshowab


Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon Ampunan dan Ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu Langit-Mu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dan dengan sepenuh hati Kami panjatkan harapan dan do'a :

Sesungguhnya Kami memuji-Mu, meminta pertolongan kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu, Kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, Kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, Kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, Kami tidak mengingkari-Mu, Kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu Kami menyembah, hanya untuk-Mu Shalat dan Sujud Kami, dan hanya kepada-Mu Kami berusaha dan bergegas, Kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.

Yaa Allah, Segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat Keluarga, Harta dan Kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada Kami.

Yaa Allah, Sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada Hamba, Nabi dan Rasul-Mu Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

Yaa Allah, Ampunilah Kami, Istri dan Anak-anak Kami, Kakak dan Adik Kami dan ampuni pula Kedua Orang Tua Kami dan sayangilah mereka seperti Kasih Sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.

Yaa Allah, Ampunilah dosa kaum Muslimin dan Muslimat, Mu’minin dan Mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

Yaa Allah, Kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati Kami pastilah Kami termasuk orang-orang yang merugi.

Yaa Allah, Ampunilah dosa-dosa Kami dan dosa Saudara-saudara Kami yang telah mendahului Kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati Kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Yaa Allah,  sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Yaa Allah, Kami memohon kepada-Mu Ridho dan Surga-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yang dapat mendekatkan Kami kepadanya, dan kami berlindung kepada-Mu dari murka dan neraka-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yang dapat mendekatkan Kami kepadanya.

Yaa Allah, Berikan Kesabaran kepada mereka, teguhkan pendirian mereka, dan tolonglah mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka.

Yaa Allah, Anugerahkanlah kepada Kami kehidupan yang baik di dunia, dan kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah Kami dari azab neraka.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَمَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

🙏🙏

Sumber : diedit dari Website_Dirjen Peradilan Agama, MA._Khutbah Pertama Idul Fitri 1436.H / 2015.M_Oleh Al Fitri, S.Ag., S.H., M.H.I. (Hakim Pratama Utama Pengadilan Agama Manna)
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar