Menu

Sabtu, 17 September 2022

JANGAN BERSEDIH KARENA BENCANA-BENCANA ITU

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini Ahad, 21 Safar 1444 H / 18 September  2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Seorang Sejarawan dan Sastrawan Mesir, Ahmad bin Yusuf, menyebutkan dalam sebuah bukunya yang sangat mengagumkan Al-Mukafa'ah wa Husnul 'Uqba, "Manusia telah mengetahui bahwa pemecahan masalah - yakni lenyapnya kesedihan dan kepedihan - dengan sesuatu yang sebaliknya adalah sesuatu yang pasti adanya. Ia tahu bahwa lenyapnya malam menandakan munculnya siang. Namun kelemahan tabiat manusia selalu saja mengiringi jiwa pada saat terjadinya bencana. Jika tidak diobati maka akan bertambahlah penyakitnya, dan akan semakin besar cobaannya. Masalahnya adalah bahwa jiwa harus diberi kekuatan baru pada saat berada dalam kesulitan. Karena bila tidak disuntik dengan kekuatan baru, jiwa akan dipenuhi keputusasaan, yang selanjutnya akan menghancurkan dirinya sendiri." 

Merenungkan bab ini-bab tentang orang yang mendapat Cobaan lalu Bersabar, dan buah dari sabar itu adalah akibat yang baik- adalah hal yang dapat menguatkan jiwa dan mendorongnya untuk terus bersabar dan terus menjaga sikap kepada Rabb berupa berbaik sangka akan terpenuhinya kebaikan setelah ujian berlalu. 

Di akhir buku itu ia mengatakan, "Bazerjamhar mengatakan, 'Kesulitan yang datang sebelum kemudahan itu laksana lapar yang datang sebelum adanya makanan. Sehingga letak kesulitan itu akan tepat beriringan dengan datangnya kemudahan setelah itu, dan makanan akan terasa lezat dimakan ketika bersama rasa lapar.'" 

Plato mengatakan, "Kesulitan itu akan memperbaiki jiwa sebesar kehidupan yang dirusaknya. Sedangkan kesenangan akan merusak jiwa sebesar kehidupan yang diperbaikinya." 

Dia juga mengatakan, "Jagalah teman yang dihantarkan oleh kesulitan, dan tinggalkan teman yang dihantarkan oleh kenikmatan." 

Katanya lagi, "Kesenangan itu laksana malam, karena Anda tidak pernah berpikir panjang tentang apa yang Anda berikan atau apa yang Anda dapatkan. Dan kesulitan itu laksana siang, karena Anda melihat dengan jelas apa yang Anda usahakan oleh orang lain." 

Jika pikiran seseorang itu telah mantap terhadap Penciptanya, maka dia akan tahu bahwa Allah tidak mengujinya kecuali bahwa ujian itu akan mendatangkan kebaikan baginya, atau menghilangkan dosa besar darinya. Dengan demikian ia akan selalu mendapatkan keuntungan yang terus berkelanjutan dan faedah yang tak pernah berhenti. 

Namun sebaliknya, jika pikirannya tercurah untuk sesama makhluk maka akan banyak sisi negatifnya, dan akan banyak kepura-puraannya. Dia akan bosan dengan posisinya yang selalu gagal mencapai yang diangankannya. Dia merasa terlalu lama dengan ujian yang menimpanya, yang diharapkan akan segera berakhir. Dan, dia takut dengan hal-hal yang tidak menyenangkan padahal bisa saja semua itu tidak pernah terjadi padanya. 

Munajat itu dikatakan benar bila dilakukan antara seorang hamba dengan Rabbnya karena dia sadar bahwa ada sesuatu yang sangat rahasia dan dia percaya terhadap apa yang dikatakan oleh kata hatinya. Sedangkan munajat yang dilakukan antara seseorang dengan sesamanya lebih sering menyakitkan, dan tidak menyentuh kemashlahatan.

Allah memiliki Rahmat yang diberikan kepada orang yang telah merasa putus asa kepada-Nya. Rahmat itu akan diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Kepada-Nya ada harapan untuk mendekatkan jalan keluar, dan memudahkan urusan. Cukuplah Allah bagiku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.

Dalam buku At-Tanukhi yang berjudul Al-Farj Ba'dasy Syiddah, dapat disimpulkan tiga hal : 

Pertama : Adanya jalan keluar setelah kesulitan adalah sunnah yang telah berlangsung lama dan merupakan kepastian yang telah diterima secara umum. Contohnya, datangnya subuh adalah pasti setelah malam usai.

Kedua : Hal-hal yang tidak disukai justru akan banyak memberikan manfaat dan faedah yang lebih bagus dan lebih baik terhadap hamba dalam kehidupan beragama dan keduniaannya, daripada hal-hal yang disukai. 

Ketiga : Yang memberikan manfaat dan menolak madharat sebenarnya adalah Allah Yang Maha Tinggi. Dan, ketahuilah bahwa apa yang akan menimpa diri Anda tidak akan menimpa orang lain dan apa yang tidak akan menimpa diri Anda tidak akan pernah menimpa. 

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan PertolonganMU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar