Menu

Jumat, 16 September 2022

HADIAH


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini Sabtu, 20 Safar 1444 H / 17 September  2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Memberi sesuatu pada orang lain pada dasarnya adalah suatu perbuatan shalih. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk dapat memberikan sesuatu yang berguna pada orang lain. Beliau pernah bersabda, ''Tangan di atas itu lebih baik daripada tangan di bawah.'' Namun, bagaimana kalau hadiah atau pemberian itu bernuansa politis? 

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW pernah menyalahkan tindakan Ibnu Lutbiyah yang mengambil hadiah yang didapatnya waktu sedang menjabat sebagai petugas Pengumpul Zakat. Tentang sikap Ibnu Lutbiyah tersebut, Rasulullah SAW bersabda, ''... dengan wewenang yang diberikan Allah kepadaku, aku mengangkat seseorang di antara kalian untuk melaksanakan suatu tugas, (tetapi) dia datang melapor, 'Ini untuk engkau dan ini untukku sebagai hadiah.' Jika ia duduk saja di rumah bapak dan ibunya, apakah hadiah itu datang sendiri kepadanya, kalau barang itu memang sebagai hadiah? Demi Allah seseorang tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, melainkan ia menghadap Allah nanti pada hari kiamat dengan membawa beban yang berat dari benda itu.'' (HR Muttafaqun 'Alaih). 

Rasulullah SAW khawatir hadiah yang diberikan kepada Ibnu Lutbiyah dalam statusnya sebagai petugas pengumpul zakat tidak murni sebagai hadiah, tetapi ada maksud lain dari yang memberinya. Hal ini akan berpengaruh negatif bagi kebijakannya. Hadiah yang demikian bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan sikap kritisnya dalam menghitung berapa kewajiban zakat seseorang, karena lidahnya sudah terhimpit oleh hadiah yang diterimanya. Bahkan bisa saja pada saatnya nanti terjadi kolusi antara wajib zakat dan petugas. 

Kasus Ibnu Lutbiyah dapat kita analogkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua komisi yang diterima seorang petugas dalam rangka menjalankan tugasnya bukanlah haknya. Karena, seandainya dia tidak menjabat sebagai petugas, tentu hadiah tersebut tidak diberikan padanya, termasuk juga jabatan pemilih dalam pemilu bagi rakyat yang telah mempunyai hak pilih. 

Dengan kata lain, pemberian hadiah tersebut tak jauh berbeda dengan sogokan atau korupsi untuk mendapatkan tender, fasilitas, kemudahan, dispensasi, nilai baik, pembebasan hukuman, jabatan tertentu, atau pun suara rakyat dalam pemilu. Sehingga, sesuatu yang seharusnya tidak didapatkan bisa menjadi didapatkan karena mau memberi hadiah tersebut. 

Pemberian atau sedekah bertendensi ini tak jauh berbeda dengan Perilaku Kemunafikan (Keshalihan Palsu). Ia bisa menjadi bumerang bagi cita-cita keadilan, potensial bagi tindak kezaliman, serta pemicu kesenjangan dan pertikaian. 

Apabila hal itu dilakukan, maka bisa jadi orang yang seharusnya tidak lulus menjadi lulus, yang seharusnya dihukum menjadi bebas, yang mendapat tender atau fasilitas pun adalah orang yang mau memberi hadiah, serta yang terpilih menjadi anggota legislatif dan presiden bukanlah mereka yang berpotensi dan memiliki kredibilitas tertinggi tetapi mereka yang mau memberi hadiah alias menyogok.

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan PertolonganMU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : republika
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar