Menu

Jumat, 14 April 2023

AMALAN SAAT I'TIKAF PADA 10 HARI TERAKHIR
BULAN RAMADHAN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Sabtu, 24 Ramadhan 1444 H /15 April 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

I'tikaf adalah ibadah yang dicirikan dengan berdiam diri di dalam masjid. Berdiam diri merujuk pada tidak keluar masjid karena sibuk melalukan amalan saat i'tikaf seperti ibadah wajib dan sunnah.

Secara bahasa, i'tikaf artinya menetap pada sesuatu dan menahan diri kepadanya baik dalam hal kebaikan atau keburukan. Adapun secara syariat, i'tikaf berarti menetap di masjid dan tinggal di dalamnya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Pengamalan i'tikaf telah dijelaskan dalam Al-Qur'an Surah Al Baqarah ayat 187. Allah SWT berfirman : 

ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

Artinya : "Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa." (QS. Al Baqarah : 187) 

Selain itu, dalam hadits yang diceritakan Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW melakukan i'tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadan. Berikut haditsnya : 

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم]

Artinya : "Nabi SAW melakukan i'tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i'tikaf setelah beliau wafat." (HR Muslim) 

Amalan Saat I'tikaf

Ada sejumlah amalan i'tikaf yang dapat dikerjakan oleh seorang muslim. Sejatinya, mengutip Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, disunnahkan bagi mu'takif untuk memperbanyak ibadah sunnah dan wajib hingga amalan lain yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Lebih lanjut, Syaikh Sulaiman berpendapat, makruh hukumnya bila menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak perlu berupa perkataan maupun perbuatan saat i'tikaf. Selain itu, makruh bila i'tikaf hanya dilakukan dengan menahan diri dari berbicara.

Sejumlah ulama menjelaskan amalam khusus yang dapat dikerjakan saat i'tikaf. 

Pendapat Pertama berasal dari Ibnu Al-Qasim.

Menurutnya amalan yang dikerjakan selama i'tikaf hanya berupa shalat, zikir kepada Allah, dan membaca Al-Qur'an. Sementara amal-amal kebaikan (taqarrub) lainnya tidak termasuk. Pendapat ini didukung oleh Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah. 

Berbeda dengan Ibnu Al-Wahab yang mengatakan bahwa amalan dalam i'tikaf terdiri dari segala amalan yang dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan segala kebaikan yang menyangkut urusan akhirat. 

Ibnu Al-Wahab juga memasukkan beberapa amalan lain, seperti melayat jenazah, menjenguk orang sakit, dan menuntut ilmu. Pendapat ini didukung oleh Ats-Tsauri. 

Dijelaskan oleh Ibnu Rusyd masih dalam Bidayatul Mujtahid, perbedaan pendapat tersebut disebabkan karena tidak ada ketentuan dan batasan khusus mengenai amalan i'tikaf. 

Para ulama yang mengartikan i'tikaf sebagai tindakan berdiam diri di dalam masjid untuk melakukan amal tertentu mengatakan bahwa amalan yang diperbolehkan hanya shalat dan membaca Al-Qur'an. 

Sementara ulama yang mengartikan i'tikaf sebagai tindakan berdiam diri di dalam masjid untuk bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah dalam segala urusan akhirat, mengatakan bahwa boleh mengerjakan amalan lain tidak terbatas pada shalat dan membaca Al-Qur'an saja. 

Syarat dan Rukun I'tikaf

Kembali melansir sumber buku sebelumnya, amalan i'tikaf tersebut perlu diiringi dengan syarat dan rukun yang diperlukan sebagai sahnya suatu ibadah. Syarat i'tikaf di antaranya sebagai berikut : 

👉 Muslim
👉 Sudah baligh bagi laki-laki dan perempuan
👉 Harus dilaksanakan di masjid baik yang biasa atau masjid jami'
👉 Telah berniat i'tikaf
👉 Berakal
👉 Suci dari hadats kecil dan besar 

Rukun adalah semua hal dalam ibadah yang telah menjadi bagian sehingga tak mungkin dipisah. Rukun wajib dilakukan selama ibadah sehingga sifatnya cenderung memaksa. Berdasarkan penjelasan tersebut, rukun i'tikaf di antaranya sebagai berikut : 

👉🏿 Berniat ibadah hanya untuk Allah SWT
👉🏿 Berdiam diri di dalam masjid selama waktu tertentu

Ulama Mazhab Hanafi, Syafi'i, Hambali menjelaskan i'tikaf bisa dilakukan satu jam (sa'ah) pada siang atau malam hari. 

Barokallahu Fikum
Semoga Bermanfaat

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Semoga Allah Ta'ala melimpahkan anugerah, berkah, rahmat, taufik, hidayah, bimbingan dan lindunganNya pada kita semua serta mengijabah setiap doa-doa Kita.

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Doa Hari Ke Duapuluhdua Puasa Ramadhan

اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ فِيْهِ أَبْوَابَ فَضْلِكَ وَ أَنْزِلْ عَلَيَّ فِيْهِ بَرَكَاتِكَ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِمُوْجِبَاتِ مَرْضَاتِكَ وَ أَسْكِنِّيْ فِيْهِ بُحْبُوْحَاتِ جَنَّاتِكَ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّيْنَ

Allahummaftah li abwaba fadhlika wa anzil ‘alayya fîhi barakatika wa waffiqni fihi limujibati mardhatika wa askinnî fihi buhbuhâti jannatika ya mujîba da’watil mudhtharrin.

"Yaa Allah... Bukakanlah lebar –lebar pintu karunia-Mu di bulan ini dan curahkan berkah-berkah-Mu Tempatkan aku di tempat yang membuat-Mu ridho padaku. Tempatkan aku di dalam Surga-Mu. Wahai Yang Maha menjawab doa orang yang dalam kesempitan".

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar