Menu

Sabtu, 07 Agustus 2021

 RUMAHKU TEMPAT SUJUDKU

السـلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku...!

Hari ini, Ahad, 29 Dzulhijah 1442 H / 8 Agustus 2021. 

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Imam Syafi’i, seorang imam terkenal, profesor fiqih Islam terkemuka yang sulit dicari tandingannya, bukanlah berasal dari rumah besar dan mewah. Ia lahir dari rumah bersahaja. Begitupun Imam Bukhori, penyusun hadits yang luar biasa jasanya bagi dunia, termasuk para mujahid Islam kaliber internasional. Mereka bukanlah anak-anak gedongan yang hidupnya dikelilingi fasilitas serba wah. Tidak! Mereka adalah anak-anak keluarga bersahaja yang hidup dalam rumah-rumah sederhana, tapi terpancar di dalamnya semangat penghambaan yang tinggi.

Rumah kita sekecil apapun luas bangunan dan tanahnya, seharusnya memang memiliki kemanfaatan ibadah bagi seluruh anggota keluarga. Artinya di samping rumah itu berfungsi sebagai tempat berlindung, setiap ruangnya harus merefleksikan fungsi utamanya sebagai sarana ibadah dan pusat tarbiyah robbaniyah bagi seluruh anggotanya. Itulah rumah yang aktif dan efektif alias rumah yang tidak tidur. 

Sebaliknya, sebesar apapun rumah kita –dengan segala fasilitas yang serba glamour-- jika tidak berfungsi sebagai "Madrasah Robbani” (Pusat Pendidikan) bagi seluruh anggota keluarga, rumah itu adalah rumah yang “Tidur”. Rumah yang tidak berfungsi optimal sebagai pusat pendidikan yang utama dan pertama bagi seluruh anggotanya. Karena keberadaannya tidak efektif sebagai pusat pembinaan mental untuk melahirkan kader-kader Islam yang tangguh. 

Adalah lumrah, bahwa ketika seseorang mulai merancang atau memilih rumah yang akan ditempati, mereka akan melihat kemanfaatan rumah itu secara fisik. Bagaimana bentuknya, atau gaya seni arsitektur mana yang lebih menarik, Eropa atau Amerika? Berapa jumlah kamar tidur, luas ruang tamu/keluarga, luas garasi, ruang dapur, kamar pembantu, kamar mandi, WC, di samping fasilitas listrik, telepon, air, dan sebagainya. Bagi orang kelebihan duit, faktor luas halaman depan dan belakang, boleh jadi akan menjadi pertimbangan untuk membeli/membangun sebuah rumah tinggal. 

Selain itu, faktor pertimbangan lain yang lazim adalah, soal lingkungan. Apakah lokasi rumah dekat sekolah, rumah sakit, pasar, pusat perbelanjaaan atau pusat keramaian? Ini barangkali yang menjadi sejumlah pertimbangan seseorang untuk menempati/ membangun rumah tinggal. 

Jarang atau sedikit barangkali, orang yang berpikir kemanfaatan rumah tinggalnya sebagai Sarana Tarbiyah (Pendidikan). Yang berpikir fungsi rumahnya sebagai fungsi ibadah dalam arti luas. Agar setiap relung sudut rumahnya merefleksikan penghambaan sebuah keluarga pada Penciptanya. Sehinga si kepala keluarga tidak sibuk semata-mata memoles atau mengubah bentuk bangunannya. Tapi bagaimana ia merancang ruang-ruangnya dalam perspektif kemanfaatan ibadahnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. 

Seperti apa contoh rumah yang berfungsi ibadah itu? Konkritnya antara lain, misal si pemilik membuat ruang/halaman khusus --jika mampu-- untuk kegiatan ibadah (semisal untuk pengajian, tempat sholat, ajang diskusi positif/rapat keluarga/sanak-saudara, tempat bermalam bagi saudara-saudaranya seiman, dan lain sebagainya). Halaman yang luas yang masih tersisa misalnya, bukan semata-mata dijadikan tempat kongkow-kongkow membicarakan bisnis. atau tempat anak-anak mereka nongkrong main gaple, atau gitaran sembari menyetel musik keras-keras. Tapi diupayakan kelebihan ruang/tanah itu untuk sarana bermain bagi anak-anak tetangga atau siapa saja. 

Rumah juga akan bernilai ibadah, bila ornamen-ornamen yang menghiasi sudut-sudut ruangnya tidak melambangkan kemaksiatan atau kesombongan pemiliknya. Atau melambangkan simbol-simbol yang dilarang Islam, baik berupa lukisan, patung, foto atau hiasan lainnya. Misalnya memajang foto-foto, kalender, atau poster-poster tokoh-tokoh artis barat/lokal bergaya sensual. Atau gambar-gambar cabul lainnya (na’udzu billah min dzalik). 

Sebaliknya kita hiasi ruangan tamu kita dengan cuplikan ayat Al Qur’an atau hadits yang isinya mengajak orang untuk bersegera menegakkan sholat, bersegera melakukan kebaikan, atau mengingatkan orang pada kematian. Pesan mengingat akhirat itu bisa juga kita sampaikan lewat kaset tilawah Al Qur’an atau senandung nasyid-nasyid Islami. Begitupun sekat-sekat ruangannya, sebisa mungkin ditata sedemikian rupa sehingga tidak membuat siapapun yang bertandang, bisa leluasa melihat kehidupan privasi para penghuni rumah. 

Selain itu aspek yang tidak kalah penting untuk memfungsikan rumah sebagai pusat ibadah dan tarbiyah adalah, bagaimana membuat agenda-agenda kegiatan keluarga di dalam rumah senantiasa berorientasi pada implementasi pengabdian kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Aplikasinya tidak sulit. Misalnya sepekan sekali sehabis Maghrib sampai ‘Isya wajib tilawah Qur’an bagi seluruh anggota keluarga. Sholat Subuh tepat waktu harus menjadi agenda rutin harian. Atau jika tidak bisa, minimal sepekan sekali seluruh anggota keluarga wajib bangun Sholat subuh tepat waktu. Sepekan atau sebulan, atau mungkin dua bulan sekali, kita mengadakan pengajian rutin keluarga. Akan lebih baik misalnya, seluruh anggota keluarga komitmen mengadakan lomba menghafal Al Qur’an, yang wajib setor hafalannya masing-masing per pekan. Dan banyak lagi model ibadah keluarga yang bisa kita kemas dalam bentuk-bentuk atraktif lainnya. Pendek kata hari-hari dalam keluarga kita seyogyanya berjalan dan berproses secara pasti menuju pada mutu penghambaan yang kian berkualitas. 

Hal-hal di atas adalah upaya untuk memfungsikan rumah-rumah kita agar bernilai ibadah. Agar fungsinya sebagai Madrasah Robbbani dapat berjalan optimal. Sehingga orientasinya selalu menuju pada Keta’atan bukan Ma’siat kepada Allah SWT. Atau setidaknya, rumah kita dapat mencegah timbulnya pikiran-pikiran negatif bagi setiap orang yang bertandang ke dalamnya.

Idealnya, setiap Muslim mestinya mampu memanfaatkan rumahnya untuk menempa seluruh anggota keluarga agar menjadi Muslim/Muslimah yang sadar Islam. Tempat lahirnya Generasi-generasi yang sadar Ibadah, yang sadar Dakwah, dan sadar Berharokah untuk mengantarkan kemenangan Islam dan kaum Muslimin di setiap tempat tinggalnya. 

Mudah-mudahan kita tidak termasuk keluarga yang Dicemo’oh Al Qur’an sebagai keluarga yang lalai. Yang rumah-rumah kita tak memberi kemanfaatan ibadah. Karena rumah-rumah kita tak lebih sebagai onggokan batu bata yang "Tidur” laksana Kuburan. Yang dari dalamnya hanya lahir generasi lalai sholat dan pengikut hawa nafsu (QS Maryam : 59). Ya Allah, jangan jadikan kami termasuk keluarga yang hanya menambah panjang daftar generasi-generasi imitasi Barat yang tidak berdaya menghadapi rekayasa jahat musuh-musuh Islam! (Sulthoni)

Wallahu'alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT.

Semoga Allah Ta'ala melimpahkan anugerah, berkah, rahmat, taufik, hidayah, bimbingan dan lindunganNya pada kita semua serta mengijabah setiap doa-doa Kita

Yaa Allah...  Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a

Yaa Allah... Muliakanlah yang membaca tulisan ini... Lapangkanlah hatinya dan bahagiakan keluarganya ... Luaskanlah rezkinya, mudahkan segala urusannya jauhkan ia dari segala penyakit, fitnah, prasangka keji dan mungkar serta terimalah semua amal ibadahnya dan kelak jadikanlah ia sebagai penghuni surga-MU.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-Do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan PertolonganMU, Karena hanya kepada-MU lah tempat kami Bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar