Menu

Minggu, 04 September 2022

INFERIORITY COMPLEX
(Bagian 1)


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini Senin, 8 Safar 1444 H / 5 September  2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Inferiority Complex. Apaan tuh...? Perasaan Malu (shyness), Kehilangan Kepercayaan Diri (diffidence), Sifat Takut/Malu-malu (timidity), atau istilah trendnya anak muda sekarang MINDER dan NGGAK PD. Kok bisa gitu ya...? Kenapa minder dan nggak pd...? Kita kan Muslim. 

Sebelum kita nyari obatnya, tentu kita bakalan cari dulu sebabnya. Saya kira, akar permasalahannya adalah datang dari keimanan. Kita mengalami “Erosi Iman",....bahkan bukan lagi erosi, namun sudah menjadi “Longsor”. Perkembangan teknologi, kemajuan zaman, globalisasi, modernisasi, semua ibarat air hujan yang sedikit demi sedikit Mengikis Keimanan, bahkan dibeberapa kasus ibarat air bah yang mengakibatkan terjadinya longsoran iman, membawa semua keimanan itu dalam aliran bah. 

Seiring terkikisnya dan hilangnya keimanan itu, kita mulai meraba-raba, mata mulai melirik, telinga mulai dipertajam, akal pikiran dimainkan. Buat apa? Buat mencari pijakan dan pegangan. Dan decak kagum pun muncul, ketika mata menemukan fokus yang indah, yang lebih maju dari segi peradaban dan teknologi, namun miskin dari segi rohani, dunia barat. Barat menjadi kiblat, identitas ditunjukkan dengan meniru Stylenya Barat, gaya hidup berputar 180 derajat. Otakpun mulai melakukan perbandingan dan hitungan matematis, yang sudah pasti persentasenya selalu lebih di barat. Hasilnya, barat adalah “Kiblat” dan “Figure” yang patut diikuti. Innalillahi... 

Trus, hubungannya dengan inferiority complex itu apa...? Sudah pasti ada. Kalau kita mempelajari Islam, yakin akan keislaman kita, keagungan ajaran Islam, inferiority complex nggak bakalan terjadi. Tapi kondisi sekarang, sepertinya cenderung menganggap bahwa Islam itu sendiri kolot dan terbelakang, sehingga melahirkan perasaan minder dan nggak pede tadi untuk mengakui keislaman kita. 

Sebenarnya, anggapan itu keluar, karena kita tidak mau melihat kembali sejarah Islam itu sendiri. Karena kalau dibandingkan dengan masa kejayaan Romawi dan Yunani, kejayaan Islam adalah yang terpanjang dalam sejarah, bahkan perkembangan barat yang diilhami dengan era renaissance pun mengalami fase kekosongan (vacuum). 

Kita lihat saja betapa banyak ilmu pengetahuan yang lahir dari pemikiran para ahli-ahli muslim. Dibidang kedokteran, yang kita memandang dunia barat itu sangat maju, padahal banyak sekali konstribusi ahli-ahli kedokteran Islam dari zaman dahulu. Sebut saja, Al Zahrawi (976-1013) yang bukunya menjadi standar bagi Eropa dalam ilmu bedah dan juga anatomi selama berabad-abad, atau Ibn al Quffi (630-1286) yang bukunya itu mengetengahkan permasalahan traumatologi serta ilmu bedah dari kepala hingga kaki. Konstribusi ahli-ahli kedokteran Islam ini meliputi keseluruhan aspek kedokteran. Atau Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang dikenal sebagai bapak kimia, Ibn Sina (981-1037) yang konstribusinya diberbagai bidang, mulai dari kedokteran, filosofi, eksiklopedia, matematika dan juga astronomi. Siapa lagi? Ada Ibn Rusyd, Ibn Khuldun, Umar Al-Khayyam, dan masih banyak lagi. 

Kemampuan para ilmuwan islam ini menjadikan sebutan ilmuwan rangkap atau eksiklopedia, karena penguasaan mereka terhadap beragam keilmuan. Jadi, apa yang membuat kita minder dan nggak pede dengan sekian banyak kekayaan Islam itu sendiri. 

Gimana dengan zaman sekarang? Bagi yang masih ingat dengan Abdus Salam, peraih Nobel Fisika tahun 1979, yang penelitian-penelitiannya tidak terlepas dari keyakinannya akan ilmu Allah, dan keyakinannya bahwa Al Quran adalah penuntun dalam segala ilmu... Masya Allah.

( Bersambung... )

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan PertolonganMU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : era_muslim
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar