Menu

Selasa, 11 Oktober 2022

W A R N A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini Rabu, 16 Rabiul Awal 1444 H / 12 Oktober  2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Ini semua persoalan Warna. Maksud saya, setiap orang pasti memiliki warna pilihan masing-masing. Dalam pengertian harfiah, itu sudah tentu. Entah kecenderungan untuk satu warna, dua warna, atau malah tidak memiliki pilihan warna sama sekali juga sah saja. Tiap warna tersebut punya satu hal yang dinamakan kesan. Entah yang sangat mendalam, entah tidak. Atau mungkin juga ada yang memilih hanya karena alasan suka. Tidak ada embel-embel lain. Ini masalah kesukaan. 

Warna dalam hidup membuat Rona. Kehadirannya akan membawa arti tersendiri. Bicara soal standar, tiap warna menjadi simbol dari makna-makna yang diciptakan manusia. Merah itu berani, putih itu suci, biru itu cerdas, kuning itu cerah. Tidak hanya itu tentu. Makna lain juga berkembang menyertai keberadaan warna. Merah itu marah, hitam itu gelap, putih itu polos, cokelat itu sederhana, dan sebagainya. Bicara soal Warna dan Manusia, maka tiap manusia telah memilih untuk memaknai rona mereka masing-masing.

Begitu juga hidup. Warna bagaikan jalan hidup yang dipilih oleh tiap manusia. Seperti juga satu hal yang menjadi kesukaan, ia bisa berganti dan bisa pula tidak. Ada yang menetapkan dengan sangat fanatik bahwa mulai sekarang hingga selamanya ia akan selalu memilih satu warna saja. Atau bahkan ada yang setiap saat bisa menemukan berbagai warna yang berubah sesuai dengan suasana hatinya. Dan mungkin ada pula yang dilanda kebingungan untuk mencenderungkan hati memilih mana warna yang menurutnya paling disukai. Juga ada yang sama sekali tidak mau memilih warna manapun, akibat tak berani menentukan pilihan. Yang jelas, ini semua persoalan hati. Pilihan itu menentukan jati diri. Begitu kira-kira kalau bisa disebut. 

Ada yang mengatakan bahwa, memilih partai sama dengan memilih jalan hidup. Tapi banyak pula yang menyatakan bahwa tidak memilih partai tertentu berarti kebebasan. Tentu saja, tiap pilihan berbuahkan konsekuensi. Kenyataan pahit atau manis yang harus dihadapi. Menetapkan pilihan pada partai tertentu, berarti mengetahui segala konsekuensi yang berkenaan dengan pilihannya tersebut. Siap menerima kekalahan, atau punya mental untuk menghadapi kemenangan. Siap untuk dikenal, dikomentari, disorot, jadi pusat perhatian, dikritik, dicemooh, bahkan sampai dihujat. Atau mungkin berlapang hati bila ternyata tak satu pun atau sedikit sekali perhatian yang berhasil diraup walau usaha sudah jor-joran. 

Demikianlah kehidupan. Tiap detiknya punya warna. Ia muncul karena diminati. Ia mencuat karena diangkat. Ia tergeser karena disenggol. Dan ia jatuh karena punya musuh. Selayaknya sikap seorang pemilih warna, mungkin hanya dirinya yang dapat melihat keindahan dan keelokan dari warna tersebut. Dan tak perduli cemoohan orang lain yang punya pendapat lain tentang pilihannya. Atau bila ia bukan hanya seseorang yang bisa memilih namun juga memperjuangkan warna pilihannya, maka bukan tak mungkin kemudian ia bisa membalikkan dunia untuk bersama-sama melihat warna tersebut lebih dekat, mengakui keindahannya, dan akhirnya menetapkan warna tersebut menjadi pilihan mereka. 

Tidak ada sesuatu yang mustahil. Begitu yang seharusnya menjadi tiupan semangat dalam diri masing-masing kita. Sesuatu yang kecil sekarang, bisa jadi besar di masa datang. Mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari, begitu ungkapan seorang ulama besar. Jadi, tak ada salahnya untuk memulai niat memilih satu warna kesukaan. Atau bila sudah memiliki pilihan, maka kuatkan keyakinan bahwa memang itu yang terbaik dari yang ada. Kehidupan adalah warna, apapun pilihan kita.

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan PertolonganMU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : kafemuslimah
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar