Menu

Jumat, 04 November 2022

BAHAYA GHIBAH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini Sabtu, 10 Rabiul Akhir 1444 H / 5 Nopember  2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Di antara sekian banyak larangan Allah SWT, Ghibah atau bergunjing, atau bergosip menjadi larangan yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari umat Muslim. Pasalnya, Ghibah memang tak bisa dilepaskan dari Lisan atau Ucapan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim dari Abu Hurairah, dijelaskan bahwa ghibah adalah menceritakan orang lain tanpa sepengetahuannya, tentang sifat atau keadaan yang ada pada dirinya, yang seandainya dia mendengarnya pasti dia tidak menyukainya. Sementara, apabila yang diceritakan tidak benar, itu namanya mengada-ada atau fitnah.

Mengutip buku Fiqih Bertetangga oleh Fathiy Syamsuddin Ramadlan An-Nawiy (2018: 193), pada dasarnya ghibah adalah unsur-unsur yang dapat merusak hubungan, baik persahabatan maupun persaudaraan. Kepercayaan antarsesama akan runtuh jika kebiasaan ghibah ini terus dilakukan.

Lantas, apa saja bahaya Ghibah dan bagaimana hukumnya dalam Islam?Bahaya Ghibah.


Seperti yang telah dijelaskan, ghibah berhubungan erat dengan lisan sehingga dapat dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Apalagi, dengan kebebasan dalam menggunakan media sosial saat ini, semakin banyak orang yang membuka aib orang lain tanpa menyadari bahwa perbuatannya termasuk ghibah.

Bahaya Ghibah Diantaranya :

Memecah Belah Keutuhan dan Kerukunan Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Ghibah seringkali menjadi penyebab retaknya persaudaraan, persahabatan, bahkan kehidupan rumah tangga. Selain itu, ghibah juga bisa membuat jatuhnya harga diri seseorang serta rusaknya kepercayaan seseorang kepada orang lain.

Akibatnya, hubungan yang tadinya dilandasi rasa percaya dan saling menghormati satu sama lain berubah menjadi perselisihan, pertikaian, permusuhan, dan berujung memutus tali silatu

Menyuburkan Iri dan Dengki

Seringkali, seseorang mengghibah orang lain dengan alasan iri dan dengki. Apalagi jika pergunjingan itu menyangkut kesenangan-kesenangan yang didapatkan oleh orang yang menjadi korban ghibah tersebut. Karena itu, ghibah bisa membuat sifat iri dan dengki semakin subur dan berkembang.

Menghabiskan Waktu Pada Hal-hal Yang Tidak Produktif

Pada dasarnya, ghibah merupakan pembicaraan yang tidak ada manfaatnya. Waktu yang semestinya digunakan untuk beribadah ataupun melakukan perbuatan lain yang lebih produktif malah terbuang sia-sia.

Memicu Tindakan Prasangka dan Adu Domba

Tak jarang seseorang yang gemar mengghibah berusaha mencari bahan ghibah dengan menyebarkan prasangka-prasangka tidak berdasar. Hal ini yang bisa menjadi penyebab utama permusuhan.

Dalam ajaran Islam, ghibah merupakan perbuatan yang sangat tidak terpuji. Mengutip buku "Awas! Bahaya Lidah" oleh Abdullah bin Jaarullah (2003 : 23), ghibah diharamkan berdasarkan Ijma’ dan termasuk dosa besar karena bisa mengakibatkan putusnya ukhuwah, rusaknya kasih sayang, timbulnya permusuhan, dan tersebarnya aib.

Bahkan, dalam Al Quran, Allah menyamakan orang yang melakukan ghibah dengan orang yang memakan daging saudaranya yang sudah mati. Allah berfirman (QS. Al Hujurat [49] : 12)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat [49] : 12)

Tak hanya berlaku bagi orang yang melakukannya, orang yang sekadar mendengarkannya juga akan mendapat dosa besar dari Allah SWT. 

Imam Nawawi dalam Al-Adzkar menyebutkan :

“Ketahuilah bahwasanya ghibah itu sebagaimana diharamkan bagi orang yang menggibahnya, diharamkan juga bagi orang yang mendengarkannya dan menyetujuinya. Maka wajib bagi siapa saja yang mendengar seseorang mulai menggibah (saudaranya yang lain) untuk melarang orang itu kalau dia tidak takut kepada mudhorot. Dan jika dia takut kepada orang itu, maka wajib baginya untuk mengingkari dengan hatinya dan meninggalkan majelis tempat ghibah tersebut jika memungkinkan hal itu. Jika dia mampu untuk mengingkari dengan lisannya atau dengan memotong pembicaraan ghibah tadi dengan pembicaraan yang lain, maka wajib bagi dia untuk melakukannya. Jika dia tidak melakukannya berarti dia telah bermaksiat.”

Lebih jauh lagi, Ghibah juga dapat mendorong terjadinya perundungan (bullying), yang dapat melibatkan kekerasan fisik. Jika tidak segera ditangani, bahaya ghibah dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya masalah fisik dan mental, seperti depresi klinis, serangan panik, perasaan bersalah, hingga bunuh diri.

Ghibah merupakan perilaku zalim yang dilaknat oleh Allah SWT. Hal tersebut bahkan tercantum dalam Alquran dan hadist. Allah SWT berfirman : 

اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.." (QS. An Nur [24] :19)

Menghindari Bahaya Ghibah

Mengingat bahaya ghibah di atas, ada baiknya untuk mulai mengurangi hobi untuk berghibah atau menghentikannya sama sekali. Satu hal yang perlu Anda mengerti, bahaya ghibah lebih besar dari manfaatnya.

Hentikan kebiasaan membicarakan orang lain di belakang mereka. Jika Anda memiliki masalah dengan orang lain, akan lebih bijak jika menghadapinya secara langsung dan berbicara dengan baik-baik.

Sementara jika Anda menjadi topik ghibah, maka langkah terbaik adalah dengan memblokir semua akses komunikasi dengan pelaku dan benar-benar mengabaikannya.

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar