MEMPERINGATI 1 MUHARRAM 1446 H DARI SUDUT SEJARAH TAHUN BARU ISLAM DAN FILSAFATNYA
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Ahad 1 Muharam 1446 H /7 Juli 2024
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.
Saudaraku...!
Sejarah Tahun Baru Islam
Sejarah tahun Islam baru berawal dari kebimbangan umat Islam saat menentukan tahun. Pada zaman sebelum Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, orang-orang Arab tidak menggunakan tahun dalam menandai peristiwa apa pun. Tapi, hanya menggunakan hari dan bulan sehingga cukup membingungkan.
Sebagai contoh, pada waktu itu Nabi Muhammad lahir
pada tahun Gajah. Hal ini menjadi bukti bahwa pada saat itu kalangan masyarakat
Arab tidak menggunakan angka dalam menentukan tahun. Berawal dari sini, para
sahabat Rasulullah SAW pun berkumpul untuk menentukan kalender Islam. Salah
satunya yang hadir adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan Thalhan bin
Ubaidillah.
Mereka mengusulkan kalender Islam berdasarkan hari
kelahiran Nabi Muhammad, ada yang mengusulkan sejak Nabi Muhammad diangkat sebagai
rasul. Namun, usul yang diterima adalah usulan dari Ali Bin Abi Thalib di mana
beliau mengusulkan agar kalender Hijriah Islam dimulai dari peristiwa hijrah
Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Dari usul Ali Bin Abi Thalib inilah
sejarah kalender Islam pertama kali dibuat dan sejarah tahun baru Islam muncul.
Total 12 bulan dalam sistem penanggalan Islam juga tercantum dalam (Al
Quran surat At Taubah ayat 36-37):
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. At Taubah ayat 36)
Mengapa muncul kata Muharram?
Salah satu bulan yang paling utama dalam kalender
Islam adalah Muharram. Kata Muharam sendiri, berasal dari kata yang diharamkan
atau dipantang dan dilarang. Ini berarti pelarangan untuk melakukan peperangan
atau pertumpahan darah, dan dianggap sharam.
Secara etimologis Muharam berarti
bulan yang diutamakan dan dimuliakan. Makna bahasa ini memang tidak terlepas
dari realitas empirik dan simbolik yang melekat pada bulan itu,
karena Muharam sarat dengan berbagai peristiwa
sejarah baik kenabian maupun kerasulan. Muharam dengan
demikian merupakan momentum sejarah yang sangat berarti. Disebut demikian
karena berbagai peristiwa penting dalam proses sejarah yang terakumulasi dalam
bulan itu.
Awal mula penamaan Muharam dengan maknanya,
didasarkan pada kepercayaan jika bulan ini merupakan awal yang baru dalam
setahun. Awalnya, masa hijrah merupakan masa peperangan. Dalam sejarah pun
disebutkan, jika bulan ini merupakan waktu yang sangat ditaati, bahkan ketika
di Arab tak pernah terjadi peperangan.
Mengapa Muharram begitu istimewa?
Dalam Alquran Surah At-Taubah ayat 36, Allah
mengabarkan 4 bulan agung (bulan-bulan haram) yang wajib dimuliakan yaitu
Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Pada bulan-bulan ini umat Islam
dilarang menganiaya diri sendiri dan sebaliknya dianjurkan memperbanyak amal
saleh. Allah menjadikan empat bulan ini (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan
Rajab) sebagai bulan haram (asyhurul-hurum). Siapa yang beramal saleh pada
bulan tersebut maka Allah akan melipatgandakan pahalanya. Sebaliknya siapa yang
berbuat maksiat pada bulan-bulan itu maka dosanya berlipat ganda pula.
Makna dan Keutamaan Bulan Muharram
Muharam adalah bulan khusus, dikarenakan bulan
pembuka dalam kalender Hijriyah. Rasulullah SAW bahkan menyebut Muharam sebagai
bulan Allah karena keutamaannya.
Momentum tahun baru hijriyah mengandung semangat
perjuangan tanpa putus asa dan rasa optimisme yang tinggi, yaitu semangat
berhijrah dari hal yang baik ke yang lebih baik lagi. Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam dan para
sahabatnya telah melawan rasa sedih dan takut dengan berhijrah. Hijrah
mengandung semangat persaudaraan, seperti yang dicontohkan Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam saat beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin dan
kaum Anshar. Bahkan beliau telah membina hubungan baik dengan beberapa kelompok
Yahudi yang tinggal di Madinah dan sekitarnya pada waktu itu.
Makna awal tahun baru Islam juga memiliki makna
yang mendalam bagi setiap muslim karena Makna lahir dari sana menegaskan
kembali pentingnya menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan yang bersumber dari
Al-Quran.
Momentum awal tahun Islam baru bagi kaum Muslim
agar terus mampu berkreasi, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menjunjung
tinggi nilai-nilai toleransi, menciptakan birokrasi yang modern, yang
transparan, rapi dan bersih.
Tahun Baru Islam seharusnya diartikan sebagai:
- Pengingat kembali pada peristiwa hijrah
sehingga meningkatkan kepercayaan kaum muslim akan kebenaran ideologi dan
aqidah yang dianutnya. Tidak memperdulikan segala macam gangguan yang
bertujuan menggoda iman. Saat itu Rasulullah saw. Sangat yakin akan
keberhasilan hijrah, dakwah dan sampainya beliau di hadapan para
sahabatnya di Madinah, meskipun beliau melalui ancaman dan kesulitan besar
dalam perjalanannya.
- Mengenalkan kepada generasi muda akan momen
kepahlawanan dari generasi muda sahabat dalam momen hijrah dan sejarah
Islam. Perjuangan Rasul dan para sahabatnya selama melakukan perjalanan
itulah menjadi makna tahun baru hendaknya diresapi betul agar perjalanan
penuh dengan pengorbanan itu sendiri menjadi pelajaran hidup bagi umat
manusia.
- Menegaskan kembali pentingnya menerapkan
akhlak mulia dalam kehidupan yang bersumber dari Al Quran. Hijrah dari
suka minum minuman keras ke arah meninggalkan minum alkohol, hijrah dari
suka bermain judi ke arah meninggalkan judi, hijrah dari suka menggunakan
narkoba ke arah meninggalkan narkoba. Intinya meninggalkan kebiasaan
melanggar larangan-Nya menjadi taat melaksanakan perintah Allah SWT.
Tetapi, kenyataannya dalam kehidupan sekarang makna Tahun Baru Islam menjadi sesuatu pelajaran yang seolah tertinggal, tertutupi oleh meriahnya perayaan Tahun Baru Masehi yang memang sudah tradisi untuk dirayakan secara meriah oleh seluruh umat di dunia.
Maka sudah sepantasnya
seluruh umat muslim diseluruh penjuru dunia untuk memaknai Tahun Baru Islam untuk
berbenah diri (muhasabah diri) sejauh mana bekal yang dipersiapkan untuk
menghadapi kehidupan setelah kematian, selalu mencerminkan akhlak mulia,
memiliki semangat baru untuk merancang dan menjalani kehidupan kearah yang
lebih baik.
Amalan-amalan yang bisa dilakukan di
Tahun Baru Islam 1446 H
Adapun beberapa amalan yang dapat dilakukan adalah
:
1. Memperbanyak Puasa
Sunnah
Dari Abu Hurairah RA berkata,
Rasulullah SAW bersabda "Puasa terbaik
setelah puasa Ramadhan adalah pada bulan Allah yang bernama Muharram".
(HR.Muslim)
2. Menghidupkan Puasa
'Asyura dan Tasu'a (9-10 Muharram)
Rasulullah SAW bersabda:
"Dan puasa di hari Asyura, saya
berharap kepada Allah agar dapat menghapus (dosa) tahun yang lalu." (HR
Muslim)\
Nabi juga berpesan dengan hadits yang
diriwayatkan Ibnu 'Abbas:
"Berpuasalah kalian pada hari
Asyura dan bedakanlah orang-orang Yahudi. Berpuasalah sebelumnya atau
berpuasalah setelahnya pada suatu hari." (HR. Ahmad, HR. Al-Baihaqi)
Fadhillah melaksanakan puasa 'Asyura adalah menggugurkan dosa selama setahun yang lalu. Mengenai puasa Tasu'a (9 Muharram) dilakukan sehari sebelum puasa 'Asyura hukumnya pun sunnah. Dari Ibnu Abbas RA dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila (usia)-ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada hari kesembilan". (HR. Muslim).
3. Memperbanyak Sedekah
Selain menghidupkan puasa sunnah, umat Islam juga
dianjurkan memperbanyak sedekah. Sedekah pada bulan Muharram menurut Mazhab
Maliki sangat dianjurkan. Sementara mahzab lainnya tidak memberikan penekanan
khusus, namun tidak memberi larangan untuk mengamalkannya.
Sebagaimana keutamaan Muharram di mana Allah
melipatgandakan pahala setiap amal saleh, maka memperbanyak sedekah termasuk
menyantuni anak yatim merupakan amalan yang disukai Allah.
Allah berfirman yang
artinya:
“Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (sodaqoh)
harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah
melipatgandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas
(anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS. Al Baqarah: 261).
Sumber : https://sditattaubahbatuajibatam.sch.id/
Oleh : Ustadz Syawaluddin Syem (Koordinator
Kesantrian PPTQ At Taubah)
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
Selamat Tahun Baru Islam 1446 H
----------------NB---------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar