Menu

Jumat, 13 September 2024

KAUM YAHUDI

BELAJARLAH DARI KEHANCURAN KAUM TERDAHULU

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Sabtu, 10 Rabi'ul-Awal 1446 H /14 September 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Saudaraku...!

Al-Qur’an surah Al-A’raf selain memberitahukan kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam agar tidak sesak nafas, ketika melangsungkan dakwah, dan menghadapi kaumnya, yang ingkar dan menolak ajakannya agar beriman, dan menerima sepenuhnya Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah Minhaj Rabbani yang diberikan kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam untuk seluruh umat manusia, dan mengikuti Agama (Din) Allah, yang akan menyelamatkan kehidupan mereka di dunia dan di akhirat. Minhaj Rabbani ini bersifat Mutlak (Final), dan akan berlaku sepanjang zaman (sepanjang kehidupan manusia). Meskipun, banyak diantara umat manusia yang menolak dan menentangnya. (QS. Al-A’raaf : 2; 3).

Tetapi seperti digambarkan dalam Al-Qur’an yang menceritakan tidak semua umat menerima Al-Qur’an yang merupakan petunjuk (Hudan), dan jalan lurus (Shirat) yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Manusia ada yang hatinya tertutup (Kufur), tidak menerima risalah Allah Azza Wa Jalla, dan menolaknya dengan terang-terangan. Mereka yang menolak risalah Allah itu, mereka yang yang mengikuti hawa nafsunya sebagai jalan hidupnya. Ketika menolak Din (Agama) Allah, mereka binasa. Di negeri-negeri yang umatnya terang-terangan menolak Din Allah dihancurkan. Bahkan bukan hanya dihancurkan mereka itu, tetapi mendapatkan siska yang amat dahsyat dari Allah Rabbul Alamin, akibat perbuatan mereka yang dzalim. (QS. Al-A’raaf : 4; 5)

Tentu, yang pertama dilaknat oleh Allah Ta’ala, tak lain, adalah Iblis, yang membangkang, karena sifatnya yang sombong. Kesombongan Iblis itu, tak lain karena merasa dirinya lebih mulia dibanding dengan Adam Alaihis Sallam, karena Iblis diciptakan dari api, sedangkan Adam Alaihis Sallam dari tanah. Jadi kekafiran lahir, dapat pula dari adanya asal usul. Inilah yang banyak terjadi sekarang ini, di mana manusia juga mengikuti jejak Iblis, yang mengagungkan asal-usul (keturunan), bukan yang menjadi ukuran keimanan dan ketakwaannya. Maka, Iblis diusir dari surga oleh Allah, karena sikapnya yang sombong dan ingkar itu. (QS. Al-A’raaf : 12; 13)

Makhluk yang diciptakan oleh Allah, yang terkena perintah harus meninggalkan surga, adalah Adam Alaihis Sallam, yang terkena bujukan dan kemudian memakan buah yang dilarang oleh Allah, yaitu Buah Kuldi. Adam Alaihis Sallam, lalai atas larangan itu, dan terbujuk dengan bisikan Iblis, dan kemudian melanggar perintah Allah. Adam Alaihis Sallam, merupakan makhluk pertama yang diciptakan yang melanggar perintah Allah, karena terkena fitnah Iblis, dan kemudian diusir dari surga. (QS. Al-A’raaf : 20; 22).

Selanjutnya, kisah Nabi Nuh Alaihis Sallam, mengajak umat untuk beriman, tetapi ajakannya ditentang dengan keras, bahkan beliau dituduh sesat oleh para pemimpin kaumnya itu. Dakwah yang dilangsungkan Nabi Nuh Alaihis Sallam, yang berlangsung selama hampir 90 tahun, gagal, dan terus mendapatkan penolakan dari kaumnya, sampailah datang azab dari Allah berupa datangnya Air Bah (Tsunami), yang menghancurkan seluruh kaumnya. (QS. Al-A’raaf : 59; 60; 64).

Kaum Nabi Hud Alaihis Sallam, yang dikenal dengan kaum ‘Ad, yang juga menolak untuk beriman kepada Allah. Mereka menolak ajakan Nabi Hud Alaihis Sallam, yang diutus menyampaikan risalah dari Allah Ta’ala, yang kemudian ditolak oleh para pemimpin kaumnya itu. Nabi Hud Alaihis Sallam juga dituduh Kurang Waras (Gila), dan terus menolak ajakan Nabi Hud Alaihi Sallam, meskipun beliau mengatakan tentang risalah Allah Ta’ala itu, tetapi kaum tetap menolaknya, dan kemudian dihancurkan seluruhnya sampai ke akar-akarnya dengan kejadian yang dahsyat, datangnya angin topan. Mula-mula kekeringan yang panjang yang mematikan seluruh tanaman mereka, kemudian datang awan hitam yang menggumpal diatas awan, yang dikira akan datangnya hujan, ternyata topan. (QS. Al-A’raaf : 65; 66; 71).

Kisah berikutnya, kaumnya Nabi Saleh Alaihis Sallam, yaitu kaum Samud, yang melarang menyembah agama Allah, dan dilarang menyakiti unta betina, tetapi perintah dan larangan itu, semuanya dilanggar oleh kaumnya Nabi Saleh Alaihis Sallam, yang dihancurkan dengan gempa bumi dahsyat, sehingga kaum Samud luluh lantak.

Kisah Nabi Luth Alaihis Sallam, yang kaumnya melakukan perbuatan terkutuk dengan melakukan sodomi (liwat). Ketika Nabi Luth Alaihis Sallam, melarang perbuatan keji itu, mereka tidak menggubrisnya, dan mengusirnya Nabi Luth dan para pengikutnya yang beriman, dan kaumnya Nabi Luth dihancurkan oleh Allah Ta’ala dengan hujan batu karena perbuatan dosa mereka. (QS. Al-A’raaf : 80; 81; 84).

Masih dalam kisah para Nabi, tentang Nabi Syu’aib Alaihis Sallam, yang menyuruh kaumnya ta’at kepada Allah, dan tidak berlaku curang dengan cara mengurangi timbangan, tetapi kaumnya itu tetap sombong, dan tidak mau mengikuti syariah yang diperintahkan Allah kepada mereka. Tetapi, lagi-lagi kaumnya Nabi Syu’aib bersama dengan para pemukanya, mengusir Nabi Syu’aib, kecuali Nabi Syu’aib mau kembali ke agama mereka yang sesat itu, dan Allah menurunkan azab terhadap mereka berupa gempa yang amat dahsyat, yang memusnahkan kaumnya Nabi Syu’aib Alaihis Sallam. (QS. Al-A’raaf : 85; 88; 90; 91).

Terakhir, kaumnya Nabi Musa Alaihis Sallam, yang telah diselamatkan dari kehancuran, akibat selalu ingkar dan berbuat dzalim. Kaumnya Nabi Musa Alaihis Sallam ini diselamatkan dari kekejaman Fir’aun, dan mereka selamat dari bahaya kehancuran, tetapi mereka tetap tidak mau beriman, dan selalu berbuat kekafiran, seperti membuat patung sapi, yang kemudian mereka sembah. Inilah kisah antara Nabi Musa Alaihis Sallam, kaumnya, dan Fir’aun, yang dimenangkan oleh Nabi Musa Alaihis Sallam, dan kaumnya. Tetapi lagi-lagi mereka ingkar dan kafir, dan menolak untuk beriman kepada Allah. Mereka tetap menyembah berhala. (QS. Al-A’rsaf : 150; 155; 162; 167).

Dan, seburuk-buruknya kaum adalah kaum Yahudi, yang terus-menerus berbuat dzalim, dan menolak kebenaran, dan ingkar dengan seingkar-ingkarnya kepada risalah Allah.

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar