Menu

Jumat, 06 Desember 2024

KESUCIAN JIWA

MENGGAPAI KESUCIAN JIWA

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini Sabtu 5 Jumadil-Akhir 1446 H / 7 Desember 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Saudaraku...!

Dalam teori dramaturgi disebutkan bahwa kehidupan ini merupakan sebuah permainan. Secara hakekat, permainan dipahami sebagai arena untuk melakukan sesuatu demi tercapainya sebuah tujuan, yaitu kemenangan. Oleh karena itu, dengan sekuat tenaga seseorang atau sekelompok orang berupaya melakukan berbagai upaya dan strategi demi mencapai kemenangan yang didambakan. Betapa pentingnya makna kemenangan dalam melakukan roda kehidupan, semua orang senantiasa mengupayakannya. Dengan kemenanganlah manusia merasa bahagia, tenang dan damai.

Dalam konteks bulan Islam terutama bulan suci Ramadhan, yang dimaksud kemenangan adalah diraihnya atau kembalinya jiwa-jiwa yang suci. Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat, pengampunan, dan keberkahan. Oleh karena itu, manusia yang mempunyai kesadaran terhadap substansi Ramadhan, akan berlomba-lomba untuk mendapatkan ketiga hal itu. Mengapa memerlukan kesadaran terhadap substansi Ramadhan ini? Kita memahami bahwa diraihnya jiwa-jiwa yang suci sangat bergantung pada penyikapan terhadap datangnya bulan Ramadhan. 

Jadi, jawabannya adalah kesadaran akan substansi dari Ramadhan. Masih banyak umat Islam menyikapi bulan Ramadhan hanya sebatas bulan yang penuh ritualitas atau seremonial ibadah sehingga tidak aneh, apabila puasa selama satu bulan kurang berdampak pada keberadaan jiwanya. Kondisi inilah yang menyebabkan kehidupan pasca Ramadhan tidak berpengaruh pada perbuatan yang diharapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yakni manusia yang bertakwa, jiwa yang bersih dan suci.

Paling tidak untuk melihat sejauh mana manusia meraih kembali kesuciannya, sangat bergantung kepada berfungsinya potensi yang dimiliki dan diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Al-Ghazali membagi 3 (Tiga) Potensi Manusia, yaitu Akal, Nafs, dan Qalb.

  1. Dengan Akalnya manusia mampu mejadikan dirinya sebagai orang yang bisa meningkatkan kualitas intelektualnya. Kemampuan menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi merupakan satu upaya yang harus ditempuh oleh orang yang berakal.
  2. Dengan Qalbu-nya, manusia mampu memposisikan dirinya sebagai orang yang selalu empati terhadap berbagai fenomena yang ada di sekitarnya. Puasa diharapkan mampu melatih manusia untuk senantiasa memerhatikan segala hal yang ada di sekitarnya.
  3. Dengan Nafs-nya, manusia mampu membedakan mana yabg baik dan buruk. Kualitas akhlak seseorang sangat ditentukan oleh sejauh mana potensi Nafs yang menggerakkan jiwanya. Apakah cenderung kepada kualitas akhlak mahmudah atau Mazmumah.

Tidak hanya itu, agar kemenangan yang diraihnya itu langgeng, tahan terhadap tempaan kehidupan selama sebelas bulan, ajaran Islam memberikan tata cara bagi umatnya. Sikap apa yang harus dilakukan ketika kemenangan digapai oleh seorang atau sekelompok muslim. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat An-Nasr ayat 1-3, 


اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ - ١
Artinya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,

وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ - ٢
Artinya: dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ - ٣
Artinya: maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.

Ayat tersebut berupaya untuk menjaga kemenangan yang didapat, agar umat Islam tidak terjebak pada euforia sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan sikap lalai dan munculnya berbagai persoalan. Kondisi inilah, melalui wahyu-Nya, Allah mengingatkan bahwa ada beberapa sikap yang harus dilakukan ketika muslim menggapai kemenangan dalam sebuah pertandingan, yakni Tasbih, Tahmid, dan Istigfar.

Timbul pertanyaan, mengapa umat Islam ketika mencapai kemenangan dalam sebuah kompetisi harus melakukan Tasbih, Tahmid, dan Istigfar? Untuk menjawab pertanyaan tersebut sangat bergantung kepada pemahaman seseorang terhadap makna digapainya sebuah kemenangan.

Tidak dapat dimungkiri, berbagai upaya dan strategi yang dilakukan oleh umat Islam secara rasional dan logis memberikan kontribusi bagi tercapainya sebuah kemenangan. Tetapi, manusia hanya mampu berupaya dan melakukan berbagai strategi. Pertolongan dan kuasa Allah yang menentukan keputusan atas upaya dan strategi yang dilakukannya. Tentunya, agar kita mampu memahami hal tersebut dibutuhkan kesadaran pada keyakinan dan kebenaran firman Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, melakukan tindakan syukur atas kemenangan yang diraihnya merupakan sikap yang mulia.

Sikap syukur tersebut diimplementasikan dalam tiga hal. Pertama, melakukan peningkatan kesadaran atas maha sucinya Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kedua, melakukan peningkatan kesadaran untuk senantiasa memuji Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ketiga, melakukan peningkatan kesadaran terhadap kelemahan dan kekurangan kita sebagai manusia dengan selalu memohon ampun atas segala perilaku yang menyimpang dari regulasi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Dari uraian di atas, sudah sepatutnya setiap umat Islam yang sudah menggapai kemenangan senantiasa meningkatkan kesadarannya untuk melakukan sikap syukur tersebut. Jika hal tersebut dilakukan, maka kesuksesan dan kemenangan dalam arena kehidupan ini akan senantiasa dicapai dengan rida Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Ibrahim (14 ) : 7, 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkarinya, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar