Menu

Rabu, 09 Juli 2025

TAFAKUR

5 JENIS TAFAKUR, KUNCI MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Kamis 15 Muharam  1447 H /10 Juli 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

Dalam islam, terdapat beberapa jenis tafakur. Tafakur merupakan salah satu amalan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sebagai bentuk untuk mengenal Allah SWT lebih dalam. Tafakur diartikan sebagai berpikir mendalam atau merenung untuk memahami kebesaran Allah, ciptaan-Nya, dan berbagai hikmah dalam kehidupan seorang umat. Selain sebagai bentuk mengenal Allah lebih dalam, tafakur ini juga membawa ketenangan jiwa.

Dalam QS. Al-Imran ayat 190, juga menyebutkan terkait tafakur : 

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

Artinya, “Mereka adalah orang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Mereka merenungkan penciptaan langit dan bumi,” (QS. Al-Imran ayat 190)

Syekh M Nawawi Banten mengatakan bahwa para ulama mencoba memberikan penjelasan perihal jenis tafakur yang disinggung oleh ayat tersebut. Menurut para ulama, tafakur itu terdiri atas lima jenis.

  قال جمهور العلماء التفكر على خمسة أوجه  

Artinya, “Mayoritas ulama menyebut lima jenis tafakur,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 6).  

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memasukkan kata “tafakur” dengan makna renungan, perenungan, perihal merenung, memikirkan, menimbang dengan sungguh-sungguh, dan pengheningan cipta.   Jenis-jenis tafakur dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

5 Jenis Tafakur

Terdapat beberapa jenis tafakur dalam islam, diantaranya : 

1.      Tafakur Dalam Rangka Merenungi Ayat-Ayat Allah

Jenis tafakur yang pertamam yaitu tafakur merenungi ayat-ayat Allah. Tafakur ini berupa merenungi secara mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, baik yang tertulis (Qauliyah) maupun yang tersirat dalam alam semesta (Kauniyah). Ayat-ayat Allah adalah petunjuk dan tanda-tanda kebesaran-Nya. Membaca dan merenungkan isi Al-Qur’an membantu seseorang memahami maknanya secara lebih mendalam serta mengaplikasikan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh:

  • Merenungkan penciptaan langit dan bumi seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. Ali Imran: 190-191).
  • Menghayati pesan moral yang terkandung dalam kisah para nabi.

Dengan melakukann tafakur merenungi ayat Allah memiliki manfaat yaitu memperkuat keimanan kepada Allah dan memberikan petunjuk untuk menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.

2.      Tafakur Dalam Rangka Merenungi Nikmat-Nikmat Allah

Jenis tafakur satu ini berfokus pada menyadari dan mensyukuri berbagai nikmat yang telah Allah berikan. Allah mencurahkan rahmat-Nya dalam bentuk nikmat jasmani seperti kesehatan, rezeki, dan keluarga, serta nikmat rohani seperti iman dan islam. Dengan merenungi nikmat ini, seseorang diharapkan lebih bersyukur dan tidak mudah mengeluh.

Contoh:

  • Memikirkan bagaimana udara, air, dan makanan yang diberikan Allah menopang kehidupan manusia.
  • Merenungkan nikmat iman dan hidayah yang tidak semua orang mendapatkannya.

Dengan melakukann tafakur merenungi nikmat Allah memiliki manfaat yaitu meningkatkan rasa syukur kepada Allah dan menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menggunakan nikmat tersebut sesuai kehendak-Nya.

3.      Tafakur dalam Rangka Merenungi Janji-Janji Allah

Allah telah memberikan berbagai janji kepada hamba-Nya, baik berupa balasan surga bagi mereka yang taat maupun rahmat yang tak terbatas bagi yang bertobat. Tafakur ini bertujuan untuk mengingatkan diri agar terus berusaha menjalani kehidupan sesuai syariat demi mendapatkan janji-janji tersebut.

Contoh:

  • Merenungi janji Allah tentang surga bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al-Baqarah: 25).
  • Mengingat bahwa Allah selalu menerima taubat hamba-Nya yang benar-benar menyesal (QS. Az-Zumar: 53).

Dengan melakukann tafakur merenungi janji Allah memiliki manfaat yaitu menumbuhkan semangat untuk beribadah dan berbuat kebaikan dan memberikan harapan di tengah cobaan hidup.

4.      Tafakur dalam Rangka Merenungi Peringatan Allah

Jenis tafakur yang selanjutnya yaitu tafakur dalam rangka merenungi peringatan Allah. Allah SWT memberikan peringatan dalam Al-Qur’an maupun melalui berbagai peristiwa di dunia. Tafakur ini melibatkan refleksi atas ayat-ayat peringatan tersebut, seperti ancaman bagi orang-orang yang lalai dan akibat buruk dari maksiat. 

Dengan merenungi peringatan Allah, seseorang diharapkan sadar dan segera memperbaiki diri.

Contoh:

  • Merenungi ayat tentang siksa neraka bagi orang yang tidak beriman dan berbuat dosa (QS. Al-Hijr: 43-44).
  • Melihat musibah atau bencana sebagai peringatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Dengan melakukann tafakur merenungi peringatan Allah memiliki manfaat yaitu membantu menjaga diri dari perbuatan dosa dan menguatkan rasa takut kepada Allah yang positif (khauf) untuk menjauhi larangan-Nya.

5.      Tafakur dalam Rangka Merenungi Kelalaian Diri dalam Menjalankan Perintah-Nya

Jenis tafakur ini adalah introspeksi terhadap diri sendiri, yaitu memikirkan sejauh mana seseorang telah menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Hal ini meliputi evaluasi ibadah, akhlak, dan tanggung jawab sebagai seorang Muslim.

Contoh:

  • Merenungkan apakah shalat yang dilakukan sudah dilakukan dengan khusyuk.
  • Memikirkan dosa-dosa yang pernah dilakukan dan merencanakan untuk bertobat.

Dengan melakukann tafakur merenungi kelalaian diri sendiri memiliki manfaat yaitu membantu memperbaiki diri agar lebih taat kepada Allah dan mendorong seseorang untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amal kebaikan.

Setiap jenis tafakur memiliki perannya masing-masing dalam membantu seseorang memahami kebesaran Allah, mensyukuri nikmat-Nya, dan memperbaiki diri. Dengan melibatkan tafakur dalam kehidupan sehari-hari, seorang muslim akan lebih sadar akan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk terus merenungi dan mengambil pelajaran dari setiap ayat, nikmat, janji, peringatan, dan introspeksi diri.

Menanggapi poin kelima, Syekh M Nawawi Banten mengutip satu hikmah Syekh Ibnu Athaillah dalam Al-Hikam-nya ketika seseorang tidak lagi merasa malu atas kelalaiannya dalam menjalankan perintah Allah. 

 من علامات موت القلب عدم الحزن على ما فاتك من الموافقات وترك الندم على ما فعلته من وجود الزلات  

Artinya, “Salah satu tanda kematian batin adalah ketiadaan rasa sedih pada dirimu atas perbuatan taat yang luput dan ketiadaan rasa sesal atas kesalahan yang kaulakukan.”  

Selain hikmah ini, Syekh M Nawawi Banten juga mengutip hikmah lain dari Al-Hikam yang terjemahannya, “Rasa sedih atau rasa sesal atas luputnya perintah Allah di saat ini atau di masa lalu tanpa disertai semangat perbaikan diri di masa mendatang adalah satu ciri keterpedayaan.”  

Hikmah yang dimaksud oleh Syekh M Nawawi Banten adalah sebagai berikut:  

 الحزن على فقدان الطاعة مع عدم النهوض إليها من علامات الاغترار  

Semua uraian ini merupakan upaya ulama dalam memahami tafakur dengan berbagai jenisnya. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
Sumber : 
https://alfatihah.com

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏



https://alfatihah.com
Edit:  Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar