5 JENIS TAFAKUR, KUNCI MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Kamis 15 Muharam 1447 H /10 Juli 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Dalam islam, terdapat beberapa
jenis tafakur. Tafakur merupakan salah satu amalan yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW sebagai bentuk untuk mengenal Allah SWT lebih dalam. Tafakur
diartikan sebagai berpikir mendalam atau merenung untuk memahami kebesaran Allah,
ciptaan-Nya, dan berbagai hikmah dalam kehidupan seorang umat. Selain sebagai
bentuk mengenal Allah lebih dalam, tafakur ini juga membawa ketenangan jiwa.
Dalam QS. Al-Imran ayat 190, juga
menyebutkan terkait tafakur :
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ
قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ
Artinya, “Mereka adalah orang
yang berzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Mereka
merenungkan penciptaan langit dan bumi,” (
Syekh M Nawawi Banten mengatakan bahwa para ulama mencoba
memberikan penjelasan perihal jenis tafakur yang disinggung oleh ayat tersebut.
Menurut para ulama, tafakur itu terdiri atas lima jenis.
قال جمهور العلماء التفكر على خمسة أوجه
Artinya, “Mayoritas ulama menyebut lima jenis tafakur,”
(Lihat Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil
Arabiyyah], halaman 6).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memasukkan kata “tafakur” dengan makna renungan, perenungan, perihal merenung, memikirkan, menimbang dengan sungguh-sungguh, dan pengheningan cipta. Jenis-jenis tafakur dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
5 Jenis Tafakur
Terdapat beberapa jenis tafakur dalam islam, diantaranya :
1.
Tafakur Dalam Rangka Merenungi Ayat-Ayat
Allah
Jenis tafakur yang pertamam yaitu
tafakur merenungi ayat-ayat Allah. Tafakur ini berupa merenungi secara mendalam
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, baik yang tertulis (Qauliyah) maupun yang
tersirat dalam alam semesta (Kauniyah). Ayat-ayat Allah adalah petunjuk dan
tanda-tanda kebesaran-Nya. Membaca dan merenungkan isi Al-Qur’an membantu
seseorang memahami maknanya secara lebih mendalam serta mengaplikasikan
ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
- Merenungkan
penciptaan langit dan bumi seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an (QS.
Ali Imran: 190-191).
- Menghayati
pesan moral yang terkandung dalam kisah para nabi.
Dengan melakukann tafakur merenungi ayat Allah memiliki
manfaat yaitu memperkuat keimanan kepada Allah dan memberikan petunjuk untuk
menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.
2. Tafakur
Dalam Rangka Merenungi Nikmat-Nikmat Allah
Jenis tafakur satu ini berfokus
pada menyadari dan mensyukuri berbagai nikmat yang telah Allah berikan. Allah
mencurahkan rahmat-Nya dalam bentuk nikmat jasmani seperti kesehatan, rezeki,
dan keluarga, serta nikmat rohani seperti iman dan islam. Dengan merenungi
nikmat ini, seseorang diharapkan lebih bersyukur dan tidak mudah mengeluh.
Contoh:
- Memikirkan bagaimana udara, air, dan makanan yang diberikan Allah menopang kehidupan manusia.
- Merenungkan nikmat iman dan hidayah yang tidak semua orang mendapatkannya.
Dengan melakukann tafakur
merenungi nikmat Allah memiliki manfaat yaitu meningkatkan rasa syukur kepada
Allah dan menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menggunakan nikmat tersebut
sesuai kehendak-Nya.
3.
Tafakur dalam Rangka Merenungi Janji-Janji
Allah
Allah telah memberikan berbagai
janji kepada hamba-Nya, baik berupa balasan surga bagi mereka yang taat maupun
rahmat yang tak terbatas bagi yang bertobat. Tafakur ini bertujuan untuk
mengingatkan diri agar terus berusaha menjalani kehidupan sesuai syariat demi
mendapatkan janji-janji tersebut.
Contoh:
- Merenungi janji Allah tentang surga bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al-Baqarah: 25).
- Mengingat bahwa Allah selalu menerima taubat hamba-Nya yang benar-benar menyesal (QS. Az-Zumar: 53).
Dengan melakukann tafakur
merenungi janji Allah memiliki manfaat yaitu menumbuhkan semangat untuk
beribadah dan berbuat kebaikan dan memberikan harapan di tengah cobaan hidup.
4.
Tafakur dalam Rangka Merenungi Peringatan
Allah
Jenis tafakur yang selanjutnya yaitu tafakur dalam rangka merenungi peringatan Allah. Allah SWT memberikan peringatan dalam Al-Qur’an maupun melalui berbagai peristiwa di dunia. Tafakur ini melibatkan refleksi atas ayat-ayat peringatan tersebut, seperti ancaman bagi orang-orang yang lalai dan akibat buruk dari maksiat.
Dengan merenungi
peringatan Allah, seseorang diharapkan sadar dan segera memperbaiki diri.
Contoh:
- Merenungi ayat tentang siksa neraka bagi orang yang tidak beriman dan berbuat dosa (QS. Al-Hijr: 43-44).
- Melihat musibah atau bencana sebagai peringatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan melakukann tafakur
merenungi peringatan Allah memiliki manfaat yaitu membantu menjaga diri dari
perbuatan dosa dan menguatkan rasa takut kepada Allah yang positif (khauf)
untuk menjauhi larangan-Nya.
5.
Tafakur dalam Rangka Merenungi Kelalaian Diri
dalam Menjalankan Perintah-Nya
Jenis tafakur ini adalah
introspeksi terhadap diri sendiri, yaitu memikirkan sejauh mana seseorang telah
menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Hal ini meliputi
evaluasi ibadah, akhlak, dan tanggung jawab sebagai seorang Muslim.
Contoh:
- Merenungkan apakah shalat yang dilakukan sudah dilakukan dengan khusyuk.
- Memikirkan dosa-dosa yang pernah dilakukan dan merencanakan untuk bertobat.
Dengan melakukann tafakur
merenungi kelalaian diri sendiri memiliki manfaat yaitu membantu memperbaiki
diri agar lebih taat kepada Allah dan mendorong seseorang untuk meningkatkan
kualitas ibadah dan amal kebaikan.
Setiap jenis tafakur memiliki perannya masing-masing dalam membantu seseorang memahami kebesaran Allah, mensyukuri nikmat-Nya, dan memperbaiki diri. Dengan melibatkan tafakur dalam kehidupan sehari-hari, seorang muslim akan lebih sadar akan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk terus merenungi dan mengambil pelajaran dari setiap ayat, nikmat, janji, peringatan, dan introspeksi diri.
Menanggapi poin kelima, Syekh M Nawawi Banten mengutip satu hikmah Syekh Ibnu Athaillah dalam Al-Hikam-nya ketika seseorang tidak lagi merasa malu atas kelalaiannya dalam menjalankan perintah Allah.
من علامات موت القلب عدم الحزن على ما فاتك من الموافقات وترك الندم على ما فعلته من وجود الزلات
Artinya, “Salah satu tanda kematian batin adalah ketiadaan rasa sedih pada dirimu atas perbuatan taat yang luput dan ketiadaan rasa sesal atas kesalahan yang kaulakukan.”
Selain hikmah ini, Syekh M Nawawi Banten juga mengutip hikmah lain dari Al-Hikam yang terjemahannya, “Rasa sedih atau rasa sesal atas luputnya perintah Allah di saat ini atau di masa lalu tanpa disertai semangat perbaikan diri di masa mendatang adalah satu ciri keterpedayaan.”
Hikmah yang dimaksud oleh Syekh M Nawawi Banten adalah sebagai berikut:
الحزن على فقدان الطاعة
مع عدم النهوض إليها من علامات الاغترار
Semua uraian ini merupakan upaya ulama dalam memahami tafakur dengan berbagai jenisnya. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
Sumber : https://alfatihah.com
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar