Menu

Kamis, 11 September 2025

KHOTBAH JUM'AT

AIR MATA DAN CINTA 12 RABIUL AWWAL
Oleh : H. Akmal Burhanuddin, Lc., M.Sos

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini Jum'at 19 Rabi'ul-Awal 1447 H /12 September 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

KHUTBAH PERTAMA

الحمد لله الذي أشرقت بنور نبيِّه ظلماتُ الجاهلية، وتكسّرت عند ميلاده أصنامُ الوثنية، وأضاء الكونُ بمولده، فكان رحمةً للعالمين.

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، شهادةً نلقى بها ربَّنا يوم الدين، وأشهد أن محمداً عبدُه ورسولُه، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه أجمعين، ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يوم الدين. 

 معاشر المسلمين ، أوصيكم و نفسي بتقوى الله فقد فاز المتون. كما قال تعالى في كتابه العزيز

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم

ياايها الذين آمنوا اتقوالله حق تقاته ولا تموتن إلا و انتم مسلمون

Amma ba‘du,

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Tataplah kalender tanggalan kita!

Adakah bulan yang lebih sarat cinta, sarat air mata, selain bulan ini, bulan Rabi‘ul Awwal?

Ia bukan sekadar nama bulan, tapi saksi bisu tiga peristiwa agung, peristiwa bersejarah yang luar biasa, yang seharusnya membuat hati kita luluh, jiwa kita bergetar, dan air mata kita menetes tanpa henti.

1. Kelahiran Sang Cahaya

Pada bulan itu, tanggal 12 Rabi‘ul Awwal, lahirlah seorang bayi yatim di Makkah. Bayi itu kelak dikenal sebagai Muhammad ﷺ.

Lahir bukan di istana, tapi di rumah sederhana. Lahir bukan dengan pelukan seorang ayah, tapi dalam dekapan seorang bunda bernama Aminah.

Namun demikian, cahaya kelahiran beliau menerangi dunia. Istana Kisra Persia retak, api Majusi padam. Dunia tahu, inilah saat yang ditunggu.

Beliau lahir bukan untuk mencari kuasa. Beliau lahir bukan untuk menguasai harta. Beliau lahir hanya untuk satu: menyelamatkan kita!

Menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, dari perbudakan menuju kemerdekaan, dari kebinasaan menuju surga Allah.

Jamaah sekalian, di mana posisi kita?

Apakah hati kita bergetar saat mengingat kelahirannya?

Atau hati kita beku, lebih cinta kepada dunia daripada cinta kepada Nabi kita?

 

2. Hijrah: Air Mata Perpisahan

Masih di bulan ini, dan masih pada tanggal yang sama yaitu 12 Rabi‘ul Awwal. Tanggal yang juga menyimpan cerita luar biasa, yaitu tibanya Rasulullah dari perjalanan hijrah di bumi Madinah.

Bayangkan, Rasulullah ﷺ berdiri di pinggir Makkah, menatap Ka‘bah, menatap tanah kelahirannya. Air matanya menetes. Beliau berkata:

والله، انك احب أرض الي.

Artinya : “Demi Allah, engkau adalah negeri yang paling aku cintai. Kalau bukan karena kaummu mengusirku, aku tidak akan meninggalkanmu.”

Beliau pergi, bukan untuk meninggalkan Makkah, tapi untuk menyelamatkan Islam.

Dalam perjalanan hijrah itu, Beliau bersembunyi di gua, dikejar musuh. Sampai kemudian sahabat Abu Bakar menangis karena takut dan cemas. Khawatir persembunyian mereka diketahui musyrikin Quraish yang mengejarnya.

Untuk menenangkan Sayyidina Abu Bakar, Nabi berbisik seraya berkata:

﴿لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا﴾

 Artinya : “Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”

Akhirnya, beliau sampai ke Madinah. Dan Madinah menyambutnya dengan takbir, dengan cinta, dengan syair : Tala‘al badru ‘alaina...

Hari itu, kota bersinar. Muhajirin dan Anshar yang sebelumnya dipisahkan jarak, kini hidup bersatu, bersama dalam bimbingan Rasulullah.

Hijrah membuktikan: cinta butuh pengorbanan.

Saudaraku, kalau Nabi kita saja meninggalkan tanah yang dicintainya demi agama, apa yang sudah kita korbankan hari ini?

Salat subuh di masjid saja kita masih kalah oleh kasur.

 Adakah air mata pengorbanan untuk Islam, atau hanya air mata karena dunia?

 

3. Wafat: Tangisan Madinah

Adapun peristiwa besar yang ketiga, hari dimana penuh dengan keharuan dan  paling memilukan.

Pada 12 Rabi‘ul Awwal pula, Rasulullah ﷺ wafat .

Bayangkan detik-detik itu. Nabi kita terbaring lemah, wajahnya pucat, keringat dingin menetes. Bibirnya berucap:

“بل الرفيق الأعلى... بل الرفيق الأعلى...”

Artinya : “Bersama Kekasih Tertinggi... Bersama Kekasih Tertinggi...”

Sampai akhirnya, ruh beliau yang suci dijemput malaikat.

Madinah pun berguncang. Tapi bukan karena takbir, melainkan karena tangisan. Air mata berderai mengalir membekas bagaikan aliran sungai di wajah para sahabat yg mulia.

Umar bin Khattab tidak bisa menerima. Bahkan Umar mengancam akan membunuh siapa saja yang mengatakan bahwa Muhammad telah tiada.

Abu Bakar tampil menenangkan semuanya. Dengan teduh bak seorang ayah, beliau mengatakan:

من كان يعبد محمدا، فإن محمدا قد مات. ومن كان يعبد الله، فإن الله حي لا يموت

Artinya : "Barang siapa yang menyembah Muhammad, maka hari ini Muhammad telah tiada. Namun barang siapa yang menyembah Allah, sesungguhnya Allah akan terus hidup dan tidak pernah mati."

Lalu Abu Bakar membacakan firman Allah ta'ala:

﴿ وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِيْن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ انقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ﴾ [آل عمران: 144]

Artinya : “Sesungguhnya Muhammad hanyalah seorang Rasul. Telah berlalu sebelumnya rasul-rasul. Apakah jika ia wafat atau terbunuh, kalian akan kembali ke belakang?”

Seketika itu, Umar lunglai lemas selepas mendengar ayat yang dibacakan Abu Bakar. Bahkan Umar merasa seakan ayat itu baru saja diturunkan.

Jamaah sekalian, saat itu langit menangis, bumi berduka, hati sahabat hancur. Nabi kita pergi. Tapi pesan terakhirnya jelas:

“Ummati... ummati... ummati...”

“Umatku... umatku... umatku...”

Beliau tidak meninggalkan harta. Tidak meninggalkan istana. Yang beliau tinggalkan adalah Al-Qur’an, Sunah, dan kasih sayang untuk umatnya.

Penutup: Rindu yang Tak Pernah Padam
Maasyiral Muslimin, jamaah Jumat,

12 Rabi‘ul Awwal adalah hari cinta dan air mata. Lahir membawa cahaya. Hijrah membawa pengorbanan. Wafat membawa tangisan.

Maka buktikan cinta kepada Nabi! Jangan hanya dengan lisan, tapi dengan ketaatan. Jangan hanya dengan air mata, tapi dengan amal nyata.

Hijrahkan diri dari maksiat menuju taat, dari lalai menuju ingat, dari cinta dunia menuju cinta akhirat.

بارك الله لي ولكم و نفعني وإياكم من الآيات و ذكر الحكيم، وتقبل مني و منكم تلاوته انه هو السميع العليم

 

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه، كما يحب ربُّنا ويرضى، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين. 

عباد الله، اتقوا الله حقَّ التقوى، وتمسَّكوا بسنة نبيِّكم المصطفى، وأكثروا من الصلاة والسلام عليه، فإن الله تعالى يقول:

﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب: ٥٦] 

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات.

اللهم أعزَّ الإسلام والمسلمين، وأذلَّ الشرك والمشركين، ودمِّر أعداءك أعداء الدين. 

اللهم اجعلنا من الذين يحبون نبيَّك محمدًا ﷺ حقَّ المحبة، وارزقنا شفاعته يوم القيامة.

اللهم اجعل قلوبنا مملوءةً بحبِّ نبيِّك محمد ﷺ.

اللهم ارزقنا اتباع سنته، والوفاء بعهده، والعمل بوصيته، ونيل شفاعته يوم القيامة. 

اللهم لا تحرمنا من لقائه على الحوض، ولا من ظلِّه يوم لا ظل إلا ظلُّك.

اللهم احشرنا معه في الفردوس الأعلى، مع النبيين والصدِّيقين والشهداء والصالحين. 

اللهم اختم بالصالحات أعمالنا، وبالسعادة آجالنا، وبالجنَّة مثوانا، برحمتك يا أرحم الراحمين. 

عباد الله، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون

 

Wallahu'alam Bishshowab

Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca. 
Sumber : hhttps://asamuslim.id/


Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏



Sumber :  https://asamuslim.id
Edit:  Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar