Menu

Sabtu, 28 Mei 2022

SIAPA TEMANMU MENURUT PANDANGAN AL GHAZALI
(Bag 1)


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Saudaraku...!

Hari ini Ahad, 28 Syawal 1443 H / 29 Mei 2022. 

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Manusia itu adalah makhluk sosial. Artinya, mereka sepanjang hidupnya memerlukan kehadiran orang lain agar dapat menyelenggarakan kebutuhan hidupnya sehari-hari alias selalu memerlukan teman. Teman bisa diperoleh dalam keluarga sendiri, atau orang di luar kelompok keluarga. Kita sebagai manusia sepatutnyalah bisa bergaul dengan siapa saja. Tapi, Islam memberi tuntunan bahwa untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi diri kita dan agama kita, maka sepatutnyalah kita pandai memilih pada siapa saja kita bergaul lebih akrab dengan teman kita dalam lingkungan pergaulan yang luas tersebut. 

Nabi SAW bersabda:

”Manusia itu menurut agama temannya. Maka hendaklah diperhatikan oleh seseorang di antara kamu akan orang yang akan diambil menjadi temannya.” (HR Abu Dawud, At Tirmidzi dan Al Hakim dari Abu Hurairah dengan sanad shahih) 

Al Ghazali, dalam bukunya Ihya’ Ulumiddin mengatakan bahwa ada lima perkara pada orang yang patut dipilih menjadi teman. Yaitu berakal, baik budi pekerti, tidak fasiq, tidak berbuat bid'ah dan tidak loba kepada dunia. 

Penjelasannya sebagai berikut: 

1. Berakal.

Akal adalah pokok dan itulah asalnya. Tak ada kebajikan berteman dengan orang bengal. Kesudahannya, akan kembali kepada keliaran hati dan putus silaturrahim, walaupun persahabatan itu telah berjalan lama. 

Orang bengal itu kadang-kadang mendatangkan kemelaratan kepadamu, sedang maksudnya mendatangkan kemanfaatan kepadamu danmenolong kamu, dimana sebenarnya, ia tidak tahu. 

Yang dimaksud dengan orang “berakal” ialah orang yang memahami segala persoalan, menurut yang sebenarnya. Adakalahnya oleh dirinya sendiri dan adakalanya apabila diberi peringatan oleh orang lain. 

2. Baik Budi Pekertinya

Baik budi pekertinya tidak boleh tidak harus dimiliki oleh siapapun yang menjadi teman kita. Karena banyaklah orang berakal, mengetahui segala sesuatu menurut yang sebenarnya. Tetapi apabila dia memiliki sifat pemarah, atau punya nafsu syahwat yang besar atau seorang pengecut, niscaya ia suatu saat mengikuti hawa nafsunya. Kalau sudah begini, ia akan melanggar apa yang sebenarnya diketahuinya. Hal ini terjadi akibat dari lemahnya kontrol dan pengendalian yang bersumber dari budi pekerti yang baik. Itu sebabnya patut bagi kita memperhatikan kebaikan budi pekerti teman kita. 

3. Tidak Fasiq

Yang dimaksud disini dengan orang fasiq adalah orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Tidak ada faedah berteman dengannya karena orang tidak akan merasa aman dari tipuannya serta tidak dipercayai dengan kebenarannya. Ia selalu berubah dengan perubahan maksud-maksudnya. Seperti firman Alloh sbb :

Alloh Subhanahu Wata'Alla berfirman  QS. Al Kahfi :28

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا

Artinya : Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.(QS. Al Kahfi :28) 

Alloh Subhanahu Wata'Alla berfirman  QS. Thoha : 16

فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ فَتَرْدٰى

Artinya : ”Oleh yang demikian itu, janganlah engkau dipalingkan daripada mempercayainya,oleh orang yang tidak percaya kepadanya serta menurut hawa nafsunya. (QS. Thoha : 16) 

Alloh Subhanahu Wata'Alla berfirman Qs An-Najm: 29

فَاَعْرِضْ عَنْ مَّنْ تَوَلّٰىۙ عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ اِلَّا الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۗ

Artinya : Maka tinggalkanlah (Muhammad) orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan dia hanya mengingini kehidupan dunia. (Qs An-Najm: 29) 

Alloh Subhanahu Wata'Alla berfirman Qs Luqman: 15

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Artinya : Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs Luqman: 15) 

4. Tidak Berbuat Bid’ah 

Berteman dengan orang yang berbuat bid’ah, maka berteman dengan dia, terdapat bahaya menjalarnya bid’ah itu dan berkembang kutukan bid’ah kepadanya. 

Umar RA telah berkata: “Haruslah kamu berteman dengan orang-orang benar! Kamu akan hidup dalam lindungan mereka. Sesungguhnya mereka itu, adalah hiasan pada waktu senang danperisai pada waktu susah. Letakkanlah persoalan saudaramu (temanmu) dalam keadaan yang sebaik-baiknya! Sehingga ia membawa kepada kamu, apa yang memenangkan kamu. Dan asingkanlah dirimu dari musuhmu danberhati-hatilah dari temanmu, kecuali yang kepercayaan dari kamu itu! Dan tidak ada yang kepercayaan, selain orang yang takut kepada Allah. Maka janganlah engkau berteman dengan orang dzalim, nanti kamu akan memperoleh pengetahuan dari kedzalimannya! Dan janganlah engkau perlihatkan kepadanya rahasia engkau! Dan bermusyarawarahlah tentang urusanmu dengan orang-orang yang takut kepada Allah!” (diriwayatkan oleh Sa’id bin Al-musayyab). 

Wallahu 'Alam Bishshowab

(Bersambung)


Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a :

Yaa Allah...

Kami memohon KepadaMu :

Karuniakanlah kami Umur Panjang yang Berkah...Iman yang Sempurna, Ilmu yang Bermanfaat, Rizki yang Halalan Thoyiban, Anak yang Sholeh dan Sholehah, Keluarga yang Bahagia, Do'a yang Mustajab, Kesehatan yang Berkesinambungan, Keselamatan dan Kesejahteraan di Dunia dan Akherat serta Ridhailah Semua Ibadah Kami

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَمَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

🙏🙏


Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar