Menu

Rabu, 19 Oktober 2022

YANG MALU KEPADA ALLAH
(Bagian 1) 


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini Kamis, 24 Rabiul Awal 1444 H / 20 Oktober  2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Berikut ini syair Abu Nawas.
Allahu Rabbana, 
Tak pantas aku menjadi penghuni surga,
Namun tak juga kuat hamba dalam bara neraka, 
Maka perkenankan jiwa meminta,
Ampunan atas khilaf dan nista 
Sebab hanya Engkau, pengampun yang paling Maha
(Abu Nawas) 

Seorang perempuan datang menghadap Rasulullah dengan wajah menatap tanah. Masih dalam keadaan tertunduk, perlahan terdengar nafas beratnya keluar satu satu. Sebuah isyarat bahwa ia seperti tengah dihimpit bertubi masalah. Dia masih saja diam. Tak ada untaian kata-kata. Hening. Rasulullah menunggu. Manusia berparas indah dan mempesona ini seolah tahu, seorang perempuan datang ke hadapannya selalu dengan satu perlu. Dalam beberapa jeda, Rasululah membiarkan perempuan ini dalam diamnya, memberinya kesempatan untuk mempertimbangkan apa yang hendak disampaikan. Dalam kegundahan yang jelas terasa, berkata juga sang perempuan. 

“Wahai manusia terbaik, dengan apa kubahasakan malu ini pada Allah Yang Maha Kuasa. Haruskah dengan isak yang menyesak? Dengan kata yang menyemesta? Dengan keluhan-keluhan panjang?” 

“Apakah gerangan yang terjadi?” Rasulullah bertanya. 

“Demi engkau yang dijaga dari segala khilaf, ingin kusampaikan bahwa aku telah melakukan sebuah dosa besar. Wahai Rasulullah, betapa malu kumenghadapkan diri kepada Allah. Betapa tersiksa, ketika hamba menengadah mengharapkan benderang-Nya. Obati jiwa ini wahai kekasih-Nya” perempuan ini mengucapkannya dengan gemetar. Kini isakannya perlahan terdengar. Rasulullah mendengarkan keluh perempuan dengan haru yang menyatu. Betapa perempuan ini malu kepada Allah Yang Maha Pengampun. Betapa perempuan ini tak mampu menengadahkan pinta kepada Allah Yang Maha Asih dan Maha Sayang. Hingga ia sekarang bersimpuh peluh di hadapannya untuk memohon penawarnya. Dari bibir manis Nabi yang Ummi terucap sebuah titah. 

“Bertaubatlah kepada Allah, wahai perempuan yang melakukan dosa besar!” 

“Hamba teramat ingin melakukannya, tapi bumi telah menjadi saksi semua dosa yang telah kuperbuat, dan bukankah kelak bumi akan menjadi saksi di hari kiamat?” pedih perempuan ini sambil menangis. 

“Bumi tidak akan menjadi saksimu” tukas Rasul Allah. Selanjutnya beliau melafalkan QS Ibrahim : 48 “Hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain..”. Perempuan itu masih saja terlihat sedih. Perkataan Nabi hanya singgah di telinga, tapi tidak di hatinya. Selanjutnya dengan kelu lidah perempuan ini berujar parau. 

“Wahai kekasih-Nya, Dari atas, langit juga telah menyaksikan dosa hamba, kelak ia akan menjadi saksi pula”. Mendengar ini, Rasulullah segera menjawab, berharap bahwa perempuan dihadapannya segera tenang dan tidak gelisah. 

“Allah akan melipat langit. Bukankah Ia sendiri telah berfirman dalam surat Al-Anbiya 104 :

يَوْمَ نَطْوِى السَّمَاۤءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِۗ كَمَا بَدَأْنَآ اَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيْدُهٗۗ وَعْدًا عَلَيْنَاۗ اِنَّا كُنَّا فٰعِلِيْنَ

Artinya : (Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya. (Al-Anbiya 104)

Perempuan ini tersenyum mendengar tutur penyeru dari manusia paling indah. Betapa ia juga merasakan bahwa Rasulullah tengah meredakan kegundahannya. Namun, senyuman itu surut ketika tiba-tiba ia mengingat sesuatu. Ia pun berseru. 

“Duhai Nabi, bukankah para malaikat pencatat segala amalan juga mencantumkan dosa besar itu dalam buku mereka. Bagaimana ini?”... Rintihnya putus asa.

“Allah telah berfirman, Sesungguhnya amal baik dapat menghilangkan amalan buruk (QS Hud :114)” Nabi melanjutkan “Orang yang bertaubat itu seperti orang tak lagi punya dosa”.

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذَّاكِرِيْنَ

Artinya :  Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (QS Hud :114)

(Bersambung...)

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan PertolonganMU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar