Menu

Sabtu, 16 Agustus 2025

MAKSIAT BAG-2

"MAKSIAT"
(Pengertian, Jenis dan Dampaknya Dalam Kehidupan Sehari-hari)


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِSaudaraku....!

Hari ini Ahad 23 Syafar 1447 H /17 Agustus 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

Hari kemarin Sabtu, 22 Syafar 1447 H /16 Agustus 2025, kita sudah sampai pada bagian tentang :

1. Pengertian, Jenis dan Dampaknya Dalam Kehidupan Sehari-hari
2. Sebelum Berbuat Maksiat, Renungkan Hal Ini Dulu!
3. Bahaya Maksiat : Mengikis Iman dan Mengundang Murka Allah

Bagaimana kelanjutannya mari kita simak bersama.

4. Kisah Orang Alim dan Ahli Maksiat

Kisah tentang dua orang lelaki dari zaman Bani Israil yang berbeda dalam perilaku mereka menggambarkan sebuah pelajaran mendalam tentang rahmat dan kebijaksanaan Allah. Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak bersikap sombong dan merasa memiliki hak untuk menghakimi seseorang apakah dia akan masuk Surga atau Neraka. Hanya Allah, Sang Pencipta, yang memiliki otoritas tertinggi dalam menentukan nasib akhir setiap manusia.

Dalam kisah tersebut, kita disajikan dua tokoh yang mewakili dua ekstrim dalam perilaku manusia. Pertama, ada seorang lelaki yang dikenal sebagai seorang pendosa yang sering melakukan perbuatan dosa. *Kedua", ada seorang yang rajin beribadah dan selalu berusaha menjalani kehidupan yang saleh. Kedua karakter ini mencerminkan realitas yang ada di masyarakat. Ada orang-orang yang mungkin terjatuh dalam dosa-dosa mereka, sementara yang lain berusaha keras untuk hidup sesuai dengan ajaran agama.

Lelaki yang Ahli Ibadah, meskipun memiliki niat baik, terkadang justru salah dalam cara dia menanggapi perilaku temannya yang berdosa. Alih-alih memberi nasihat dengan lembut dan kasih sayang, dia dengan keras mengkritik temannya dan bahkan mengancamnya dengan kata-kata keras tentang dosa-dosa yang dilakukannya. Hal ini mencerminkan sikap yang kurang bijaksana dalam berkomunikasi dan kurangnya pengertian tentang bagaimana membantu seseorang yang berdosa untuk memperbaiki diri.

Sang pendosa yang Ahli Maksiat, di sisi lain, memiliki sikap yang lebih rendah hati. Dia merespons teguran temannya dengan rendah hati, mengatakan bahwa hanya Allah yang dapat menghakimi dan memberi ampunan. Ini adalah sikap yang bijak dan seharusnya menjadi contoh bagi kita semua. Dia menyadari bahwa hanya Allah yang memiliki hak akhir dalam menentukan takdirnya, dan tidak ada manusia yang memiliki wewenang untuk menghakimi orang lain.

Ketika keduanya meninggal dan dihadapkan di hadapan Allah, Allah mengajukan pertanyaan kepada lelaki yang rajin beribadah. Allah menyoroti bahwa hanya Dia yang memiliki pengetahuan mutlak dan kekuasaan penuh dalam menentukan takdir setiap makhluk-Nya. Allah menegaskan bahwa manusia tidak dapat mengubah rencana-Nya atau mengklaim pengetahuan yang lebih tinggi daripada-Nya.

Sementara itu, Allah dengan murah hati memberi rahmat kepada lelaki yang sering berdosa dan mengampuninya, mengizinkannya memasuki surga. Ini adalah ilustrasi nyata tentang rahmat dan kebijaksanaan Allah yang tak terbatas. Allah adalah Tuhan yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang, dan Dia memiliki otoritas mutlak dalam memutuskan nasib akhir setiap individu.

Dari kisah ini, kita harus mengambil pelajaran untuk tidak bersikap sombong dan merasa memiliki otoritas untuk menghakimi orang lain. Kita harus memahami bahwa hanya Allah yang memiliki otoritas tertinggi dalam menentukan nasib akhir kita, dan kita harus selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan meraih ridho-Nya. Kita juga harus belajar untuk memberikan nasihat dan bimbingan kepada orang yang berdosa dengan kasih sayang dan pemahaman, bukan dengan sikap keras dan menghakimi. Allah adalah Tuhan yang Maha Pengampun, dan kita semua harus berusaha untuk meraih rahmat-Nya dengan rendah hati dan keikhlasan.

5. Lingkaran Maksiat : Mengapa Sulit Berhenti dan Bagaimana Memutusnya?

Banyak orang menyadari kesalahan maksiat, namun tetap terjebak di dalamnya. Ini yang disebut sebagai “Lingkaran Maksiat”, sebuah kondisi di mana seseorang terus mengulangi dosa karena dorongan hawa nafsu, lemahnya iman, atau kebiasaan yang sulit dihentikan.

Lingkaran ini biasanya dimulai dari maksiat kecil yang dianggap remeh. Namun lama kelamaan, maksiat menjadi candu dan menjerumuskan pelakunya ke dalam dosa yang lebih besar. Seseorang bisa sampai pada titik di mana ia merasa tidak mampu lagi keluar, seolah-olah terpenjara oleh hawa nafsu sendiri.

Untuk memutus lingkaran ini, langkah pertama adalah kesadaran penuh bahwa maksimum membawa kehancuran. Langkah kedua adalah memperkuat iman melalui ibadah, zikir, dan pergaulan dengan orang-orang saleh. Jangan mengingat lingkungan, karena teman yang buruk bisa menjadi pendorong kuat untuk maksiat.

Langkah ketiga adalah bertaubat dengan sungguh-sungguh. Bukan sekedar ucapan, tapi juga diiringi tekad untuk tidak kembali dan mengganti kebiasaan buruk dengan yang baik. Jika terlambat lagi, segera kembali kepada Allah tanpa menunda.

6. Nasehat Ibnu Abbas Kepada Pelaku Maksiat

Kemaksiatan, dalam pandangan agama Islam, adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah Azza Wa Jalla. Lebih dari sekedar menyebabkan siksa di akhirat, kemaksiatan juga membawa dampak buruk yang nyata ketika masih di dunia. Salah satunya adalah efeknya pada penampilan fisik dan rezeki seseorang.

Ibnu Abbas, seorang sahabat Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam yang memiliki pemahaman mendalam tentang agama, menjelaskan bahwa perbuatan baik akan membawa berkah bagi seseorang. Ia menyatakan bahwa perbuatan baik akan memberikan kecerahan pada wajah, cahaya pada hati, kekuatan pada tubuh, dan kecintaan pada sesama makhluk. Sebaliknya, perbuatan buruk akan menimbulkan kekusaman pada wajah, kegelapan dalam hati dan kubur, menambah tubuh, serta menyulitkan rezeki, bahkan memunculkan kebencian dari makhluk lain.

Ibnu Abbas sendiri adalah salah satu sahabat Nabi yang memiliki dedikasi tinggi dalam mempelajari agama Islam. Sejak kecil, ia dididik oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan menghabiskan banyak waktu untuk belajar di samping beliau. Meskipun Rasulullah wafat ketika Ibnu Abbas masih berusia 13 tahun, rasa duka yang mendalam tidak menghentikan semangatnya untuk terus belajar. Ia kemudian mencari ilmu kepada para sahabat senior dan tumbuh menjadi seorang ulama besar, meskipun usianya masih tergolong muda.

Prestasi Ibnu Abbas tidak hanya terbatas pada pengetahuan agamanya, tetapi juga diakui oleh Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu. Khalifah Umar menjadikannya sebagai Ahlu Syuro, yaitu orang yang dimintai fatwa dan dipercayakan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi umat Islam.

Salah satu nasehat yang diungkapkan oleh Ibnu Abbas adalah pentingnya menjauhi kemaksiatan. Ia menekankan perlunya meninggalkan perbuatan buruk dan tindakan yang melanggar perintah Allah. Hal ini karena Ibnu Abbas memahami bahwa kemaksiatan tidak hanya berdampak negatif di akhirat, tetapi juga membawa konsekuensi buruk di dunia ini.

Meninggalkan kemaksiatan bukan hanya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi juga sebagai upaya menjaga kebaikan, kesejahteraan, dan keharmonisan dalam kehidupan dunia. Dengan menghindari perbuatan buruk, seseorang dapat menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia, memelihara kedamaian dalam masyarakat, dan membuka pintu rezeki yang luas dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Dalam konteks ini, nasehat Ibnu Abbas menjadi pedoman berharga bagi umat Islam untuk menjalani kehidupan yang penuh berkah dan mendapatkan ridha dari Allah. Menghindari kemaksiatan bukan hanya sebuah kewajiban agama, tetapi juga sebuah langkah bijak untuk menjamin keselamatan dan keberkahan di Dunia dan di Akhirat.
Wallahu 'Alam Bishshawab...

Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga segenap pembaca.

Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏



Artikel Abah Luky
Edit:  Ndik

#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar