TUTUPI AIB SAUDARAMU, APALAGI JIKA DIA TELAH BERTOBAT!
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Jum'at 21 Syafar 1447 H /15 Agustus 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Khotbah pertama
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ
شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ
اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي
تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Ma’asyiral muslimin, jemaah
Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Pertama-tama, kami berwasiat kepada diri
khatib pribadi dan kepada para jemaah sekalian. Marilah senantiasa kita
tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan
menjalankan apa-apa yang diperintahkan oleh-Nya dan meninggalkan apa-apa yang
dapat mengantarkan kita ke dalam api neraka. Dengan ketakwaan inilah, wahai
jemaah sekalian, Allah akan memberikan hidayah dan taufik kepada kita sehingga
diri kita dapat membedakan kebaikan dan keburukan, serta dijauhkan dari
kesalahan dan dosa. Allah Ta’ala berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ
عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa
kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu furqan (taufik untuk membedakan
yang baik dan buruk). Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu,
dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS.
Al-Anfal: 29)
Jemaah yang dimuliakan Allah,
Allah Subhanahu wa Taa’la memerintahkan
kita untuk saling menutupi aib sesama kaum muslimin terlebih lagi jika
pelakunya sudah bertobat kepada Allah Ta’ala. Sungguh ini
merupakan akhlak yang mulia, dengannya kehormatan saudara seiman kita terjaga,
dan dengannya pula persatuan dan ukhuwwah Islamiyah di antara
kita terbangun.
Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam
firman-Nya melarang orang-orang mukmin untuk mencari-cari kesalahan dan aib
orang lain, karena hal ini merupakan langkah awal untuk membuka aibnya,
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن
يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ
تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka. (Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa), dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan
janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Hujurat: 12)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga menguatkan hal ini di dalam hadis sahih yang diriwayatkan
oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
مَنْ نَفَّسَ
عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ
فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَاً سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
“Barangsiapa yang menghilangkan satu
kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah
akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang
meringankan orang yang kesusahan (dalam utangnya), niscaya Allah akan
meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang
menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan
akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama
hamba tersebut mau menolong saudaranya (HR. Muslim no. 2699)
Begitu banyak juga dalil-dalil yang
menunjukkan peringatan keras serta ancaman keras bagi mereka yang suka mencari
dan membuka aib orang lain. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ
يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar
perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang
yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah
mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nur: 19)
Dalam hadis riwayat Abdullah
bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah naik mimbar, lalu menyeru dengan suara keras,
يا معشرَ
من أسلمَ بلسانهِ ولم يُفضِ الإيمانُ إلى قلبهِ ، لا تُؤذُوا المسلمينَ ولا تُعيّروهُم
ولا تَتّبعوا عوراتهِم ، فإنه من يتبِعْ عورةَ أخيهِ المسلمِ تتبعَ اللهُ عورتَهُ ،
ومن يتبعِ اللهُ عورتهُ يفضحْه ولو في جوفِ رحلهِ
“Wahai sekalian orang yang beriman dengan
lisannya, namun tidak beriman dengan hatinya! Janganlah kalian menyakiti kaum
muslimin, janganlah kalian menjelek-jelekkan mereka, dan janganlah
kalian mencari-cari aib mereka. Sesungguhnya barangsiapa yang
mencari-cari aib saudaranya, maka Allah akan mencari-cari aibnya. Dan
barangsiapa yang Allah mencari-cari aibnya, niscaya Allah akan membongkar
aibnya di tengah rumahnya sendiri.” (HR. Tirmidzi no.
2032)
Jemaah yang dirahmati Allah Ta’ala, hanya
saja ada satu kondisi di mana kita diperbolehkan untuk menceritakan dan membuka
keburukan seseorang, yaitu apabila orang tersebut melakukan maksiat secara
terang-terangan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّ أُمَّتي
مُعافًى إلَّا المُجاهِرِينَ
“Seluruh umatku akan diampuni, kecuali
orang-orang yang terang-terangan (dalam berbuat dosa).” (HR.
Buhari no. 6069 dan Muslim no. 2990)
Para ulama berkata, “Adapun orang
yang terang-terangan (bermaksiat) tanpa memiliki rasa malu, maka dianjurkan
untuk tidak menutupi aibnya, bahkan hendaknya memperingatkan orang-orang lain
agar waspada dan menjauhinya. Dan hendaknya urusannya diangkat kepada hakim
agar ia menjatuhkan hukuman yang layak baginya.”
Menutupi aib orang semacam ini akan
mendorongnya untuk berbuat lebih banyak kerusakan dan kemaksiatan. Hal ini
sejalan dengan apa yang pernah dikatakan oleh Imam Ahmad rahimahullah, “Jika seseorang
terang-terangan melakukan kefasikan, maka tidak ada gibah baginya.”
Imam Ahmad rahimahullah juga
berkata, “Tidak ada kehormatan dan ikatan hubungan bagi orang yang
minum khamr dan melakukan perbuatan keji secara terang-terangan dan terbuka.”
An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah memberikan
penjelasan tambahan bahwa gibahnya (membicarakan aibnya) hanya pada apa yang ia
lakukan secara terang-terangan saja, dan orang-orang lain diperingatkan untuk
menjauhi interaksi dan urusan dengannya, baik dengan memutus hubungan, tidak berbicara
dengannya, tidak mengunjunginya, atau tidak mengucapkan salam kepadanya.
Sehingga menimbulkan efek jera kepadanya. (Kitab Al-Adab Asy-Syar’iyyah, 1:
255)
Begitu juga dibedakan antara aib pribadi yang
tidak membahayakan orang lain secara umum dengan kejahatan atau kemaksiatan
publik yang dampaknya merugikan masyarakat luas dan memerlukan penindakan
hukum, seperti pencurian, penipuan, dan lain sebagainya. Maka hal tersebut
dilaporkan kepada pihak berwajib demi kemaslahatan umum. Namun niatnya tetap
harus untuk mencegah kejahatan dan menegakkan keadilan, bukan untuk
mempermalukan atau membuka aib.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khotbah kedua
اَلْحَمْدُ
للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ
Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala.
Ada beberapa hal yang dianjurkan bagi setiap
muslim ketika ia mengetahui aib saudaranya,
Pertama: Muhasabah, introspeksi
diri, dan fokus memperbaiki aib dan kekurangan diri kita sendiri, sehingga kita
tersibukkan dari menyebarluaskan aib dan kekurangan orang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طُوْبَى
لِمَنْ شَغَلَهُ عَيْبُهُ عَنْ عُيُوْبِ النَّاسِ
“Beruntunglah orang yang disibukkan oleh
aibnya sendiri sehingga tidak sempat mencari aib orang lain.” (HR.
Al-Bazzar no. 1539 dengan sanad yang hasan)
Kedua: Menasihati saudara
kita tersebut secara empat mata. Jika aib tersebut berkaitan dengan kemaksiatan
atau pelanggaran syariat, hendaknya menasihati orang tersebut secara pribadi,
dengan hikmah dan tanpa harus menyakiti perasaan dan menjatuhkan martabatnya. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
تعمدني بنصحك
في انفرادي . وجنبْني النصيحة في الجماعهْ .فإن النصح بين الناس نوع. من التوبيخ لا
أرضى استماعهْ . وإن خالفتني وعصيت قولي. فلا تجزعْ إذا لم تُعْطَ طاعهْ
“Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri.
Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di
tengah-tengah manusia itu termasuk suatu pelecehan yang aku tidak suka
mendengarkannya. Jika engkau menyelisihi dan menolak saranku, maka janganlah
engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti.” (Diwan
Asy-Syafi’i, hal. 56)
Ketiga: Mendoakan kebaikan
untuknya. Jika kita mendapati aib saudara kita, maka doakanlah agar orang
tersebut bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Karena sejatinya, hidayah
hanyalah milik Allah Ta’ala.
Keempat: Mengedapankan
prasangka baik dan menjauhkan prasangka buruk. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam juga
bersabda,
إيَّاكُمْ
والظَّنَّ، فإنَّ الظَّنَّ أكْذَبُ الحَديثِ
“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu
adalah perkataan yang paling dusta.” (HR. Bukhari no. 5143 dan Muslim no.
2563)
Hendaknya seorang muslim mencarikan
kemungkinan-kemungkinan baik dan uzur bagi saudara muslim lainnya terhadap
perbuatannya selama masih memungkinkan. Muhammad bin Manazil rahimahullah berkata,
الْمُؤْمِنُ يَطْلُبُ مَعَاذِيرَ
إِخْوَانِهِ ، وَالْمُنَافِقُ يَطْلُبُ عَثَرَاتِ إِخْوَانِهِ
“Seorang mukmin itu mencarikan uzur
(alasan-alasan baik) terhadap saudaranya. Sedangkan seorang munafik itu selalu
mencari-cari kesalahan saudaranya.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul
Iman, 7: 9508)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa
menutupi aib kita di dunia dan akhirat, serta menjadikan kita masyarakat yang
penuh dengan kedamaian dan kebaikan.
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ
نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ
عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ
وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
اللَّهُمَّ انصر إِخْوَانَنَا
الْمُسْلِمِيْن الْمُسْتَضْعَفِيْنِ فِيْ فِلِسْطِيْنَ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ وَأَخْرِجْهُمْ
مِنَ الضِّيْقِ وَالْحِصَارِ ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ
مِنْهُمُ الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى ، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلاَ تَكُنْ عَلَيْهِمْ
فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ لَهُمْ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ
الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
__________________________
Penulis: Muhammad Idris, Lc.
Artikel Muslim.or.id
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Artikel Abah Luky
Edit: Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar