Menu

Minggu, 03 Maret 2024

IKHTIAR, TAWAKAL,....

IKHTIAR, TAWAKAL, IKHLAS, SABAR DAN SYUKUR

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Senin 23 Sya'ban  1445 H /4 Maret 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa.

Dalam menjalankan kehidupan, Allah memerintahkan kita untuk terus berusaha memberikan yang terbaik. Manusia terbaik adalah yang terus bergerak, memanfaatkan setiap potensi yang dia miliki untuk kehidupannya. Keseimbangan hidup di dunia dan akhirat haruslah diupayakan, sebagaimana yang sering kita dengar: “Berbuatlah untuk duniamu seolah kamu hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu, seolah kamu mati esok hari”.

Untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat, kita perlu berusaha dan berupaya atau dengan kata lain, ber-ikhtiar, sebanyak yang kita mampu. Setelah semua ikhtiar kita lakukan, maka saatnyalah kita serahkan semua keputusan kepada Sang Penguasa Hidup, Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Penyerahan diri ini disebut sebagai Tawakal.

Secara definitif, tawakal berarti penyandaran, penyerahan dan mempercayakan suatu perkara kepada pihak lain. Seorang muslim yang tawakal adalah yang menyerahkan, menyandarkan dan mempercayakan kepada Allah SWT atas segala yang sudah dilakukannya.

Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa tawakal erat kaitannya dengan usaha atau ikhtiar.

Tawakal tidak sama dengan pasrah. Tawakal adalah sebuah tindakan aktif, sementara pasrah adalah tindakan pasif. Pasrah adalah seperti daging yang teronggok di atas meja, siap diolah apa saja oleh pemiliknya. Tawakal sama sekali tidak seperti itu. Tawakal mensyaratkan adanya upaya kreatif dari pelakunya.

Dalam Al-Quran, ada banyak ayat yang berbicara mengenai tawakal ini, setidaknya, ada 70 ayat. Di antara ayat-ayat tersebut adalah QS. Ali ‘Imran (3) ayat 159, yang berbunyi :

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Artinya : "Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali ‘Imran [3] 159)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa tawakal dilakukan setelah kita berikhtiar melakukan yang terbaik sebanyak yang kita sanggup lakukan.

Sabar adalah kemampuan menunda kesenangan, dan menjalani yang ada dengan penuh ketekunan. Syukur adalah kemampuan menerima yang ada sebagai yang terbaik dari Allah, dan yakin bahwa Allah tidak mungkin salah dalam menempatkan hambanya.Ikhlas adalah kemampuan menjalankan yang ada tanpa perlu pujian dari manusia, murni mengharapkan ridha Allah.

Tawakal bukan perkara mudah, tidak hanya perbuatan bibir saja tetapi ini Amalan Hati. Ciri orang yang benar-benar bertawakal adalah :

1) Selalu ingat Allah (berdoa) sebelum dan sesudah berusaha atau ihtiar.

2) Meraih hasil dengan usaha yang benar dan jujur.

3) Setuju dengan apapun hasil yang didapat (baca : bersyukur)

4) Selalu introspeksi (musabah), menjauh dari sikap menyalahkan orang lain atau bahkan berprasangka buruk kepada Allah sang penentu hasil.

Saudaraku..., dibawah ini adalah beberapa langkah-langkah dalam bertawakal dengan sebenar-benarnya.

Pertama, Harapan Keyakinan itu HANYA pada Allah.

Menggantungkan harapan hanya kepada Allah semata, dengan mengikhlaskan/meluruskan niat amalan hanya kepada Dzat yang maha menepati harapan. Dan tempat dari point pertama ini berada di awal perbuatan, selama perbuatan, dan pada akhir segala perbuatan.

“The higher your expectation is, the more pain you’ll get“, semakin besar rasa pengharapanmu, maka akan semakin besar pula rasa sakit yang akan kau dapat. Dan jika kita menggantungkan pengharapan kepada mahluk yang bernama manusia, maka bersiap-siaplah untuk mengalami rasa kecewa, sebab manusia adalah tempatnya khilaf/salah.

اللَّهُالصَّمَدُ

Artinya : "Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (QS. Al Ikhlas: 2)

Kedua, berjanji untuk selalu BERSYUKUR.

Kita memang tidak pernah bisa mendapatkan setiap hal yang kita inginkan, namun kita akan selalu bisa mensyukuri setiap hal yang kita dapatkan. Dengan bersyukur, kita telah menjadi pribadi yang bermental positif, karena yakin bahwa Allah pasti memberi hal yang terbaik.

Bukankah Allah teramat sayang kepada hamba-hambaNya? dan bukankah ia pasti kan memberikan segala yang terbaik untuk hamba-hambaNya? Dan bukankah kita yakin bahwa Allah maha menepati janji?

Dengan bersyukur, kita bisa melihat kebaikan dari segala sesuatu. Karena bisa jadi, hal yang menurut kita mengecewakan merupakan suatu hal yang terbaik untuk kita. Dan belum tentu, apa yang kita harapkan, merupakan hal yang baik bagi kita. Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.

*Ketiga", berlaku selalu SABAR

Jika hal yang menimpa diri kita berupa musibah kesusahan yang akhirnya akan menggoreskan kekecewaan dalam diri, maka sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk bersabar.

عَنْصُهَيْبِالرُّوْمِيِّرضقَالَ: قَالَرَسُوْلُاللهِص: عَجَبًاِلاَمْرِاْلمُؤْمِنِ،اِنَّاَمْرَهُلَهُكُلَّهُخَيْرٌ،وَلَيْسَذلِكَِلاَحَدٍاِلاَّلِلْمُؤْمِنِ. اِنْاَصَابَتْهُسَرَّاءُشَكَرَفَكَانَخَيْرًالَهُ. وَاِنْاَصَابَتْهُضَرَّاءُصَبَرَ،فَكَانَخَيْرًالَهُ. مسلم

Dari Shuhaib Ar-Rumiy RA, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam  bersabda, “Sungguh mengagumkan urusannya orang mukmin itu, semua urusannya menjadi kebaikan untuknya, dan tidak didapati yang demikian itu kecuali pada orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan dia bersyukur, maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila dia ditimpa kesusahan ia bershabar, maka yang demikian itu pun menjadi kebaikan baginya”. (HR. Muslim)

Sabar bukan berarti hal yang pasif saja, sabar juga bersifat proaktif. Karena sabar terdiri dari tiga hal, sabar dalam menghadapi MUSIBAH, sabar dalam mengerjakan KEBAIKAN, dan sabar dalam menahan diri dari mengerjakan perbuatan MAKSIYAT. Jangan pernah menangisi nasi yang telah menjadi bubur, namun berilah ia bumbu, kecap, kacang, dan kerupuk, agar bisa menjadi bubur yang lezat. Dan sungguh, kesabaran hanya akan menambahkan pahala kebaikan pada diri kita.

”Seorang hamba yang ditimpa musibah, lalu mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, llahumma’jurni fi mushibati wa ahlif li khairan minha (sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah kita dikembalikan. Ya Allah, berilah aku ganjaran dalam musibahku ini dan berilah ganti kepadaku dengan yang lebih baik darinya), niscaya Allah akan memberi ganjaran padanya dalam musibahnya dan akan menggantikan dengan yang lebih baik darinya.” (HR Muslim).

Keempat, Selalu Mengadakan Perbaikan (Muhasabah)

Manusia adalah ciptaan Allah paling sempurna dari makhluk lain. Tetapi manusia juga ditakdirkan berpotensi melakukan kesalahan. Baik karena ketidaktahuan atau dosa kesengajaan. Seorang Muslim yang bertaqwa akan selalu introspeksi yang intinya adalah mengganti keburukan yang telah lampau dan menambah kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan.

يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُوااتَّقُوااللَّهَوَلْتَنْظُرْنَفْسٌمَاقَدَّمَتْلِغَدٍوَاتَّقُوااللَّهَإِنَّاللَّهَخَبِيرٌبِمَاتَعْمَلُونَ

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Hasyr [59] :18).

Allah berikan nikmat tidak sesuai harapan, bisajadi karena kurang maksimal dalam usaha atau sebagai bentuk ujian peringatan Allah. Allah berikan nikmat yang sesuai harapan atau berlebih, maka Allah menunggu apa yang akan dilakukan dengan hasil itu.

InsyaAllah jika kita selalu introspeksi maka kita akan termasuk orang-orang yang selalu meningkatkan kualitas iman, selalu berpikir positip kepada Allah dan pantang untuk putus asa. Kita berdo’a kepada Alloh agar dikuatkan dan dimudahkan dalam bertawakal kepada-Nya.

Wallahu 'Alam Bishshowab
Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat.

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar