Menu

Sabtu, 06 September 2025

HAWARIYYUN (Bag.2)

HAWARIYYUN
(Bagian Kedua)



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini Ahad 14 Rabi'ul-Awal 1447 H /7 September 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

Hari Sabtu 13 Rabi'ul-Awal 1447 H /8 September 2025, kita sudah sampai pada :

1. Mengenal Hawariyyun : Para Pengikut Setia Nabi Isa Alaihi Sallam
2. Hawariyyun dalam Al-Qur’an : Kisah, Ibrah, dan Nilai Keteladanan

Bagaimana kelanjutannya mari kita simak bersama :

3. Peran dan Keutamaan Hawariyyun dalam Dakwah Nabi Isa Alaihi Sallam

Hawariyyun bukan sekadar pengikut Nabi Isa Alaihi Sallam, mereka adalah pejuang garis depan dalam menyampaikan risalah tauhid kepada Bani Israil.

Di saat masyarakat sekitar banyak yang menolak dan memusuhi Nabi Isa, para Hawariyyun justru tampil sebagai pendukung paling setia.

Mereka siap membantu dalam setiap langkah dakwah—baik secara spiritual maupun fisik—meski harus berhadapan dengan tekanan sosial dan politik.

Peran mereka begitu vital karena mereka menjadi saksi langsung atas berbagai mukjizat Nabi Isa dan memperkuat posisi beliau di hadapan umatnya.

Tanpa dukungan mereka, perjuangan Nabi Isa akan jauh lebih berat dalam menghadapi kekufuran yang mengakar di tengah masyarakat saat itu.

Hawariyyun membuktikan bahwa sebuah perjuangan membutuhkan barisan pendamping yang kokoh dan loyal.

Keutamaan Hawariyyun tercermin dari keberanian mereka menyatakan diri sebagai penolong agama Allah tanpa ragu-ragu.

Dalam Surah As-Saff ayat 14, Allah mengabadikan jawaban mereka saat Nabi Isa bertanya : “Siapakah yang menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama Allah)?”

Mereka menjawab dengan tegas: “Kami-lah penolong-penolong agama Allah.”

Pernyataan itu bukan basa-basi, tapi sikap serius dan komitmen mendalam dalam membela risalah yang dibawa Nabi Isa.

Itu adalah bentuk loyalitas yang tidak semua orang sanggup lakukan, apalagi di tengah ancaman penguasa Romawi dan pengkhianatan dari kaumnya sendiri.

Sikap mereka menunjukkan tingginya tingkat keimanan yang berbuah keberanian dan pengorbanan nyata.

Para ulama menilai Hawariyyun sebagai teladan dalam keistiqamahan, karena mereka tidak pernah berpaling dari kebenaran meskipun godaan dan ancaman datang bertubi-tubi.

Dalam sejarah para nabi, tak semua umat menerima ajaran utusan Allah dengan tangan terbuka—justru kebanyakan menolak atau bahkan membunuh nabi-nabi mereka.

Namun Hawariyyun justru hadir sebagai pengecualian—mereka menyambut dakwah, menjaga Nabi Isa, dan terus membersamai beliau hingga akhir perjuangan.

Mereka bukan hanya mengikuti, tapi juga ikut berdakwah dan mengajak orang lain untuk menerima ajaran Nabi Isa.

Mereka juga melindungi beliau dari ancaman yang datang dari penguasa zalim dan tokoh-tokoh Yahudi yang iri dan penuh kebencian.

Karena itu, posisi mereka sangat istimewa dalam sejarah dakwah para nabi.

Selain itu, keutamaan Hawariyyun juga terlihat dari cara mereka memandang mukjizat.

Saat meminta hidangan dari langit, mereka tidak sedang menguji Nabi Isa, tapi ingin agar iman mereka semakin kokoh.

Ini menunjukkan bahwa mereka paham pentingnya penguatan ruhani dalam menghadapi dunia yang keras dan penuh cobaan.

Keinginan mereka didasari oleh semangat spiritual, bukan nafsu ingin tahu semata.

Allah pun memenuhi permintaan itu dengan catatan bahwa siapa pun yang tetap ingkar setelahnya akan mendapat azab yang pedih.

Momen ini mengajarkan bahwa keimanan butuh dipelihara dengan kejujuran hati dan rasa takut kepada Allah.

Pelajaran dari para Hawariyyun sangat relevan bagi kita hari ini.

Dunia modern mungkin tidak menuntut kita untuk melindungi nabi secara fisik, tapi menuntut kita untuk membela ajaran Islam dengan cara kita masing-masing.

Menjadi penolong agama Allah bisa berarti menjaga integritas, berdakwah dengan ilmu, atau berdiri di pihak yang benar meski sendirian.

Hawariyyun mengajarkan bahwa keberanian membela kebenaran akan selalu bernilai tinggi di sisi Allah.

Kesetiaan mereka bukan hanya patut dikenang, tapi harus dijadikan inspirasi dalam setiap langkah perjuangan umat Islam.

Mereka adalah bukti bahwa dakwah butuh lebih dari sekadar kata-kata—dakwah butuh jiwa yang siap berkorban.

4. Pelajaran dari Hawariyyun : Keteguhan Iman di Tengah Ujian

Hidup para Hawariyyun adalah gambaran nyata bahwa iman sejati selalu datang bersama ujian.

Sebagai pengikut Nabi Isa Alaihi Sallam, mereka tidak hidup nyaman atau tenang--justru sebaliknya, mereka terus-menerus menghadapi tekanan dan ancaman dari musuh dakwah.

Bani Israil yang sudah terkenal membangkang pada nabi-nabi sebelumnya, juga menolak ajaran Nabi Isa dengan keras.

Namun Hawariyyun tetap berdiri teguh, tidak tergoyahkan oleh tekanan sosial, ancaman kekuasaan, atau bahkan bahaya nyawa sekalipun.

Iman mereka tidak hanya terlihat dalam kata, tapi dalam aksi nyata dan keberanian untuk tetap bersama Nabi Isa sampai akhir.

Inilah bentuk iman yang kokoh, yang tak tergantikan oleh iming-iming dunia atau rasa takut akan penderitaan.

Sikap Hawariyyun mengajarkan bahwa Iman bukan hanya soal keyakinan pribadi, tapi juga tentang keberpihakan yang jelas dalam situasi sulit.

Ketika kebenaran diperjuangkan dan kedzaliman mendominasi, orang-orang yang berani berdiri di pihak kebenaran adalah mereka yang benar-benar beriman.

Hawariyyun tidak menyembunyikan keimanan mereka, meskipun tahu risikonya besar.

Mereka menjadikan dakwah sebagai prioritas, bukan sampingan, dan bersedia mengambil risiko apapun demi menegakkan kalimat Allah.

Hal ini menunjukkan bahwa keimanan sejati bukan hanya soal hati yang percaya, tapi juga tindakan yang berpihak.

Iman seperti inilah yang layak dijadikan panutan, bukan iman yang hanya muncul saat suasana aman dan nyaman.

Ketika mereka meminta mukjizat berupa hidangan dari langit, bukan berarti mereka ragu kepada Allah atau Nabi Isa.

Justru mereka ingin semakin mantap dan yakin, karena mereka sadar tugas dakwah ini sangat berat dan butuh kekuatan hati yang luar biasa.

Permintaan itu merupakan bentuk spiritualitas yang tinggi—mengakui bahwa manusia butuh penguatan dari Tuhannya.

Dan mereka pun siap menanggung konsekuensi besar dari permintaan itu, jika Allah menghendaki ujian datang setelahnya.

Kejujuran dalam permohonan mereka menunjukkan bahwa mereka bukan orang biasa-biasa saja dalam hal keimanan.

Mereka adalah pejuang ruhani yang paham bahwa Iman butuh perawatan, bukan sekadar pengakuan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali diuji dalam hal yang jauh lebih ringan daripada yang dihadapi Hawariyyun.

Namun, banyak dari kita yang goyah hanya karena tekanan sosial, komentar orang, atau urusan duniawi yang sepele.

Kisah Hawariyyun memberi tamparan bahwa ujian itu adalah bagian dari Iman, bukan pengecualian.

Ketika diuji, bukan berarti Allah membenci kita—justru di situlah Iman diuji, dimurnikan, dan diperkuat.

Mereka yang lulus ujian seperti Hawariyyun akan mendapat tempat mulia, karena telah menunjukkan kualitas Iman di saat dunia berguncang.

Jangan hanya ingin beriman tanpa diuji, karena Iman yang tidak diuji bisa jadi hanya ilusi.

Apa yang bisa kita pelajari dari Hawariyyun sangat banyak, terutama soal konsistensi dan keberanian.

Mereka mengajarkan kita untuk tidak setengah-setengah dalam beragama, dan tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan.

Iman itu bukan soal berapa banyak ilmu yang kita punya, tapi seberapa kuat kita bertahan saat semua orang menjauh.

Menjadi muslim yang kuat berarti siap meneladani para pejuang iman seperti Hawariyyun—bukan hanya di bibir, tapi dengan tindakan yang nyata.

Sekarang, mungkin kita tidak berhadapan langsung dengan penguasa dzalim, tapi kita tetap harus berjuang dalam bentuk yang lain : menjaga akidah, menyuarakan kebenaran, dan melawan kedzaliman.

Itulah ruh Hawariyyun yang harus tetap hidup di setiap zaman. Jadilah Hawariyyun di zaman Neo Jahiliyah

Wallahu 'Alam Bishshawab...

Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.

Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏



Artikel Abah Luky
Edit:  Ndik

#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar