Menu

Jumat, 05 September 2025

HAWARIYYUN (Bag. 1)

HAWARIYYUN
(Bagian Kesatu)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini Sabtu 13 Rabi'ul-Awal 1447 H /6 September 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

1. Mengenal Hawariyyun : Para Pengikut Setia Nabi Isa Alaihi Sallam

Hawariyyun adalah sebutan bagi pengikut setia Nabi Isa AS yang membantu menyebarkan ajaran-ajaran IslamMereka adalah kelompok Bani Israil yang beriman kepada Nabi Isa dan bersedia menjadi penolong dalam menegakkan agama Allah. 

Nama “Hawariyyun” berasal dari kata Arab Hawari, yang berarti penolong atau pendukung.

Dalam Al-Qur’an, mereka disebut sebagai orang-orang yang menyatakan dengan tegas : “Kami adalah penolong agama Allah.”

Jumlah mereka disebut sebanyak dua belas orang, dan mereka berasal dari kalangan rakyat biasa yang punya ketulusan luar biasa dalam iman.

Meski tidak banyak disebut secara rinci dalam Al-Qur’an, keberadaan mereka sangat penting dalam misi Kenabian Nabi Isa.

Mereka adalah simbol loyalitas terhadap kebenaran di tengah dunia yang penuh penolakan dan ancaman.

Hawariyyun tidak hanya percaya secara lisan, tapi mereka menunjukkan komitmen penuh dengan tindakan nyata.

Mereka menemani Nabi Isa berdakwah dari desa ke desa, menyampaikan risalah kepada kaum yang keras kepala dan suka menentang.

Saat banyak yang mencemooh dan menolak ajaran Nabi Isa, Hawariyyun tetap teguh mendampingi beliau tanpa pamrih.

Kesetiaan mereka bukan karena kekuasaan atau harta, tapi karena iman yang mendalam kepada Allah dan utusan-Nya.

Mereka paham bahwa membela kebenaran bukan jalan yang mudah, tapi mereka tetap berjalan di atasnya dengan penuh keberanian.

Itulah mengapa mereka mendapat tempat terhormat dalam sejarah dakwah.

Salah satu kisah penting tentang Hawariyyun disebutkan dalam Surah Al-Ma’idah ayat 112, saat mereka meminta kepada Nabi Isa agar Allah menurunkan hidangan dari langit.

Permintaan itu bukan karena ragu terhadap Kenabian Nabi Isa, tapi sebagai bentuk peneguhan hati dan peningkatan keimanan.

Nabi Isa sempat memperingatkan mereka bahwa permintaan seperti itu bisa menjadi ujian besar jika tidak disikapi dengan sungguh-sungguh.

Namun Allah mengabulkan permintaan mereka dengan peringatan keras, bahwa siapa pun yang masih kafir setelah melihat mukjizat itu akan dihukum dengan sangat berat.

Kisah ini menunjukkan bahwa bahkan orang yang beriman pun kadang butuh penguatan batin dalam bentuk nyata.

Tapi iman harus tetap dijaga dengan tanggung jawab, bukan hanya sebatas rasa ingin tahu atau keinginan sesaat.

Keberadaan Hawariyyun menjadi pelajaran penting bagi umat Islam hingga hari ini.

Mereka bukan nabi, bukan raja, bukan ulama besar—tapi mereka mencatatkan diri sebagai pejuang kebenaran yang setia.

Mereka adalah cerminan orang-orang beriman yang tidak mencari sorotan, tapi tulus ingin menjadi bagian dari perubahan.

Dalam dunia modern yang penuh kompromi, nilai-nilai Hawariyyun seperti kejujuran, keberanian, dan kesetiaan sangat relevan untuk diteladani.

Mereka mengingatkan kita bahwa mendukung dakwah itu bukan cuma tugas para da'i, tapi panggilan bagi siapa pun yang ingin menjadi penolong agama Allah.

Menjadi seperti Hawariyyun bukan berarti sempurna, tapi berarti berani tetap berada di pihak kebenaran meski harus melawan arus.

2. Hawariyyun dalam Al-Qur’an : Kisah, Ibrah, dan Nilai Keteladanan

Al-Qur’an menyebut Hawariyyun dalam beberapa ayat, yang menunjukkan posisi penting mereka dalam dakwah Nabi Isa Alaihi Sallam.

Salah satu momen paling terkenal adalah ketika Nabi Isa bertanya, “Man ansari ilallah?”—siapa yang menjadi penolong-penolongku di jalan Allah.

Hawariyyun langsung menjawab, “Nahnu ansarullah”—kami adalah penolong-penolong agama Allah.

Pernyataan ini diabadikan dalam Surah As-Saff ayat 14 sebagai bentuk kesetiaan dan keberanian yang luar biasa.

Ayat ini bukan sekadar cerita sejarah, tapi juga seruan kepada umat Islam agar menjadi seperti Hawariyyun : siap membela agama kapan pun dibutuhkan.

Itulah mengapa kisah mereka terus hidup sebagai pelajaran sepanjang zaman.

Selain itu, kisah mereka dalam Surah Al-Ma’idah juga sangat menarik perhatian.

Mereka meminta Nabi Isa agar memohon kepada Allah untuk menurunkan hidangan dari langit sebagai mukjizat.

Permintaan ini bukan karena mereka ragu, tetapi agar hati mereka semakin tenang dan yakin.

Ini menunjukkan bahwa iman tidak selalu berarti tanpa pertanyaan—kadang manusia butuh penguatan secara langsung dari Rabb-nya.

Namun permintaan itu juga diiringi peringatan keras dari Allah, bahwa siapa pun yang kufur setelah melihat mukjizat itu akan menerima azab yang luar biasa.

Kisah ini menggambarkan keseimbangan antara penguatan iman dan tanggung jawab setelah melihat kebenaran.

Nilai keteladanan Hawariyyun terlihat dari komitmen mereka dalam mendukung dakwah di tengah ancaman dan penolakan.

Mereka bukan orang-orang besar dalam strata sosial, tapi hati mereka besar dalam urusan iman dan keberanian.

Mereka memperjuangkan kebenaran tanpa berharap imbalan dunia, dan tetap istiqamah meski tekanan datang dari berbagai arah.

Nilai-nilai seperti loyalitas, keberanian, dan keikhlasan inilah yang membuat mereka istimewa di mata Allah.

Hawariyyun juga membuktikan bahwa sebuah perjuangan tidak selalu butuh jumlah besar, tapi cukup dengan orang-orang yang benar-benar siap.

Mereka adalah fondasi awal dakwah Nabi Isa, dan menjadi gambaran sempurna tentang arti sahabat sejati dalam misi keagamaan.

Dalam konteks umat Islam saat ini, sikap Hawariyyun sangat relevan untuk diteladani.

Kita hidup di masa yang penuh tantangan keimanan—fitnah media, tekanan sosial, dan normalisasi kebatilan.

Di sinilah kita butuh mental seperti Hawariyyun, yang berani berkata, “Saya penolong agama Allah,” meskipun itu berarti harus berdiri sendirian.

Kita tidak diminta untuk jadi Nabi Isa, tapi kita bisa jadi Hawariyyun : pendukung kebenaran yang konsisten.

Umat ini butuh lebih banyak sosok seperti mereka—yang bukan hanya tahu kebenaran, tapi juga siap membelanya.

Karena agama ini tidak akan tegak hanya dengan ilmu, tapi juga dengan aksi nyata dari hati yang beriman.

Al-Qur’an tidak menampilkan kisah Hawariyyun hanya untuk dibaca, tapi untuk diambil ibrah.

Mereka adalah contoh bahwa keimanan yang jujur selalu melahirkan keberanian, bukan kepengecutan.

Ketika kebenaran butuh suara, Hawariyyun tidak diam—mereka berdiri, menjawab, dan bergerak.

Kita sebagai generasi penerus risalah Islam juga harus siap menjadi penolong agama Allah di mana pun kita berada.

Bukan dengan kekerasan, tapi dengan akhlak, ilmu, dan keberanian menyuarakan kebenaran.

Semangat Hawariyyun bukan untuk dikenang, tapi untuk dilanjutkan.

Wallahu 'Alam Bishshawab...

Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga segenap pembaca.

Barokallah Fikum... Semoga Bermanfaat.

Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏



Artikel Abah Luky
Edit:  Ndik

#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar