KETIKA HARAPAN TIDAK SESUAI DENGAN KENYATAAN
(Bagian Kedua)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Senin 14 Muharam 1447 H /9 Juli 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Merujuk tiga kisah nyata pada tulisan sebelumnya, banyak hikmah yang dapat dipetik umat muslim masa kini dalam menyikapi kenyataan hidup yang tidak sesuai harapan.
Pertama, keshalihan seseorang tidak menjamin harapan menjadi kenyataan. Terbukti, para sahabat, termasuk Sayyidina ‘Ali Radhiyallahu 'Anhu dan Sayyidah Fathimah Radhiyallahu 'Anha, yang memiliki kualitas ketakwaan tingkat tinggi, harapan mereka tidak menjadi kenyataan.