Menu

Rabu, 05 Januari 2022

 "KAPAN PANDEMI BERAKHIR"

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku...!

Hari ini,  Kamis  4 Jumadil Akhir 1443 H / 6 Januari 2022.

Setelah Sholat subuh, sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas mari kita ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Pertanyaan “Kapan Pandemi Berakhir?" mungkin salah satu hal yang selalu terngiang dalam benak Kita. Sejak awal pandemi, seringkali Kita mendapatkan pertanyaan semacam ini, entah itu ibu-ibu yang khawatir bagaimanakah anaknya bersekolah; atau para pekerja (pelaku usaha) sektor ekonomi yang khawatir dengan dampak pandemi; atau bahkan rekan sejawat yang juga mempertanyakan sampai kapan kita berada dalam kondisi semacam ini (memakai APD lengkap yang sangat merepotkan, dan sebagainya).

Saudaraku

Berbagai Analisis dan Prediksi dikemukakan oleh para ahli di bidangnya. Berbagai macam upaya dilakukan untuk menghentikan pandemi ini. Meskipun demikian, sudah lebih dari Sembilan Belas Bulan kita melewati hari demi hari pandemi ini, tampaknya belum ada tanda-tanda kapan pandemi ini berakhir.

Bahkan sebaliknya, kita dapati jumlah kasus yang semakin meningkat, jumlah kematian yang semakin bertambah dari hari ke hari, termasuk kematian para tenaga medis, baik itu dokter umum, dokter spesialis, guru besar (profesor), perawat, dan yang lainnya.

Sebagai seorang Muslim, yang beriman kepada Allah Ta’ala, sudah selayaknya kita selalu Introspeksi Diri, mengapa musibah ini terus berlangsung? Setidaknya, ada Dua Hal yang patut kita jadikan sebagai bahan renungan dalam kesempatan kali ini :

Setiap Musibah adalah karena Dosa dan Kesalahan Kita, seberapa sungguh-sungguh kita Istighfar dan Taubat?

Allah Ta’ala berfirman (QS. Asy-Syuuraa : 30)

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

Artinya : “Dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian).” (QS. Asy-Syuuraa : 30)

Betul, Ilmu Pengetahuan (sains) menjelaskan pandemi ini disebabkan oleh virus dengan karakter tertentu yang muncul secara alamiah (Natural Evolution). Kemudian menular dengan cara tertentu pula (droplet, airborne, dan seterusnya). Ini adalah penjelasan dari sisi sains (biologi).

Akan tetapi, kita sebagai orang yang beriman, harus merenungi musibah ini berdasarkan firman Allah Ta’ala di atas. Bahwa setiap musibah yang Allah Ta’ala turunkan, disebabkan oleh Dosa dan Kesalahan Kita sendiri. Sejak awal pandemi, seberapa kesungguhan kita untuk Istighfar dan Taubat atas Dosa dan Kesalahan Kita sebelumnya? Atau justru kita semakin menambah Maksiat kepada Allah Ta’ala di tengah-tengah situasi pandemi ini?

Oleh karena itu, Satu Nasihat penting yang hendaknya kita selalu ingat adalah ungkapan :

“Tidaklah Musibah itu turun (terjadi), kecuali karena dosa. Dan tidaklah akan diangkat, kecuali dengan Taubat.”

Mengapa kita menunda-nunda taubat di tengah musibah semacam ini, padahal Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk segera bertaubat?. “Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nuur : 31)

Sekali lagi, hendaknya kita renungkan dengan sungguh-sungguh, seberapa serius kita bertaubat kepada Allah Ta’ala sejak awal pandemi?

Jangan-jangan kita lebih bertawakkal kepada sebab (usaha lahiriyyah), bukan kepada Allah Ta’ala?

Hal lain yang juga patut kita renungkan adalah, jangan-jangan selama ini kita lebih bersandar kepada sebab (usaha) yang kita lakukan secara lahiriyyah? Dan kita melupakan pencipta sebab sesungguhnya, yaitu Allah Ta’ala?

Kita lebih bersandar kepada usaha kita sendiri, semisal cuci tangan, memakai masker, menjaga jarak (social dan physical distancing), dan usaha-usaha sejenis itu. Lalu kita pun merasa aman, kemudian lupa menyandarkan hati kita kepada Allah Ta’ala. 

Padahal, Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Allah-lah yang mentakdirkan apakah sebab atau usaha kita itu akan bisa mendatangkan manfaat yang kita inginkan? Inilah dua unsur Tawakkal, yaitu (1) Melakukan Usaha Lahiriyyah dan (2) Menyandarkan Hati Kepada Allah Ta’ala. Jika Kita hanya melakukan Nomor 1, tanpa Nomor 2, berarti Ada Cacat Dalam Tauhidnya. Dan jika Kita hanya melakukan Nomor 2, tanpa Nomor 1, berarti Kita telah Kehilangan Akal Sehat.

Ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam, “Wahai Rasulullah, apakah saya ikat unta saya, lalu tawakkal kepada Allah ataukah saya lepas saja sambil bertawakkal kepada-Nya?”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam menjawab :

“Ikatlah dulu untamu itu, baru Engkau bertawakal!” (HR. At-Tirmidzi no. 2517, hasan)

Cuci tangan, jaga jarak, dan memakai masker itu bagaikan “Mengikat Unta” dalam hadits di atas. Namun, jangan lupakan perintah Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam berikutnya, yaitu :

"Dan bertawakkal-lah!”. Artinya, sandarkanlah dirimu kepada Allah Ta’ala.

Orang yang hanya bersandar sebab (usaha lahiriyyah), kemudian lupa menyerahkan dirinya kepada Allah Ta’ala, adalah orang-orang yang termasuk kurang sempurna tauhidnya. Tauhidnya telah ternoda, karena dia lebih bersandar kepada dirinya sendiri atau orang lain secara medis, bukan kepada Allah Ta’ala.

Sekali lagi, di tengah-tengah pandemi ini, Kita pun merenungkan kembali, sudah benarkah Tawakkal kita kepada Allah Ta’ala?

Wallahu'alam Bishshowab

Saudaraku...!

Awali  Pagi Dengan Do'a dan Hati Yang Ikhlas.😊

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Semoga Allah Ta'ala melimpahkan anugetah, berkah, rahmat, taufik, hidayah, bimbingan dan lindunganNya pada kita semua serta mengijabah setiap doa-doa Kita

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a

Yaa Allah... Selamatkanlah tubuhku ini (dari penyakit yang tidak kuinginkan).

Yaa Allah... Selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat yang tidak kuinginkan).

Yaa Allah... Selamatkanlah penglihatanku, dari pandangan dan maksiat yg tidak kuinginkan

Yaa Allah... Sungguh aku berlindung kepada-Mu dari Kekufuran dan Kefakiran... Sungguh aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Ilah kecuali Engkau.

Yaa Allah... Muliakanlah yang membaca tulisan ini... Lapangkanlah hatinya dan bahagiakan keluarganya ... Luaskanlah rezkinya, mudahkan segala urusannya jauhkan ia dari segala penyakit, fitnah, prasangka keji dan mungkar serta terimalah semua amal ibadahnya dan kelak jadikanlah ia sebagai penghuni surga-MU.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar