Menu

Senin, 23 Januari 2023

N A F S U

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini  Selasa, 2 Rajab 1444 H / 24 Januari  2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Ketika Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda : ''Kita sekarang beralih dari Jihad Kecil ke Jihad Besar,'' lalu beliau menjelaskan, ''Yaitu memerangi Hawa Nafsu,'' orang-orang cerdas lantas mencoba mencari jawab : Mengapa memerangi Nafsu disebut Jihad Akbar. 

Imam Ibnu Atholilah Assakandari mengatakan, ''Jika berperang untuk mengatasi musuh yang ada di hadapan, orang dapat memperkirakan : dia bisa menang karena dia lebih kuat, atau dia akan lebih memilih menghindar, karena yang dihadapi lebih kuat. Tapi, berperang dengan musuh yang ada 'di dalam', orang tidak dapat menghindar pergi. Mau tidak mau dia harus menghadapinya. Musuh itu namanya Nafsu. Nafsu itu ada dalam daging dan ada dalam darahnya sendiri. Dia mengintai dan mengincar Hati. Begitu hati terlena, lupa mengingat Allah, nafsu datang menguasai. Karena itu gerakkan terus hatimu untuk mengelak dari penguasaan Nafsu(mu).'' 

Sekalipun demikian, nafsu bukan musuh yang sulit dijinakkan. Dia mudah dijinakkan, kalau tahu caranya. Begitu kata seorang sufi dalam syairnya : Shobartu'ani lladzdzaati hattaa tawallati/wa alzamtu nafsii shobrohaa fa stamarroti. Wa ma nnafsu illa haitsu yaj'aluha lfataa/fa in ath'amta taaqot wa illaa tasallati (Aku bersabar dari yang enak-enak sehingga aku mampu menguasai diri. Dan aku paksa nafsuku agar juga bersabar dari yang enak-enak sehingga dia mau pula menghindar darinya, dan dia terus begitu). Nafsu itu hanya menuruti apa yang dimau anak muda; diberi makan dia melahapnya, tidak diberi apa-apa, dia juga tidak apa-apa. 

Imam Bushiri memandang nafsu hanya bagaikan bocah. Jika dibiarkan bermanja dengan terus menetek ibunya, sampai remaja pun akan tetap begitu. Tetapi jika disapih dia pun berhenti manja dan berhenti menetek. Kata beliau :Annafsu ka ththifli in tuhmilhu syabba'ala/hubbi rrodhlo'l wa in yafthimhu yanfathimi (Nafsu itu bagai bocah; jika dibiarkan akan terus menetek sampai remaja. Namun jika kamu sapih dia akan berhenti menetek). 

Nafsu ibaratnya ''Kuda Binal''. Kuda binal itu memiliki gelanggang sendiri yang bernama ''Syahwat''. Ketika makin luas gelanggang, makin leluasa kuda binal itu berkiprah. Karena itu, semestinya gelanggang dipersempit, lalu dengan mudah menguasai, mengendalikan dan menjinakkan kuda. Mempersempit gelanggang syahwat harus dilakukan. 

Pembelajaran untuk mengendalikan dan menjinakkan kuda nafsu, ternyata hanya dapat dilakukan dengan menjalankan ''Puasa'' secara benar. Untuk dapat menjalankan puasa secara benar, Allah menawarkan pahala begitu rupa, sehingga andai orang Mukmin tidak tertarik mengambilnya, alangkah rugi.

Orang Mukmin tentu yakin yang Allah tidak akan ingkar janji, "Innallaha laa yukhliful mii'aad.'' Dalam Hadis Qudsiy Allah berfirman : "Wa shshaumu lii wa Anaa ajzi bihi." (Puasa itu milik-Ku, Aku Sendiri yang akan memberi pahalanya).

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar