Menu

Senin, 07 Oktober 2024

Kematian (bagian 1)

KEMATIAN SUATU KENISCAYAAN DAN 15 HAL MENGHADAPINYA
(Bagian Kesatu)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Selasa 5 Rabi'ul-Akhir 1446 H / 8 Oktober 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Saudaraku...!

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Artinya : "Katakanlah : 'Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.Al-Juma’ah : 8)

Tulisan ini sengaja al-fakir buat sebagai refleksi terhadap berpulangnya ke Rahmatullah beberapa Rekan Sejawat atau Sahabat terbaik yang telah mendermakan separuh hidupnya untuk kemaslahatan umat yang telah pergi dan meninggalkan kita semua menuju alam keabadian.

Kematian, merupakan realitas yang tidak dapat dihindari, dan tugas kita sebagai manusia adalah menjalankan peran kekhalifahan dengan sebaik-baiknya dan mengabdi kepada Sang Khaliq secara maksimal dan optimal. Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzaariyat : 56)

Pembahasan tentang persiapan untuk akhirat ini memberikan landasan bahwa kehidupan di dunia ini adalah persiapan untuk kehidupan setelah mati. Hadits Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam juga menguatkan hal ini. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ

Artinya : “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)

Begitu juga dengan wasiat sahabat, Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu memberikan contoh yang baik dalam kepemimpinannya. Salah satu wasiatnya yang terkenal adalah tentang keadilan. Beliau bersabda, “Peliharalah hak orang-orang yang lemah agar mereka tidak dicabut oleh orang-orang yang kuat. Ingatlah, bahwa kalian semua akan bertemu dengan Allah dan diampuni dosa-dosa kalian, kecuali dosa-dosa yang melibatkan hak-hak orang lain. Kewajiban menunaikan hak-hak itu akan diputuskan di sana dan orang yang teraniaya akan mendapat haknya.” (Ibn Abi Shaybah)

Wasiat-wasiat ini memberikan sistematisasi pada pemahaman kita tentang persiapan menjelang kematian dan kehidupan akhirat. Memanfaatkan potensi dan keberhasilan dunia ini untuk menciptakan kemaslahatan umat adalah bagian dari tanggung jawab sebagai khalifah.

Menjadi muslim yang cerdas berarti berupaya memenuhi tugas ini dan mendekatkan diri pada Allah dengan amal yang bermanfaat bagi sesama serta menghindari dosa dan kejahatan. Ini sejalan dengan prinsip kekhalifahan dan memperkuat jalan menuju kesuksesan di dunia dan akhirat. Karena jika kematian datang dan menghampiri seseorang tidak ada satu manusia pun yang dapat menghindarinya walaupun berlindung dibalik jeruji besi atau dinding yang kokoh sekalipun. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menegaskan dalam QS. An-Nisaa : 78 :

أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ

Artinya : “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…” (QS. An-Nisaa : 78)

Pada dasarnya kematian adalah takdir seluruh makhluk, manusia ataupun jin, hewan ataupun makhluk-makhluk lain, baik lelaki atau perempuan, tua ataupun muda, baik orang sehat ataupun sakit. Seperti dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala QS. Ali Imran ayat 185 :

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Artinya : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imraan : 185)

Semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan ketetapan-Nya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab, dan siapapun yang dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup.Dan sebab apapun yang datang menghampiri tidak akan membahayakan yang bersangkutan sebelum ajalnya tiba karena Allah Ta’ala telah menetapkan dan menakdirkannya hingga batas waktu yang telah ditentukan. Tidak ada satupun umat yang melampaui batas waktu yang telah ditentukan.

Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata :

“Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui, terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati), terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi (karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati).

Hal ini merupakan sebuah perkara yang mewajibkan kita untuk menggunakan sebaiknya kesempatan umur, dengan taubat kepada Allah Azza Wa Jalla. Dan sudah sepantasnya manusia selalu merasa dirinya bertaubat, kembali, menghadap kepada Allah, sehingga datang ajalnya dan dia dalam sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.” (Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin, 8/474).

Berdasarkan Hadits Riwayat Ahmad, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Mati mendadak suatu kesenangan bagi seorang mukmin dan penyesalan bagi orang durhaka.” Hadist tentang kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga ini mengartikan seorang mukmin sudah mempunyai bekal dan persiapan dalam menghadapi maut setiap saat, sedangkan orang durhaka tidak.

Berbekal-lah dan sungguh sebaik-baik bekal adalah Taqwa, semoga kita semua menjadi orang-orang pilihan Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menginjakan kaki di surga-NYA. Perbaiki diri dan perbanyak amalan-amalan maka kelak kita akan selalu dijalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Sebaik-baik bekal untuk perjalanan ke akhirat adalah Takwa, yang berarti “menjadikan pelindung antara diri seorang hamba dengan siksaan dan kemurkaan Allah yang dikhawatirkan akan menimpanya, yaitu (dengan) melakukan ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-Nya.” (Ucapan Imam Ibnu Rajab dalam kitab Jaami’ul ‘Uluumi Wal Hikam (hal. 196)).

Maka balasan akhir yang baik hanyalah Allah peruntukkan bagi orang-orang yang bertakwa dan membekali dirinya dengan ketaatan kepada-Nya, serta menjauhi perbuatan yang menyimpang dari agama-Nya. Balasan akhir yang baik (yaitu Surga) bagi orang-orang yang beriman dan berserah diri.

Bersambung ke bagian 2

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar