Menu

Rabu, 20 Desember 2023

ISTIQOMAH? (Bagian Ketiga)

KENAPA AKU SUSAH UNTUK ISTIQOMAH?
(Bagian Ketiga)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Kamis, 8 Jumadil-Akhir  1445 H /21 Desember 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini bukanlah untuk Menggurui namun hanya sekedar berbagi atau sharing dalam menuju Istiqomah Di Jalan Allah, namun demikian saya mengajak pada diri pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman. Mari kita sama-sama belajar untuk menuju hal tersebut.

Saudaraku...!

Di sini disampaikan beberapa perkara yang dapat membantu seseorang dan pribadi saya untuk tetap istiqomah di atas jalan Allah serta selamat dari belitan tipu daya iblis, antara lain :

Di antara perkara yang dapat membantu seseorang untuk Istiqomah di Jalan Allah adalah :

1. Mengikhlaskan Niat Saat Melakukan Amalan-amalan Ketaatan
2. Berdo'a Kepada Allah Agar Diberikan Keistiqomahan
3. Menanamkan Keyakinan dan Mengingat-ingat Tebtang Balasan Yang Akan Diraih Bagi Orang Yang Istiqomah
4. Memilih Teman Yang Baik dan Sholeh
5. Banyak Membaca Sirah (Perjlanan Hidup) Nabi Muhammad Shlallahu 'Alaihi Wa Sallam Yang Shaleh
6. Stop Phubbing dan Gunakan Waktu Sebaik-baiknya

Kemarin hari Selasa tanggal 28 Jumadil Awwal 1445 H / 12 Desember 2023, baru sampai nomor ini : 

1. Mengikhlaskan Niat Saat Melakukan Amalan-amalan Ketaatan
2. Berdo’a Kepada Allah Agar Diberikan Keistiqamahan

Hari ini Kita lanjutkan diantara perkara yang dapat membantu untuk Istiqomah di Jalan Allah adalah :

3. Menanamkan Keyakinan dan Mengingat-ingat Tentang Balasan Yang Akan Diraih Bagi Orang Yang Istiqamah

Istiqamah adalah perkara yang membutuhkan perjuangan besar, tentunya orang yang dapat istiqamah akan mendapatkan balasan yang besar sebagai balasan atas usaha yang dilakukannya. Allah berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٣﴾ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٤}

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka mereka akan dibebaskan dari rasa takut dan kesedihan. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Ahqof : 13-14)

Orang yang beriman dan memegang teguh keimanannya, kemudian ia istiqamah dalam melakukan amalan-amalan ketaatan sebagai konsekuensi dari keimanannya, maka ia akan mendapatkan pahala yang besar berupa rasa aman di tiga kehidupan yaitu kehidupan dunia, alam kubur dan kehidupan akherat. Allah-pun akan memasukkannya ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan ia kekal di dalamnya. Apakah ada di antara kita yang enggan untuk menolak pahala yang besar ini?

4. Memilih Teman Yang Baik dan Sholeh

Sudah sering kita dengar hadits yang masyhur dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tentang gambaran teman yang baik dan teman yang buruk, dimana beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengumpamakan teman yang baik sebagai penjual minyak wangi dan teman yang buruk sebagai tukang pandai besi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

Artinya : “ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Tentang si penjual minyak wangi, kalau engkau tidak membeli minyak wanginya maka engkau akan medapatkan bau wanginya. Adapun tentang si tukang pandau besi, kalau engkau atau bajumu tidak terbakar maka engaku akan mendapatkan bau yang tidak enak.” (HR. Bukhori, no 1959)

Teman yang baik dan sholeh akan membantu kita untuk dapat istiqamah di jalan Allah, namun sebaliknya teman yang buruk akan menggelincirkan kita dari jalan istiqamah dan bahkan justru dapat mencelakakan kita. Terdapat kisah yang sangat menarik dari detik-detik kematian paman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yaitu Abu Thalib. Kisah ini menggambarkan betapa bahayanya apabila seseorang berteman dengan teman-teman yang buruk.

لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلٍ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ فَقَالَ أَيْ عَمِّ قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ وَيُعِيدَانِهِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

Artinya : “Tatkala menjelang kematian Abu Thalib, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang kepadanya. Ternyata di samping Abu Thalib sudah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah. Nabipun berkata kepada Abu Thalib, “Wahai pamanku, ucapkanlah laa ilaha illallah, yaitu sebuah kalimat yang dapat aku jadikan hujjah untuk membantumu di sisi Allah. Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah segera menimpali seraya berkata, “(Wahai Abu Thalib), Apakah engkau membenci agamanya Abdul Muthalib (yaitu agama kesyirikan, pen)?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam selalu mengulangi ucapannya, akan tetapi mereka berdua (yaitu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah) juga selalu menimpali dan mengulag-ulang ucapannya hingga akhir dari ucapan Abu Thalib adalah sebagaimana ucapan Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah dan ia enggan untuk mengucapkan laa ilaha illallah.” (HR. Bukhari, no 4399).

Abu Thalib betul-betul menjadi orang yang sangat rugi karena berteman dengan teman yang buruk yaitu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah, karena mereka berdua telah menjadi sebab kecelakaan, kehancuran dan kebinasaan dirinya di akherat. Abu Thalib dalam hidupnya banyak bergaul dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, sebaik-baik makhluk yang paling layak untuk dijadikan teman dan kekasih, akan tetapi di samping itu dia juga bergaul dengan teman-teman yang buruk yaitu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah. Ternyata pergaulan dan persahabatannya dengan teman yang buruk ini menjadi sebab kehancuran dirinya. Sungguh malang dan tragis nasib Abu Thalib.

Wallahu'alam Bishshowab

Bersambung...

Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar