Menu

Minggu, 28 Januari 2024

AKHLAKUL KARIMAH

MEMBANGUN KULTUR AKHLAKUL KARIMAH DI KALANGAN GENERASI MILENIAL
(Bagian Kedua)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Senin, 17 Rajab  1445 H /29 Januari 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Hari ini kita lanjutkan tulisan "MEMBANGUN KULTUR AKHLAKUL KARIMAH DI KALANGAN GENERASI MILENIAL (Bagian Kedua)" dengan sub judul Sumber Akhlakul Karimah.

Saudaraku...!

Sumber Akhlak adalah yang menjadi ukuran baik-buruk atau mulia dan tercela. Al-Quran dijadikan sebagai patokan utama untuk memperbaiki akhlak. Dimulai dari akhlak pribadi, keluarga dan seterusnya hingga lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan pekerjaannya. Sumber akhlak adalah al-Qur’an dan al-Hadits, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat, sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dalam konsep akhlak, segala sesuatu dinilai baik-buruk, terpuji-tercela, semata-mata karena syara‟ (al-Qur’an dan Sunnah) menilainya demikian. Al-Qur’an sebagai dasar akhlak menerangkan tentang Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam sebagai suri tauladan (uswatun khasanah) bagi seluruh umat manusia.

Dalam Al Quran, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرً

Artinya : "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab : 21).

Ibnu katsir menerangkan bahwa ayat yang mulia itu merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan kepada manusia yang beriman agar meniru Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. Karena itulah Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kepada kaum mukmin agar meniru sikap Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam dalam hal kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, dan perjuangannya, serta tetap menanti jalan keluar dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Semoga shalawat dan salam-Nya terlimpahkan kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam sampai hari kiamat. Keluhuran akhlak Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam juga disebutkan dalam ayat lainnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Artinya : "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (QS. Al-Qalam : 4).

Akhlak yang mulia merupakan tolak ukur utama dalam menilai tingkat keimanan seseorang. Bahkan Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ketika ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau mengatakan :

تَقْوى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

Artinya : “Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Salah satu alasan diutusnya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala di Arab tidak lain untuk membenahi akhlak masyarakat pada masa itu. Hal ini disebutkan dalam hadits berikut :

عَنْ أَبِي هُرَيرة قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّمَا بُعِثتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam pernah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang baik. (HR. Ahmad  2/381)

Mengenai akhlak Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, Siti Aisyah radhiyallahu anha  menjawab:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

Artinya : "Akhlak beliau adalah Al-Qur’an".

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam sama sekali belum pernah memukulkan tangannya kepada seorang pun dari pelayannya, dan belum pernah memukul seorang pun dari istri (beliau), dan belum pernah memukulkan tangannya kepada sesuatu pun kecuali bila dalam berjihad di jalan Allah.  Baginda Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam juga tidak pernah melakukan suatu pembalasan yang pernah ditimpakan kepada dirinya, melainkan bila batasan-batasan Allah dilanggar, maka beliau baru melakukan pembalasan dan itu hanyalah karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Juga sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :

وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya : "Pergaulilah manusia dengan akhlak mulia (HR. at-Tirmidzi no. 1987).

Saudaraku...!

Dalam ajaran agama Islam, Akhlakul Karimah merupakan salah satu indikator dalam menilai tingkat keimanan seorang umat. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam berikut ini :

تَقْوى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

Artinya : “Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Selain itu Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Artinya : “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya.” (HR At- Tirmidzi)

Dalam hadits lain beliau bersabda; yang Artinya : “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat tinggalnya denganku pada hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya” (HR. Tirmidzi, shahih)

Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam juga bersabda :

مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya : “Tidak ada sesuatu yang lebih berat pada timbangan (kebajikan) seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia” (HR At-Tirmidzi)

Hadits ini mengisyaratkan kepada kita bahwa seseorang mukmin berusaha untuk melakukan amalan yang terbaik dengan timbangan yang terberat pada hari kiamat. Karena kita sadar bahwa umur dan kemampuan kita untuk beramal sholeh terbatas, maka Nabi mengarahkan kita untuk berakhlak yang mulia, karena akhlak mulia merupakan amal ibadah yang sangat berat timbangannya pada hari kiamat.

Wallahu 'Alam Bishshowab

Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar