Menu

Senin, 15 Januari 2024

AKHLAQ

TINGKATAN AKHLAQ MANUSIA

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Selasa, 4 Rajab  1445 H /16 Januari 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Keindahan Islam tidak hanya membahas perihal akidah dan ibadah saja melainkan juga pada akhlak orang Islam itu sendiri. Bak buah yang tumbuh dari pohon, maka akhlak inilah sebagai buah atau parameter dari keimanan seseorang. Sehingga keseriusan seseorang dalam beriman kepada Allah bisa terlihat dari akhlaknya. Dengan berbedanya daya keimanan seseorang maka sudah pasti tingkatan akhlak tiap-tiap manusia itu berbeda-beda. Berikut tingkatan akhlak manusia menurut yang dikutif dari berbagai sumber.

1. Al-Akhlak al-Adzim

Yaitu ketika seseorang yang tetap memperlakukan baik kepada orang yang memperlakukan buruk kepadanya. Ini merupakan tingkatan akhlak yang tertinggi, sulit rasanya untuk berada pada tingkatan ini karena ini memerlukan keimanan yang kuat; sebab perlakuan baik yang ia lakukan tidak hanya menyelesaikan persoalan tetapi ia seolah mengajak untuk kembali menjalin hubungan baik. Dengan kata lain ia sudah mengalahkan perasaan egonya bahkan mengalahkan kebencian di dalam hatinya terhadap orang yang berbuat buruk kepadanya.

Pernah suatu ketika Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam berdakwah di Thaif, saat itu penduduk Thaif menolak dakwah Rasulullah; penolakan itu tidak hanya dengan lemparan kata-kata kasar, melainkan juga dengan batu sampai-sampai bentengnya Rasulullah yaitu Zaid bin Haritsah pun tidak mampu menghalau semua lemparan-lemparan itu. Pada saat yang bersamaan, datanglah dua malaikat penjaga dua bukit Thaif seraya mengatakan “angkat tanganmu, Muhammad. Mintakan kepada Allah agar Ia mengizinkan kami untuk menghimpit penduduk Thaif itu dengan bukit ini.” Tetapi bukan kesal dan amarah yang menyelimutinya melainkan justru Rasulullah menolak tawaran kedua malaikat itu dan mengatakan bahwa mereka melakukan hal itu mungkin karena belum begitu mengetahui dan memahami. Tidak hanya sampai situ, beliau bahkan berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar suatu saat penduduk Thaif dipenuhi oleh orang-orang yang beriman kepadanya. Maka benarlah firman Allah swt. dalam surat Al-Qalam ayat 4 :

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Artinya : “Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang agung”. (QS. Al Qalam : 4)

2. Al-Akhlak al-Karimah

Yaitu ketika seseorang mempunyai kemampuan untuk membalas perlakuan buruk orang lain kepadanya tetapi ia enggan melakukannya. Tingkatan ini berbeda sedikit dengan tingkatan pertama, ia mungkin memaafkan tetapi ia sudah tidak mempedulikan keadaan orang yang telah menyakitinya; bahkan bisa sampai tidak ingin ada hubungan lagi dengannnya sebab hatinya yang masih tertanam kekecewaan dan amarah yang sulit baginya untuk menjalin hubungan baik dengan orang tersebut.

Mayoritas manusia yang sabar berada pada tingkatan ini, seperti seorang guru yang sabar atas kenakalan muridnya, kenakalan teman kepada dirinya. Tidak mampu membalas karena takut pada orang tersebut itu hal biasa dalam pergaulan dan masyarakat; tetapi kesabaran untuk tidak membalas lah letak keistimewaan orang-orang yang berada pada tingkatan ini.

3. Al-Akhlak al-Hasanah

Yaitu ketika ada seseorang yang disakiti oleh seseorang maka ia membalasnya dengan sepadan. Berbeda halnya dengan balas dendam, akhlak ini hanya berlaku pada sesuatu yang telah Allah tetapkan bolehnya membalas atau nama lainnya yaitu qishas sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. al-Baqarah ayat 178 dan al-Maidah ayat 45. Merusak mata dibalas mata, merusak hidung maka dibalas hidung, begitu pula seterusnya bahkan membunuh pun dibalas bunuh lagi. Hukum ini berlaku dalam rangka memuliakan tubuh dan nyawa manusia, dengan terbalas si pelaku; paling tidak ia akan ringan atau tidak menanggung beban dosa dari perilakunya itu di akhirat kelak.

4. Al-Akhlak al-Sayyi’ah

Yaitu ketika seseorang berperilaku tercela yang dinilai buruk oleh norma agama dan masyarakat. Kemaksiatan yang seseorang lakukan merupakan pilihannya sendiri, tidak ada keterkaitan dengan Tuhan (Allah Subhanahu Wa Ta'ala). Problem yang sebenarnya yaitu karena ia tidak memiliki kegiatan yang positif untuk menyibukkan dirinya; padahal jika melihat kisah para tokoh-tokoh ke belakang, mereka memanfaatkan waktunya untuk hal-hal positif yang mengembangkan bakat mereka serta mengesampingkan perkara makanan dan sesuatu yang melalaikan serta menghambat dari tujuannya.

Menjadi pribadi yang baik merupakan fitrah sebagai manusia, karena akhlak tidak memiliki agama. Sehingga semestinya tidak ada istilah “lebih baik sopan walaupun gak kerudungan daripada berkerudung tapi kelakuannya gak sopan”, ungkapan-ungkapan seperti itu lah yang seolah membenarkan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam agama. “Tidak boleh membandingkan yang halal dengan yang haram, karena kita tidak boleh istikharah untuk memilih antara nikah atau pacaran” Antara sopan dan tidak sopan merupakan hal yang tidak perlu dipertanyakan harus memilih yang mana? Karena yang sopan sudah pasti pilihan terbaik, kemudian antara sopan dan berkerudung itu merupakan persoalan yang terpisah dan memiliki konsekuensinya masing-masing. Siapapun bisa jujur atau berdusta, dermawan atau kikir, bekerja atau mencuri, dan sebagainya.

Demikian tulisan singkat seputar tingkatan manusia, semoga menambah pengetahuan kita semua dan menjadi bahan renungan bagi kita ada di manakah tingkatan akhlak kita selama ini?

Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat
Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar