Menu

Kamis, 04 Januari 2024

ANTARA PEMIMPIN DAN PENGUASA

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Jum'at, 23 Jumadil-Akhir  1445 H /5 Januari 2024

Setelah Sholat subuh, sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas mari kita ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Tidak ada kata Presiden atau Pemilu dalam Al Quran. Tetapi, pasti, bukan berarti Al Quran tidak mengaturnya. Dalam konteks politik kita, misalnya, kata presiden dalam Al Quran disebut dengan dua kata yang artinya sama, tapi secara substansial maknanya berbeda. Dua kata itu adalah Khalifah dan Imam. Dalam bahasa Indonesia, arti kedua kata itu sama : Pemimpin atau Penguasa. Tetapi secara substansial, maknanya berbeda.

Kata Khalifah berakar dari kata Khalafa, artinya, menunjuk pada seseorang yang berada "Di Belakang". Itulah sebabnya mengapa Khalifah dimaknai sebagai seseorang yang menggantikan tokoh yang ada 'di depan (pendahulunya)

Sedangkan kata Imam adalah orang yang ada "Di Depan". Kata ini sering dimaknai sebagai tokoh teladan: terdepan dalam segala laku kebaikan, santun, terpuji, bermoral tinggi, bijaksana, rendah hati, dan paling utama dalam Iman dan takwa. 

Kata Khalifah masih dibagi lagi dalam bentuk tunggal dan jamak. Dalam bentuk tunggal, misalnya, dapat ditemukan dalam Al-Baqarah ayat 30 ''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi." Dalam bentuk jamak, Khalaif, disebut Empat Kali dalam Al Quran, dan Khulafa disebut Tiga Kali. Kata Imam dalam Al Quran disebut Tujuh Kali, dan istimewanya, makna dan konteksnya tidak sama. Tulisan ini merujuk pada Imam sebagai tokoh keagungan, tokoh segala tokoh yang dijadikan suri teladan bagi keturunannya dan seluruh umat manusia, yaitu Nabi Ibrahim. 

''Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu (Ibrahim) Imam bagi seluruh manusia.'' (QS Al Baqarah : 124). Ibrahim menjadi pemimpin (imam) langsung dari Allah, bukan melalui proses musyawarah (demokrasi atau pemilu). Begitu pula Nabi Muhammad SAW, yang seperti halnya Ibrahim, sebenarnya bisa memainkan peran penguasa dengan kekuasaan luar biasa besar, tapi lebih memilih menjadi "Pemimpin" saja. Dalam konteks politik, secara sederhana, pemimpin itu bisa Presiden dan Penguasa biasanya adalah Raja. Namun, tak sedikit Presiden yang memainkan peran sebagai Penguasa. Bahkan, Penguasa tunggal yang kekuasaannya tak bisa dikontrol oleh rakyat. Pemimpin dan Penguasa itu Dua Jabatan, Dua Tipe, Dua Amanat yang sering bertolak belakang.

Menurut tafsiran sederhana Emha Ainun Nadjib, Penguasa mengelola Kekuasaan Dirinya atas banyak orang, sedangkan Pemimpin mengelola Cinta dan Sistem Penyejahteraan. Namun secara umum, KH Azhar Basyir dan Prof. Dr. Quraish Shihab menyimpulkan : Al Quran menyebut Pemimpin (Khalifah) adalah, ''Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi ini, niscaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf (baik) dan mencegah perbuatan yang munkar.'' (QS Al-Hajj : 41). Makna sepotong ayat itu luas sekali, menyangkut Kewajiban menjalin hubungan kepada Allah, dengan masyarakat, alam semesta, berbuat baik, mencegah keburukan -- baik menurut agama, sosial, politik, maupun budaya. Benar, pemimpin seperti inilah yang seharusnya kita pilih untuk memimpin negara dan bangsa ini. (EH Kartanegara) 

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar