Menu

Selasa, 02 Januari 2024

HAKIKAT KEBAIKAN

SAATNYA MENANAM KEBAIKAN

(Momentum Awal Tahun Sebagai Awal Dalam Menanam Kebaikan)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Rabu, 21 Jumadil-Akhir  1445 H /3 Januari 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Di dunia ini, manusia termasuk di dalamnya anak-anak didik, seringkali sudah diingatkan baik ketika di sekolah (oleh Guru) maupun di lingkungan keluarga (Orangtua), untuk menjadi pelaku dan penegak aturan. Ada pepatah yang menyebutkan “Siapa Menaburkan Keindahan, Dia Akan Menuai Keberuntungan.” Pepatah ini mengajarkan siapa saja yang hidupnya diabdikan atau dikaryakan demi dan untuk kebaikan, maka dalam perjalanan hidupnya akan banyak dikaruniai keberuntungan, seperti kebahagiaan, kesenangan, ketentraman, dan kesejahteraan.

Menabur dapat mengkonversi dengan menanam atau berinvestasi, namun hanya sekedar memberi, jika yang ditabur adalah amal kesejahteraan. Dari kekayaan yang ditaburkan seseorang kepada orang lain, berarti ia telah memberikan kontribusi besar kepada orang itu suatu kekuatan yang akan memberikan manfaat kepadanya. Kalau yang diinvestasikan adalah harta, maka harta ini dapat menjadi kekuasaan yang memerdekakan orang itu dari berbagai kesulitannya, seperti kesulitan menyediakan bahan pangan, kesulitan menyekolahkan anak, dan kesulitan biaya kesehatan.

Muhammad Quthb menyebut sebuah hadits dalam kitabnya, Qabasat Min Al-Rosul :

“Jika berhenti datang, sementara di tangan salah seorang kamu ada biji palem, lalu ia mempunyai kesempatan untuk menanamnya sebelum berhenti terjadi, hendaknya ia tanamkan. Dengan demikian ia akan mendapatkan pahala.”

Hadits ini, menurut Muhammad Quthb, juga memberi peringatan kepada kita bahwa jalan dunia dan akhirat itu bukanlah dua jalan yang berbeda. Jalan Allah adalah satu, baik jalan di dunia maupun jalan menuju akhirat. Jalan itu tidak terputus oleh ruang, waktu, maupun aktivitas, dan hanya dapat kita tempuh dengan Ibadah.

Seseorang yang berstatus beriman, pohon amal tentulah suatu keajaiban di luar batas kemampuan manusia, karena tidak bisa dikalkulasi secara ekonomi. Pertimbangan secara matematis yang dilakukan manusia berkenaan dengan pohon amal yang ditanamnya sulit dicerna secara rasional, karena Allah bisa membalasnya atau memberikan ketidakseimbangan berlipat ganda.

Pohon amal itu akan terus berbuah seiring dengan amal yang diperbuat manusia. Dari satu amal kebaikan yang diperbuatnya, manusia yang terkena target amal ini berarti menikmati keberuntungan.

Ketika ia meminjamkan modal oleh seseorang dan kemudian dari modal ini mampu mengembangkannya di sektor usaha (bisnis) yang benar, jujur, dan ramah, maka si pemberi pinjaman otomatis menerima kekayaan hidup yang tak ternilai. Pemberi modal telah mengembangkan fasilitas yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat.

Buah yang bisa dipetik dari pohon amal itu jumlahnya jauh lebih banyak dari yang pernah dibayangkan atau terlintas dalam pikiran manusia. Hal itu terjadi semata-mata karena kemurahan Allah seperti menjanjikan dalam firmanNya :

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya : “Perumpamaan mereka yang menyumbangkan harta di jalan Allah seperti sebutir biji menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir menghasilkan biji seratus. Dan Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261)

Janji Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu tidak main-main. Manusia yang memilih jalan sebagai penanam amal kebaikan di dunia, Allah tidak hanya akan membalasnya kelak di akhirat dengan pahala yang besar, tetapi di dunia pun Allah akan membalasnya lebih banyak melebihi taksiran manusia. Sedikit saja keindahan yang ditanam manusia, Allah akan memberikannya jauh melebihi apa yang sudah ditanamnya.

Dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang lain disebutkan :

وَٱبْتَغِ فِيمَآ آتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ

Artinya : “Dan carilah (pahala) pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” (QS. Al Qashash : 77)

Dalam ayat ini, Allah jelas sekali memerintahkan manusia agar memperbanyak aktifitas yang positif atau sesibuk-sibuknya selalu dalam mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya untuk mencari kebahagiaan (di dunia maupun di akhirat). Manusia tidak boleh mempunyai jiwa yang stagnan (mandeg), apalagi bersantai-santai.

Manusia dituntut menjadi produsen (giat berkarya atau melakukan inovasi) untuk mencari dan mengumpulkan modal sebanyak-banyaknya baik untuk kegiatan kesehariannya di dunia maupun masa mendatang di akhirat. Manusia yang menyadari bahwa hidup di dunia hanya sebentar, yang sewaktu-waktu bisa dipanggil kapan saja oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tentulah hidupnya akan banyak atau dimaksimalkan dalam kerja keras dan memperbanyak pengabdian kepadaNya.

Kebahagiaan hidup tidak dapat diperoleh manusia hanya dengan bersantai-santai, tetapi melalui kegiatan mengembangkan kekayaan sebanyak-banyaknya. Kebaikan tidak datang begitu saja, tetapi melalui karya atau kerja keras yang dilakukan manusia. Semakin banyak keindahan yang ditanamnya, maka semakin banyak pula Allah memberikan karunia yang bisa dinikmatinya.

Menanam imajinasi akan membuat dirinya menjadi “Hidup” dalam pandangan manuisa, maupun pandangan Allah. Dirinya tidak akan digolongkan sebagai pribadi yang “Mati”, karena keindahan yang pernah ditanamkan dan kebermanfaatannya akan terus memberikan kekuatan yang barangkali tidak disadarinya. Disinlah Allah memainkan peranNya yang sangat besar kepada manusia yang rajin menanam Kebaikan dan Kemaslahatan bagi Sesama Umat.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist Rasulullah Shlalallahu 'Alaihi Wa Sallam :

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Artinya : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad).

Wallahu 'Alam Bishshowab
Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar