Menu

Kamis, 25 April 2024

TAREKAT DAN KOPI

KOPI, TAREKAT, DAN REVOLUSI
(Oleh : Nunu A Hamijaya Sang  Penikmat  Kopi)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Jum'at 16 Syawal  1445 H /26 April 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

TAREKAT  DAN KOPI  DI DUNIA ISLAM 

KOPI   ternyata bermula dari kebutuhan praktek TASAWUF/SUFI AS SYADZILIYYAH, dikenalkan  oleh salah seorang pengikutnya yang bernama SYEIKH ALI BIN UMAR AS-SYADZILI AL-YAMANI di  Hindia Belanda (Indonesia)   dikenal sebagai Syeikh Abul Hasan As-Syadzili. 

Habib Abdurrahman Alaydrus (1070 H-1113 H) dalam kitabnya ‘Iinaasush Shofwah bi Anfaasil Qohwah’ mengatakan, biji kopi baru ditemukan akhir abad ke-8 Hijriyah di Yaman oleh IMAM ABUL HASAN   ALI ASY-SYADZILI  pengikut Tarikat Asy-Syadzili.  Tarekat SYADZILIYAH , yang didirikan   Syekh  Ahmad  as-Syadzili (w. 1258 M/658 H).

Di beberapa wilayah negeri Syam, saat itu kopi identik dengan tarikat Syadziliyah. Dalam tradisi ngopi mereka, cangkir kopi pertama ditumpahkan ke tanah. Itulah ‘jatah’ pendiri Tarikat Syadziliyyah. Jadi, para sufi itulah yang mengajari dunia ‘ngopi’.

TAREKAT   REVOLUSI

AQIB SUMINTO  menyebutkan  bahwa tarekat pernah dijadikan basis perjuangan melawan penjajah. Para pengikut tarekat pernah mengadakan pemberontakan di Cianjur (1885 M), peristiwa Cilegon Banten (1888 M), dan Peristiwa Garut (1919 M) (Syukur, 2002: 117). Yang berperan adalah tarikat TIJANIYAH yang   dianut elit  SI (Sarekat  Islam).

TAREKAT TIJANIYAH juga dikenal sebagai tarekat yang bergerak di bidang politik yang menentang politik penjajahan Perancis di Afrika Utara. Bahkan tarekat ini termasuk yang reformis dan Neo-Sufisme.

Perkembangan Tarekat Tijaniyah di HIndia Belanda (Indonesia) dibawa oleh KYAI ANAS dari PESANTREN BUNTET pada tahun 1921. Menurut sumber-sumber lokal di Jawa Barat, penyebaran tarekat Tijaniyah ini ditentukan oleh dua tokoh, yaitu  SYEIKH ALI AL-THAYIB AL-MADANI, seorang mufti Madinah yang bermazhab Syafi ’i; dan SYEIKH ABD AL-HAMID AL-FUTI, seorang cendikiawan Arab. Syeikh Ali at-Thayyib al-Madani menyebarkan  tarekat Tijaniyah di Jawa Barat. Sedangkan Syeikh Abd al-Hamid al-Futi menyebarkan tarekat Tijaniyah di Jawa Timur (Abdurrahman, 1988; dan Bruinessen, 1995)

Ulama yang paling mula menganut  tarekat Tijaniyah berdasarkan  sejarah adalah  K.H ANAS BIN ABDUL JAMIL (Buntet) yang memperoleh ijazah Tijaniyah dari  Syaikh Alfahashim di Madinah dan juga memperolehnya dari Syaikh Ali Thoyyib, kemudian gurunya Syaikh Ali Thoyyib  datang ke Hindia Belanda   dan menyebarkan Tarekat Tijaniyah. 

SYEIKH ALI AL-THAYIB AL-MADANI mengangkat tujuh muqaddam (pembantu resmi) di Jawa Barat, yaitu Syeikh  Muhammad bin Ali bin Abd Allah al-Thayib (Bogor); K.H. Asy’ari Bunyamin (Garut); K.H. Badruzaman (Garut); K.H. Usman Damiri (Cimahi); dan tiga bersaudara K.H. Abbas,  K.H. Anas, dan K.H. Akyas  (Buntet, Cirebon). Tujuh muqaddam inilah yang berperan besar menyebarkan tarekat Tijaniyah dalam periode selanjutnya.  HOS Tjokroaminoto  saat di  Bandung  (1921-1923) berguru tarekat    Tijaniyah kepada  K.H. Usman Damiri.  Bahkan adiknya  menikah  dengan guru mursyidnya tersebut.  

Diantara ulama Indonesia yang memperoleh ijazah dari Syaikh Ali Thoyyib adalah :

a. K.H. MUHAMAD  NUH  BIN IDRIS   (al I’anah Cianjur) ayah   K.H. Abdullah bin Nuh (Cianjur-Bogor)
b. KH AHMAD  SANUSI  bin H.Abdurrahim (Sukabumi)
c. KH MUHAMMAD   SUJAI (Gudang-Tasikmalaya)
d. KH ABDUL WAHAB   SYA’RANI (Jatibarang Brebes)
e. KH ABBAS, KH ANAS dan KH AKYAS (Buntet Cirebon)

REVOLUSI DAN KOPI : EROPA DAN AMERIKA

Fenomena di mana kedai kopi hadir sebagai tempat terjadinya percakapan Intelektual sejatinya telah terjadi sejak abad ke-17. Bahkan, percakapan-percakapan bernuansa kafein itulah yang menjadi cikal bakal terjadinya dua revolusi besar dunia, yaitu REVOLUSI AMERIKA dan REVOLUSI PERANCIS.

Sejarawan Prancis, MICHELET, dikutip Mark Pendergrast dalam UNCOMMON GROUNDS: THE HISTORY OF COFFEE AND HOW IT TRANSFORMED OUR WORLD, menggambarkan penemuan kopi sebagai revolusi yang menguntungkan dan mampu memunculkan kebiasaan-kebiasaan baru, bahkan memodifikasi temperamen manusia. Ide-ide yang beredar dalam diskusi di kedai-kedai kopi pada akhirnya terakumulasi dalam peristiwa Revolusi Prancis.

Di Jerman, popularitas kopi mengganggu penguasanya, FREDERICK THE GREAT. Pada 1777, dia mengeluarkan manifesto yang mendukung minuman tradisional Jerman, bir: “Menjijikkan melihat meningkatnya kuantitas kopi yang dikonsumsi rakyatku, dan implikasinya, jumlah uang yang keluar dari negara kita. Rakyatku harus minum bir. Sejak nenek moyang, kemuliaan kita dibesarkan oleh bir.” Hal serupa sempat terjadi di Prancis ketika kopi mulai menyaingi wine. Sementara di Inggris, KING GEORGE II memusuhi kopi lantaran orang-orang yang berkumpul di kedai-kedai kopi kerap mengolok-olok dirinya.

Kafein dalam kopi bertentangan dengan alkohol dari anggur yang biasanya mereka minum. Orang Perancis pada abad 17 - 18 di era Louis XIV dan XV biasa meminum 7 - 8 liter anggur per hari atau setara dengan 1,5 liter alkohol setiap harinya, selain itu mereka bekerja 14 - 15 jam per hari. Semua demi menghindari frustasi dan melepas lelah setelah 16 jam bekerja. Ketika kopi datang, mereka merasakan dampaknya secara langsung. Tubuh yang lelah menjadi bugar, bahkan pikiran mereka semakin cerah. Buruknya, mereka tak bisa langsung tidur seperti setelah meminum anggur.

Semua diperkirakan berawal dari abad ke-17, tatkala minum kopi menjadi tren di kalangan masyarakat Eropa, terutama di Paris. Kedai kopi menjadi lokasi yang dipilih para pemuda untuk menghabiskan waktu berjam-jam. VOLTAIRE, BENYAMIN FRANKLIN, dan NAPOLEON (BONAPARTE), adalah beberapa di antaranya. Ditemani masing-masing secangkir kopi, mereka tak jarang membahas tentang filosofi, hak-hak pribadi, hingga monarki, dalam percakapannya (Laksono, 2013).

Di Paris, kedai kopi menjadi tempat para tokoh pemicu revolusi berkumpul, serta berdiskusi hingga larut di Café Procope di rue de I’Ancienne Comedie. Voltaire bahkan biasa meminum hingga empat puluh gelas kopi yang dicampur cokelat dalam sehari saja. 

Di kedai inilah ide-ide pencerahan akan revolusi Perancis kemudian terlahir. Berkawan dengan Voltaire, sebagai diplomat Amerika di Paris, BENYAMIN FRANKLIN dan THOEMAS JEFFERSON juga tak jarang menghabiskan waktunya di Café Procope (Laksono, 2013). Laksono, E. (2013). Metropolis Universalis: Belajar Membangun Kota yang Maju dari Sejarah Perkembangan Kota di Dunia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sementara itu, di Amerika, The Sons of Liberty, para patriot, salah satunya Paul Revere, selalu berkumpul di Green Dragon Tavern. Diskusi-diskusi yang meliputi masa depan Amerika dan pergerakan tentara Inggris saat itu pun akhirnya menjadi titik terang menuju BOSTON TEA PARTY (1773) – sebuah p eristiwa besar yang menjadi pemicu Revolusi Amerika. Karena hal itulah kemudian kedai ini juga dikenal dengan sebutan THE HEADQUARTERS OF REVOLUTION.

Ada benang merah, jika mengaitkan fenomena di Eropa ini dengan perkembangan Kopi Jawa di awal abad 17. Kopi Jawa mulai mendominasi pasar Eropa pada tahun 1720-an. Kala itu, bibit Kopi Jawa hasil dari sistem tanam paksa diberikan oleh wakil Pemerintah Hindia Belanda kepada LOUIS XIV. 

Rawabango, 16/04/2024
Barakallah ..... semoga bermanfaat

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar