Menu

Minggu, 20 Oktober 2024

PEMBURU DUNIA


PERINGATAN BAGI PEMBURU DUNIA

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Senin 18 Rabi'ul-Akhir 1446 H / 21 Oktober 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Saudaraku...!

Rasulullahu Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَل ََقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتْ اْلآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَ عَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ

Artinya : "Siapa saja yang menjadikan dunia sebagai tujuan, Allah mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinannya selalu membayang di pelupuk kedua matanya; tidak akan datang kepadanya bagian dari dunia kecuali yang telah ditetapkan untuknya. Siapa saja yang menjadikan akhirat sebagai tujuan, Allah menghimpunkan untuk urusannya dan menjadikan kekayaannya ada di dalam hatinya, dan dunia mendatanginya, sementara dunia itu remeh dan rendah. (HR Ibnu Majah, Ahmad, Al-Baihaqi, Ibnu Hibban, Ad-Darimi dll).

Ibnu Majah mengeluarkan hadist ini di dalam Sunan-nya, Ibnu Hibban di dalam Shahih Ibnu Hibban, ad-Darimi di dalam Sunan ad-Darimi, Imam Ahmad di al-Musnad, al-Baihaqi di dalam Syu'ab al-خmân melalui tiga jalur . Hadis ini juga dikeluarkan oleh Abu Dawud, At-Thahawi di dalam Syarh Al-Musykal Al-Hadîts, Ath-Thabrani di Mu'jam Al-Kabir dan oleh yang lainnya. Semuanya dengan sanad bersumber dari penuturan Zaid bin Tsabit.

Menurut Al-Haytsami di dalam Majma' Az-Zawâid, para perawi hadis ini tsiqah. Maher Yasin Fahal dalam catatan kaki Jamii' Al-'Ulum wa Al-Hikam menyatakan bahwa hadist ini sahih.

Makna Hadist

Hadist ini termasuk hadist yang memberikan dorongan untuk niat zuhud terhadap dunia dan menjadikan akhirat sebagai tujuan atau gapaian utama. Hadist ini menjelaskan orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan dengan konsekuensi yang harus ia tanggung dan orang yang menjadikan akhirat sebagai tujuan dan apa yang akan ia raih.

Tipe Pertama : Man Kanat Ad-dunya Hammahu (siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan). Lanjutnya bagi orang-orang seperti ini adalah : 

(1) Allah menceraiberaikan urusannya; yaitu urusannya yang sudah diputuskan oleh Allah. \

(2) Allah menjadikan kemiskinannya terus membayang di pelupuk kedua matanya. Maknanya, Allah mencabut rasa qanâ'ah dari hatinya sehingga ia tidak pernah merasa cukup atas rezeki yang ia peroleh. Orang yang mengejar dunia itu ibarat orang yang meminum air laut. Makin banyak ia minum, rasa hausnya tidak hilang malah makin haus hingga makin bernafsu pula ia minum. 

(3) Tidak akan datang bagian dari dunia kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya. Maknanya, bagian rezeki tiap orang telah ditetapkan oleh Allah. Bagaimanapun kerasnya seseorang berusaha mencari tambahan, hal itu tidak bisa menambah apa yang telah ditetapkan untuknya. Oleh karena itu, orang tipe hunter dunia ini akan merasa kelelahan di dunia karena selalu mengejar rezeki itu.

Tipe Kedua : adalah orang yang niat dan tujuannya adalah akhirat. Orang yang demikian akan meraih Tiga Hal diantaranya 

Kesatu : Allah menghimpunkan untuk urusannya yang tercerai berai. Allah menjadikannya terhimpun dengan menyiapkan atau lebih tepatnya memudahkan sebab-sebabnya dari sisi yang tidak dia sangka.

Kedua : Allah menjadikan kekayaannya ada di dalam hatinya. Maknanya, Allah menjadikan qanâ'âh dengan merasa cukup dan berkecukupan sehingga dia tidak ngoyo kepayahan memburu rezeki dan mengejar dunia.

Ketiga : Dunia datang kepadanya sebagai sesuatu yang rendah dan remeh serta ketundukan yang mengikutinya. Artinya, dunia yang telah ditetapkan untuknya mendatanginya dan tidak berubah menjadi tuan yang menguasai dan mengendalikan dirinya. Sebaliknya, dunia yang datang itu, di tangan tetap menjadi alat untuk mencapai tujuan, yaitu akhirat.

Alhasil, rezeki yang sudah ditetapkan untuk hamba pasti akan datang kepadanya. Hanya saja, hamba diperintahkan untuk berusaha mencarinya. Bagi pencari dunia, mencari rezeki menjadi tujuan. Yang dicari dari mengumpulkan harta adalah kelegaan hidup. Pencari dunia bisa malah merugi dunia dan akhirat. Di dunia kepayahan dan kesusahan terus mencari dan mengejar harta. Ia tidak merasakan kelegaan hidup. Meski melimpahkan hartanya, ia akan terus merasa kurang. Karena disibukkan mengejar harta, ia mengabaikan akhirat sehingga akhirat pun luput darinya dan tidak bisa ia raih.

Sebaliknya, bagi pencari akhirat, mencari rezeki itu dilakukan dalam rangka ketaatan menjalankan perintah Allah, bukan dengan tujuan semata mencari rezeki (QS Al-Qashash [28] : 77). Mencari rezeki tetap dia lakukan secara halal; tidak melalaikannya dari perintah-perintah Allah, amar makruf nahi mungkar dan dakwah untuk menyampaikan ketaatan kepada-Nya; tidak menghabiskan sebagian besar waktu dan tidak menjadi sesuatu yang paling dominan dalam hidupnya. Mencari rezeki bukan misi seumur hidup.

Dalam hal ini, Allah memperingatkan kita dalam sebuah hadist qudsi :

‏يَا اِبْنَ ‏ ‏آدَمَ ‏تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَس ُدَّ فَقْرَكَ وَإِلاَّ تَفْعَلْ مَلأَتُ يَدَيْكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

Artinya : 'Wahai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah (menjalankan ketaatan) kepada-Ku, niscaya Aku akan memenuhi hatimu dengan kaya dan menyempitkan kefakiranmu. Jika tidak, Aku akan memenuhi kedua tanganmu dengan kesibukan (mengejar harta) dan tidak akan menyempitkan kefakiranmu (HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, al-Hakim, al-Baihaqi dan Ibnu Hibban).

Kecintaan pada dunia dan kesibukan mengejar harta telah melalaikan banyak orang dari ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, ibadah kepada-Nya, Amar Makruf Nahi Mungkar dan Dakwah. Oleh karena itu, banyak ayat dan hadist termasuk hadist ini datang mengingatkan, melahirkan dorongan, menambah ketumakninahan hati dan mengarahkan kita untuk meninggalkan dunia dan menyatakan zuhud di dunia karena mengharap keridhaan Allah dan kenikmatan di akhirat.

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar