TASBIH, TAHMID DAN TAKBIR
(Tiga Kalimat Dzikir)
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Sabtu 15 Syafar 1447 H /9 Agustus 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
II. TAHMID
2.1. Tahmid Sebagai Bentuk Syukur : Menghargai Nikmat Kecil Hingga Besar
Tahmid adalah ekspresi paling mendasar dari rasa syukur seorang Muslim kepada Allah. Ucapan Alhamdulillah bukan hanya bentuk pujian, tetapi juga pernyataan pengakuan bahwa semua nikmat, dari yang paling besar hingga yang paling kecil, semuanya berasal dari Allah. Dengan bertahmid, seorang hamba menunjukkan kesadaran dan kerendahan hati bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa kecuali karena rahmat dan karunia-Nya.
Syukur dalam Islam memiliki tiga unsur: pengakuan dalam hati, ucapan dengan lisan, dan tindakan nyata melalui amal. Tahmid adalah bentuk lisan dari rasa syukur, dan menjadi jembatan antara hati yang penuh kesadaran dan perilaku yang penuh kebaikan. Ketika seseorang mengatakan Alhamdulillah, maka ia sedang mematri dalam dirinya bahwa nikmat yang ia terima bukan hasil usahanya semata, melainkan pemberian dari Tuhan.
Seringkali manusia hanya bersyukur ketika menerima nikmat besar: lulus ujian, mendapatkan pekerjaan, rezeki melimpah, atau sembuh dari sakit. Namun, Islam mengajarkan bahwa nikmat-nikmat kecil pun harus disyukuri : udara yang bisa dihirup, mata yang bisa melihat, langkah kaki yang ringan, bahkan detak jantung yang tak pernah berhenti. Semua ini adalah nikmat yang sering luput dari perhatian, tapi sejatinya sangat menentukan kehidupan kita.
Dengan bertahmid secara konsisten, kita dilatih untuk lebih peka terhadap karunia-karunia kecil yang sebelumnya dianggap biasa. Seseorang yang terbiasa mengucap Alhamdulillah saat hujan turun, saat menemukan barang yang hilang, atau bahkan saat melihat pemandangan indah, sejatinya sedang membangun ikatan ruhani yang dalam dengan Sang Pemberi Nikmat.
Tahmid juga menjadi bentuk pelindung dari sifat kufur nikmat. Dalam Al-Qur’an, Allah memperingatkan bahwa manusia cenderung ingkar setelah mendapat nikmat, lupa pada Pemberi karunia. Dengan rutin bertahmid, hati kita dijaga agar tidak mudah lalai, tidak sombong, dan tidak cepat mengeluh ketika keadaan tidak sesuai harapan.
Lebih jauh lagi, syukur dalam bentuk tahmid juga mendatangkan tambahan nikmat. Allah berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 7, “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” Ini bukan sekadar janji, tetapi prinsip kehidupan spiritual yang telah terbukti. Semakin seseorang bersyukur, semakin terbuka pintu-pintu rezeki dan kebahagiaan baginya.
Dalam praktiknya, tahmid bisa dimulai dari hal-hal sederhana: membiasakan anak mengucap Alhamdulillah setelah makan, membimbing keluarga untuk memuji Allah dalam percakapan sehari-hari, dan menjadikan Tahmid sebagai bagian dari refleksi harian. Meskipun terlihat sepele, Tahmid yang dilakukan dengan hati yang sadar bisa menjadi fondasi bagi hidup yang lebih tenang, berkah, dan penuh makna.
Akhirnya, Tahmid adalah seni hidup penuh syukur. Ia mengajarkan kita untuk tidak selalu menunggu momen besar agar bisa bahagia, tapi menemukan kebahagiaan dari hal-hal kecil yang sering luput. Karena siapa yang pandai bersyukur atas yang kecil, dialah yang akan diberi lebih oleh Allah, dan akan selalu merasa cukup.
2.2. Waktu-Waktu Terbaik Mengucapkan Tahmid : Dari Bangun Tidur Hingga Kembali Menutup Mata
Tahmid atau ucapan Alhamdulillah bukan hanya dianjurkan dalam momen-momen ibadah besar, tetapi juga memiliki tempat penting dalam aktivitas sehari-hari. Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa bersyukur dalam setiap detik kehidupan, dan salah satu bentuk konkret dari rasa syukur itu adalah dengan mengucapkan Tahmid secara rutin, dalam berbagai situasi dan waktu.
Salah satu waktu terbaik untuk bertahmid adalah saat bangun tidur. Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam mengajarkan doa bangun tidur yang dimulai dengan kalimat, “Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur” (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami sementara, dan kepada-Nya kami akan kembali). Ini menunjukkan bahwa bahkan membuka mata di pagi hari adalah nikmat besar yang patut disyukuri.
Selain itu, setelah makan dan minum juga menjadi waktu utama untuk bertahmid. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda dalam hadits riwayat Bukhari bahwa barang siapa selesai makan lalu mengucapkan Alhamdulillahilladzi ath’amani hadza wa razaqanihi min ghairi haulin minni wa la quwwah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. Ini menandakan bahwa Tahmid bukan hanya ucapan sopan setelah makan, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam.
Tahmid juga sangat dianjurkan setelah selesai menjalankan salat. Dalam dzikir setelah salat, Tahmid diulang sebanyak 33 kali sebagai bagian dari rangkaian zikir Tasbih, Tahmid, dan Takbir. Nabi bersabda bahwa "barang siapa melakukannya secara rutin, maka semua dosanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan." Ini menunjukkan bahwa Tahmid memiliki kekuatan penyucian diri yang luar biasa.
Selain momen harian tersebut, Tahmid juga dianjurkan ketika mendapatkan nikmat atau kabar gembira. Bahkan ketika kita selamat dari marabahaya atau terhindar dari musibah, Islam menganjurkan untuk segera mengucapkan Alhamdulillah. Dalam banyak kisah sahabat dan ulama, Tahmid menjadi refleks spontan yang muncul dari hati yang selalu terhubung dengan Allah.
Uniknya, Islam juga menganjurkan Tahmid ketika tertimpa musibah. Kalimat Alhamdulillah ‘ala kulli hal (Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan) mengajarkan bahwa sikap bersyukur tidak hanya muncul saat bahagia, tapi juga saat menghadapi cobaan. Ini menunjukkan kedewasaan iman dan kebesaran hati seorang Muslim dalam menerima takdir dengan penuh tawakal.
Menutup hari juga merupakan momen indah untuk bertahmid. Dalam dzikir malam sebelum tidur, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam menganjurkan untuk mengucapkan Tahmid 33 kali sebagai bagian dari pengingat atas nikmat yang telah diberikan Allah sepanjang hari. Dengan bertahmid di waktu malam, seorang Muslim menutup harinya dengan rasa syukur dan hati yang tenang.
Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga segenap pembaca.
Bersambung........
Barokallah Fikum... Semoga Bermanfaat.
Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Artikel Abah Luky
Edit: Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar