Menu

Minggu, 26 Juni 2022

CINTAMU ABADI, WAHAI KHUBAIB...!
(Bagian 2)

الســلام عليكم ورحمة الله وبركات 

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...!

Hari ini Senin, 27 Zulkaidah 1443 H / 27 Juni 2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....?

Benar saja. 

Dari sejarah, kita tahu ketika mereka sampai di daerah antara ‘Usfan dan Makkah, sebuah perkampungan dari suku Hudzail yang dikenal dengan nama Banu Lihyan, para kafir mencium keberadaan mereka. Hampir seratus penduduknya memburu para duta Rasulullah. Tujuannya tidak lain, membunuh dan membuat para pengikut Rasulullah itu kembali kepada ajaran nenek moyang Arab. Orang-orang dari suku Hudzail itu terus membuntuti mereka, beratus anak panah disiapkan. 

Sebuah ujian, Allah berikan kepada para pemberani, didikan Rasulullah. Mereka ditemukan para penyembah berhala tengah berlindung di sebuah bukit. Riuh rendah, gerombolan itu mengepung dan berteriak lantang : 

“Kami berjanji tidak akan membunuh kalian, jika kalian turun dan menemui kami”. 

“Kami tidak menerima perlindungan orang kafir“ seru Ashim, yang diamanahi Rasulullah sebagai pemimpin para utusan. 

Mendengar itu, gerombolan itu menyerbu dan memanah mereka satu persatu. Para pencinta Rasul dan agama itu roboh. Ada yang luput dari panah dan pembunuhan itu. Tahukah kalian siapa dia? Ya.. dia adalah ksatria itu. Khubaib bin ‘Ady 

Khubaib dibawa ke Makkah. Seperti mengikat unta, ia diiringkan. Dan dengan harga yang mahal, Khubaib dijual sebagai budak, kepada keluarga Al-Harits. Seluruh keluarga itu, bersuka cita, pembunuh kepala keluarga, Al-Harits bin ‘Amr bin Naufal di peperangan Badar, kini berada nyata di tengah mereka. Para wanita bersyair dan berpesta. Bara dendam semakin berkobar. Darah harus dilunasi dengan darah. Ksatria pencinta Rasulullah itu tetap bertenang. 

Khubaib kemudian ditawan. Ia dirantai seperti binatang peliharaan di halaman rumah Banu Harits. Mereka membiarkan Khubaib kedinginan di malam-malam gulita. Mereka menyaksikan Khubaib di terik panas matahari. Mereka tidak memberi Khubaib makan dan senang dengan haus yang Khubaib derita. 

Suatu hari, seorang anak kecil merangkak menjumpai Khubaib. Khubaib menyambutnya dengan senyum tulus, dibiarkannya anak kecil itu bermain-main di paha lelahnya. Mereka bercengkrama dalam keakraban, hingga wanita dari keluarga Harits berteriak penuh kekhawatiran. Tahukah apa yang diucapkan Khubaib : 

“Tenanglah duhai ummi, Rasulullah tidak pernah mengajarkan aku membunuh seseorang yang tidak berdosa. Ia hanya ingin bermain-main.” 

Si ibu segera merengkuh si kecil, dan dengan penuh keheranan ia memandang setangkai besar anggur yang berada di samping Khubaib. Makkah tidak sedang musim buah. Seluruh keluarganya tak ada satupun yang rela memberi makanan. Sedang Khubaib di rantai besi. Bagaimana mungkin buah ranum itu berada di sana. Masih dengan takjub, ia berkata : 

“Aku tidak pernah melihat tawanan sebaik engkau duhai Khubaib. Anggur yang berada di sampingmu adalah rezeki bertubi yang Allah turunkan kepadamu.” Khubaib tersenyum.

(Bersambung...)

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Kami memohon KepadaMu : Karuniailah kami Umur Panjang yang Berkah...Iman yang Sempurna, Ilmu yang Bermanfaat, Rizki yang Halalan Thoyiban, Anak yang Sholeh dan Sholehah, Keluarga yang Bahagia, Do'a yang Mustajab, Kesehatan yang Berkesinambungan, Keselamatan dan Kesejahteraan di Dunia dan di Akherat serta Ridhailah Semua Ibadah Kami


ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏



Sumber : eramuslim
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar