Menu

Jumat, 22 Juli 2022

DENDAM KESUMAT

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...!

Hari ini  Sabtu, 23 Zulhijah 1443 1443 H / 23 Juli 2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya lelaki yang sangat dimurkai Allah adalah seseorang yang sangat pendendam (dalam rasa permusuhannya)". (HR.Imam Muslim) 

Dalam kebidupan ini rasanya tidak ada seorang manusiapun yang tidak bersalah, terkadang kesalahan tersebut terjadi berulang kali, kemudian timbul kesadaran dan penyesalan atas semua kesalahan yang telah terjadi itu, namun kerena kealpaan dan kelemahan diri, kesalahan tersebut kemudian terulang lagi. 

Sungguh tepat apa yang dikatakan oleh Al-Qur'an, sesuai Firman Alloh Subhanahu Wata Alla (QS. Al-Ahdzab :72). 

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ

Artinya : Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. "Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh," (QS. Al-Ahdzab :72). 

Sekalipun demikian kelakuan manusia, Allah SWT masih membukakan pintu maaf, ampunan dan hidayah-Nya bagi manusia yang telah melakukan kesalahan itu dengan syarat manusia itu bersedia untuk minta ampun dan minta maaf. Allah sendiri telah mensifati diri-Nya dengan sifat pengampun dan sangat pemaaf (Ghafur al-Rahim). Dalam surah al-A'raf  ayat 7 Allah berfirman : 

فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيْهِمْ بِعِلْمٍ وَّمَا كُنَّا غَاۤىِٕبِيْنَ

Artinya : dan pasti akan Kami beritakan kepada mereka dengan ilmu (Kami) dan Kami tidak jauh (dari mereka). (QS al-A'raf  ayat 7)

Bahkan dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman : "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemarahan-Ku". (HR. Bukhari dan Muslim). 

Bagi kita dalam menata hidup dalam kebersamaan di bumi Indonesia ini sudah sepatutnya mengambil hikmah dibalik sifat rahman dan rahim-Nya Allah. yaitu dengan mensosialisasikan sifat suka memaafkan dan penyayang diantara sesama manusia. Bukankah kita sendiri juga banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan...?

Dalam hadits tersebut diatas secara eksplisit dipahami bahwa Allah murka kepada seseorang yang memendam rasa permusuhan yang dalam kepada sesama manusia, dan apabila dipahami secara implisit ialah bahwa Allah menyukai orang-orang yang pemaaf. Dengan sifat suka memaafkan kesalahan orang lain tentu akan melahirkan rasa malu dan menyesal di hati orang yang tadinya bersalah itu, hal ini akan lebih memotivasinya untuk melakukan perbaikan diri di masa mendatang, tetapi apabila disikapi dengan sikap yang konfrontatif dan memojokkan orang yang bersalah tersebut justru akan melahirkan sikap pembelaan diri yang disertai dengan hilangnya rasa persaudaraan di hati sanubari, dan hal ini akan memudahkan seseorang melakukan sikap dan tindakan yang irasional dan brutal. 

Salah satu sebab sukses dan berhasilnya dakwah Rasulullah SAW adalah karena sifat pemaaf Beliau, begitu buruk perlakuan kafir Quraisy pada Beliau namun disikapi dengan sifat pemaaf sehingga banyak orang yang tadinya musuh berbalik menjadi sahabat setianya. 

Dalam menata kehidupan berbangsa di bumi Indonesia ini yang multi suku, sifat dan karakter pemaaf harus dikemukakan agar supaya kehidupan berlangsung dengan tenang, bebas dan ketakutan serta kecemasan. Di Akhirat nanti Allah akan membalasinya dengan rahmah dan maghfirah-Nya. Rasulullah pernah menyebutkan tentang tiga perkara yang akan meringankan hisab (Hari Hisab) nanti di hari Kiamat serta mendapat tempat di Syurga yaitu : Pertama, orang yang suka memberi kepada seseorang yang tidak mau memberi. Kedua. memaafkan kesalahan orang yang telah berlaku zhalim padamu. Ketiga, menyambung hubungan silaturrahim terhadap orang yang telah memutuskannya. (HR alHakim). 

Sungguh mulia sekali seseorang yang mampu mewujudkan dan mengaplikasikan ketiga sifat mulia ini dalam kehidupannya, kalau hal ini sudah melekat dalam diri seseorang maka akan tampillah manusia yang berbudi luhur, dan hal ini akan berdampak baik dalam kehidupan bermasyarakat yaitu terciptanya keharmonisan dan kedamaian. Sungguh tidak pantas sikap yang ditampilkan oleh segelintir manusia yang berusaha untuk menyebarkan isu-isu dan berita-berita yang mengarah kepada kebrutalan yang loss control. serta mengandung potensi terjadinya perpecahan yang merugikan semua, dan hal ini sangat bertentangan dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi manapun. 

Untuk memelihara kesatuan dan kesejahteraan dalam kehidupan ini marilah kita menjauhi sifat dendam dan rasa permusuhan karena hal itu akan menghilangkan rasa damai dan rasa aman sehingga merugikan diri kita semua dan akan mendatangkan adzab dan Allah Swt. 

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Kami memohon KepadaMu : Karuniailah kami Umur Panjang yang Berkah...Iman yang Sempurna, Ilmu yang Bermanfaat, Rizki yang Halalan Thoyiban, Anak yang Sholeh dan Sholehah, Keluarga yang Bahagia, Do'a yang Mustajab, Kesehatan yang Berkesinambungan, Keselamatan dan Kesejahteraan di Dunia dan di Akherat serta Ridhailah Semua Ibadah Kami

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar