Menu

Jumat, 16 Desember 2022

DIN (AGAMA) ITU NASIHAT
Bag. (1)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini  Sabtu 22 Jumadil Awal  1444 H / 17 Desember  2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Dariy R.A., bahwasanya Nabi SAW. bersabda yang artinya, "Din itu adalah Nasihat" Kami bertanya, "Kepada siapa?" Beliau menjawab, "Kepada Allah, kepada kitab-Nya, kepada Rasul-Nya, kepada Pemimpin Kaum Muslimin, dan kepada Segenap Kaum Muslimin pada umumnya." (HR Muslim)

Pengertian Nasihat 

Kata Nasihat berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata kerja Nashaha yang berarti Murni atau Bersih dari segala kotoran, tetapi bisa juga berarti Menjahit. Imam Al-Khaththabi R.A. menjelaskan arti kata nasihat sebagaimana dinukil oleh Imam Ibnu Rajab R.A. dalam kitabnya, Jami'atul Ulum Wal-Hikam, "Nasihat adalah kata untuk menerangkan suatu pengertian, yaitu keinginan kebaikan untuk orang yang dinasihati." 

Adapun sabda Rasulullah SAW. bahwa Din itu adalah Nasihat, hal itu bukan berarti bahwa nasihat itu merupakan keseluruhan dari Din ini, tetapi maknanya sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Daqiqil Ied dalam syarah Al-Arbain an-Nawawiyah bahwa nasihat itu merupakan tiang serta tonggak dari din ini, sebagaimana sabda beliau, "Haji itu Arafah." 

Pengertian Nasihat Kepada Allah 

Imam Al-Khaththabi rhm. berkata, "Hakikat kata kepada Allah sesungguhnya kembali kepada hamba itu sendiri dalam nasihatnya kepada diri sendiri, karena Allah tidak membutuhkan nasihat." 

Pengertian Nasihat Kepada Allah adalah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, baik perintah yang wajib maupun yang sunah, begitu pula meninggalkan larangan yang makruh, lebih-lebih yang haram. 

Dan, kewajiban yang paling utama adalah mentauhidkan Allah. Setiap muslim wajib meyakini bahwa Allah adalah pencipta, pemilik, pemelihara, dan pengatur. Dialah yang menghidupkan dan mematikan serta memberi rezeki kepada kita semua. 

Apabila demikian keadaannya, wajib bagi setiap muslim beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Ia harus meyakini tidak ada yang dapat memberikan manfaat atau madarat, kecuali Allah semata. Dia harus mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya sesuai yang ditetapkan Allah dalam kitab-Nya atau melalui lisan Rasul-Nya, tanpa mengubah arti yang sesungguhnya, tanpa mengingkarinya, tanpa menyerupakan dengan makhluk-Nya, dan tanpa menanyakan kaifiyahnya (bagaimananya). Inilah yang dipahami oleh Rasulullah SAW. dan para sahabatnya serta orang-orang yang beriman yang mengikuti jejak mereka. Barang siapa mengikuti jalan selain jalan mereka, maka orang tersebut sesat dan diancam oleh Allah dengan api neraka Jahannam. 

Allah SWT berfirman, (QS. An-Nisaa [4] : 115).

وَمَنْ يُّشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدٰى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهٖ مَا تَوَلّٰى وَنُصْلِهٖ جَهَنَّمَۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًا ࣖ

Artinya : "Dan barang siapa menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu. Dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisaa [4] : 115). 

Seseorang yang beribadah kepada Allah semata, ia pasti mencintai-Nya dan mengharapkan rahmat-Nya serta takut akan azab dan siksa-Nya. 

Imam Ibnu Qayim Al-Jauziyah dalam kitabnya, Raudhatul Muhibbin Wa-Nuzhatul Musytaqin, menerangkan tentang tanda-tanda orang yang cinta kepada Allah, di antaranya tunduk dan patuh kepada Allah, selalu ingat kepada-Nya, mencintai apa yang dicintai-Nya, dan membenci apa yang dibenci-Nya, lebih mengutamakan rida Allah daripada rida makhluk-Nya, sabar dan ridha atas musibah yang menimpanya, memiliki kecemburuan terhadap Allah, yakni apabila dia akan marah jika aturan-aturan Allah dilanggar, selalu berupaya menegakkan agama Allah, berdakwah mengajak manusia ke jalan Allah, berjihad di jalan Allah dengan harta maupun jiwanya. 

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar