Menu

Jumat, 20 Oktober 2023

(Bagian 1)

AL - WAHN PENYAKIT BERBAHAYA
(Bagian 1)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Sabtu, 6 Rabi'ul-Akhir  1445 H /21 Oktober 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa beberapa waktu yang lalu negeri kita dalam kondisi keprihatinan dikarenakan adanya wabah penyakit yang sampai saat ini masih melanda negeri kita ini. Wabah yang sudah mencapai tahapan pandemi yakni cakupan wabah yang sudah sedemikian meluas, tidak hanya satu Negara, bahkan benua dan dunia banyak terjangkiti wabah tersebut. Efek dari yang di timbulkan oleh pandemi ini sangatlah berat. Sektor ekonomi terpuruk, banyak orang hilang pekerjaan dan mata pencaharianya. Belum lagi kegiatan di sektor peningkatan kualitas keimanan seperti pengajian, istighosah, mujahadah yang sifatnya interaksi sosial dengan mendatangkan orang banyak menjadi dibatasi. penyakit tersebut adalah “Corona” atau Covid 19.

Corona adalah suatu penyakit yang membahayakan, oleh karenanya perlu kita waspadai, mengedepankan Prokes (Protokol Kesehatan) seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak adalah sebuah keniscayaan yang harus kita upayakan.

Akan tetapi, sejatinya Rosulullah 14 abad yang lalu telah mengingatkan kepada kita akan adanya suatu penyakit yang lebih berbahaya. Yakni penyakit “Al Wahnu”. Kalau corona berdampak kepada “Fisik” orang yang terjangkiti sampai bisa mengakibatkan kematiaan orang tersebut, kalau orang tersebut dalam kondisi beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam kematian yang di sebabkan oleh corona tersebut, maka orang tersebut dikatagorikan mati syahid khusnul kotimah wa daholal jannah. Sebagaimana sabda Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam :

وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ (رواه مسلم)

Artinya : “Siapa yang mati karena suatu wabah penyakit, juga syahid” (HR. Muslim)

Penyakit Al Wahn jauh lebih berbahaya. Jika seorang muslim meninggal akibat Corona, ia mendapat ganjaran mati syahid. Namun, jika seseorang meninggal terjangkit penyakit ini maka ia akan merugi besar kecuali ia bertobat sebelum wafatnya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

Yang Artinya : "Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring. Kemudian seseorang bertanya, 'Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?' Rasulullah bersabda, "Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian 'Wahn'. Kemudian seseorang bertanya, 'Apa itu 'Wahn?' Rasulullah berkata, "Cinta dunia dan takut mati." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Secara bahasa, Wahn bermakna lemah baik secara materi atau maknawi. Wahn juga bisa diartikan Jubn (takut atau pengecut). Penyakit ini memiliki dua virus berbahaya, yaitu :

1. Hubbud-dunya (Cinta Dunia)

Cinta dunia berarti lebih mementingkan dunia daripada kehidupan akhirat yang dijanjikan Allah Ta'ala. Dia akan mengagumi dunia dan mencintai kemewahan. Yang ada di hatinya hanya bagaimana mengejar harta, tahta, syahwatnya, rumah mewah, kendaraan dan uang.

Rosulullah Shlallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

حب الدنيا رأس كل خطيئة

Artinya : “Cinta dunia adalah pangkal dari semua kesalahan”. (Jami`ul `Ulum wal Hikam, jilid 3 hlm. 203).

Cinta dunia yg tidak terkendali menjadi biang keladi kesalahan.

Semua kejahatan bermula dari cinta dunia seperti korupsi bermula dari cinta uang dan ingin hidup mewah. Ketika diberi amanah jabatan, dia berpikir bagaimana menumpuk kekayaan, bukan mensejahterakan rakyat yang dipimpinnya. Perampokan juga bermula dari cinta uang. Pemerkosaan juga bermula dari cinta wanita dan syahwat. Merasa kekal di dunia, suka menumpuk harta, selalu mencari kekayaan, kedudukan dan popularitas. Ketika virus cinta dunia ini menjangkiti seseorang, ia akan menempuh segala cara untuk mendapatkan sesuatu. Tak peduli haram dan halal, ia menjadi rakus, tamak dan curang dalam bermuamalah. Mereka tergila-gila mencintai dunia, padahal dunia itu pasti ditinggalkan. Allah Ta'ala berfirman : "...Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al- Hadid : 20)

2. Karohiyatul Maut (Takut Mati).

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman :


قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Artinya : Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Kematian adalah sunnatullah yang menjadi ketetapan Allah Ta'ala. Takut mati adalah tidak percaya adanya kehidupan setelah mati sehingga menyebabkan tergadainya aqidah. Hidupnya dihabiskan untuk bersenang-senang tanpa menyiapkan bekal akhirat. Ia larut menikmati dunia dan sibuk memuaskan syahwatnya. Orang yang takut mati, hatinya akan bergantung dengan dunia sehingga sulit memandang kebenaran akhirat. Dia tidak percaya janji Allah dan peringatan Rasul-Nya. "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya". (QS. Ali Imraan : 185).

Sejatinya islam tidak melarang umatnya untuk memikirkan urusan duniawi. Tetapi kesimbanganlah yang diharapkan dalam islam. Tidak hanya mengurusi keduniawiyaan saja dengan mengabaikan urusan akherat, hanya mengurusi akherat saja sehingga kewajiban duniawinya menjadi terabaikan, akan tetapi yg benar adalah selaras dan berimbang antara urusan dunia dan akherat.

Rosulullah Shlallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا واعمل لآخرتك كأنك تم وت غدا

Artinya : “Beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau hidup selamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau mati esok.”

Bersambung...

Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat...
Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar