Menu

Sabtu, 04 November 2023

INABAH

INABAH
(Arti dan Empat Ciri Calon Penghuni Surga Lainnya)


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Ahad, 21 Rabi'ul-Akhir  1445 H /5 November 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Sebelum kita melanjutkan tulisan ini, terlebih dahulu kita mengartikan apa itu Inabah.

Arti Inabah

Dengan memperbanyak istighfar, seorang Muslim dapat menghapus dosa yang telah diperbuat, tentunya disertai dengan memohon ampunan. Selain memohon ampun, Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga mencintai hamba-Nya yang memiliki sifat ingin bertaubat dan memperbaiki kesalahannya.

Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat Ali-Imran ayat 135 yang berbunyi :

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

Artinya : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali-Imran [3] : 135)

Salah satu sifat yang telah dijelaskan di atas yakni Inabah. Alhamuddin dkk menjelaskan dalam bukunya Agama dan Pecandu Narkoba: Etnografi Terapi Metode Inabah, bahwa inabah artinya “kembali” atau datang kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan hati yang sudah bertaubat dari kemaksiatan.

Inabah adalah istilah yang berasal dari Bahasa Arab Anaba-Yunibu yang artinya Mengembalikan sehingga Inabah berarti pengembalian atau pemulihan, maksudnya proses kembalinya seseorang dari jalan yang menjauhi Allah ke jalan yang mendekat ke Allah. 

Istilah ini digunakan pula dalam Al-Qur’an yakni dalam Luqman surat Ke-31 ayat ke-15, Surat Ke-42, Asy-Syura ayat Ke-10; dan pada surat yang lainnya.

Hakikat Inabah adalah menghadap qalbu kepada ketaatan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena Inabah merupakan inti dari ibadah yang agung. Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan sifat para nabi serta hamba-hambanya yang beriman dengan sifat Inabah ini. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمٰنَ وَاَلْقَيْنَا عَلٰى كُرْسِيِّهٖ جَسَدًا ثُمَّ اَنَابَ

Artinya : “Dan sungguh, Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian dia bertaubat.” (QS. Shad [38] : 34)

Ibn Al-Qayyim menambahkan, Inabah merupakan kembali menggapai ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan disertai taubat dan mengikhlaskan niat untuk memperoleh kebahagiaan dan hidayah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Di samping itu, Inabah juga merupakan salah satu dari empat ciri calon penghuni surga yang telah dijelaskan dalam surat Qaaf ayat 31 - 35 yang artinya :

“Sedangkan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh (dari mereka). (Kepada mereka dikatakan), ‘Inilah nikmat yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang senantiasa bertobat (kepada Allah) dan memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya).

(Yaitu) orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pengasih sekalipun tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertobat, masuklah ke (dalam surga) dengan aman dan damai. Itulah hari yang abadi’. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada Kami ada tambahannya.” (QS. Al-Qaaf: 31-35)

Empat Ciri Calon Penghuni Surga

Arsyis Musyahadah menuliskan dalam bukunya Be a Great Moslem bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala berjanji untuk mendekatkan surga kepada orang-orang yang bertakwa dengan ciri-ciri tertentu. Empat ciri calon penghuni surga selain inabah, antara lain :

1. Awwab

Awwab adalah orang yang kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari kemaksiatan. Dalam makna lain disebutkan bahwa awwab artinya pulang kepada dzikrullah setelah melalaikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ubaid ibn Umar menjelaskan, awwab adalah mereka yang mengingat dosa-dosanya lalu beristighfar dan bertaubat. Sedangkan Imam Mujahid mengatakan bahwa awwab merupakan orang yang mengenang kesalahannya saat sendirian, kemudian ia memohon maghfirah (ampunan) kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

2. Hafidz

Hafidz yakni memelihara aturan-aturan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ibnu Abbas mengatakan bahwa maksud dari memelihara semua peraturan Allah adalah menjaga apa pun yang diamanatkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepadanya dan segala hal yang difardhukan atasnya.

Qatadah berucap bahwa memelihara semua peraturan Allah adalah merawat segala hak dan nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Sebab nafsu memiliki dua kekuatan yakni kekuatan untuk menuntut dan kekuatan untuk menahan.

Seorang Hafidz menggunakan kekuatan untuk mendorong dirinya kembali ke jalan Allah. Sedangkan kekuatan menahan digunakan untuk menghindari berbagai maksiat dan larangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Terlebih karena sifat mendasar dari iman manusia adalah fluktuatif, yakni selalu naik turun dan tidak selalu konsisten. Oleh karena itu, memupuk keimanan dengan amal salih merupakan kewajiban bagi seorang Muslim.

3. Khasyyah

Secara bahasa, Khasyyah artinya adalah Takut. Khasyyah merupakan rasa takut seorang hamba yang disebabkan oleh ilmu yang dimilikinya.

Semakin besar rasa khasyyah dalam diri seseorang, maka makin besar pula rasa cinta seorang hamba kepada Tuhannya. Dengan memiliki rasa tersebut, seorang hamba dapat melakukan semua amalan yang telah diperintahkan demi menunjukkan cintanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Memiliki rasa khasyyah dapat meminimalisir perbuatan maksiat seorang hamba, karena ia selalu merasa bahwa Allah ada di mana-mana dan mengawasi tingkah lakunya. Dengan begitu, seseorang akan takut ketika ingin melakukan perbuatan maksiat.

Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat...
Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar