Menu

Rabu, 01 November 2023

KEMULYAAN ILMU, GURU DAN ULAMA
(Dalam Rangka Hari Santri Nasional)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Kamis, 18 Rabi'ul-Akhir  1445 H /2 November 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Perlu diketahui, santri adalah sebutan bagi seseorang yang mencari ilmu, khususnya ilmu agama yang menginap di pondok pesantren. Para santri memiliki sorotan dari masyarakat khususnya perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya perilaku dan adab sopan santun para santri karena para santri ini dianggap mendapatkan perhatian khusus dalam rangka penanaman moral dan etika tingkah laku di pondok pesantren oleh para ustad dan kyai.

Pada zaman sekarang ini, kita melihat sendiri bahwa godaan dari berbagai penjuru sangat berbahaya dan banyak, mulai pakaian, makanan, dan hiburan yang semua semata-mata akan menyerang dan merusak akhlak para generasi muda termasuk juga para santri.

Perlu kita ketahui, kita sebagai generasi muda harus bisa menjaga dan menanamkan akhlak mulia di kehidupan sehari-hari seperti contoh akhlak dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Akhlaknya merupakan Akhlakul Karimah yang perlu kita contoh, hal ini sesuai dengan Kalam Allah dalam surat Al-Qalam ayat 4, 

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيۡمٍ

Artinya : "Sesungguhnya engkau (hai Muhammad) memiliki akhlak yang sangat agung." (QS. Al-Qalam ayat 4)

Maka, kita sebagai umat Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam, harus mengidolakan dengan cara meniru dan meneladani apa yang diajarkan dan disampaikan beliau.

Kareba berkat Rasulullah lewat hadits-haditsNya, kemudian diterima para sahabatNya turun ke tabiin, tabiit tabiin, terus kepada generasi ulama dan sampailah kepada kita sebagai santri-santrinya, tentang bagaimana tata cara mendapatkan ilmu yang manfaat lagi berkah.

Sebagai santri pesantren, selalu dan selalu diajarkan cara menghormati orang lain, cara menghormati ilmu dan cara menghormati kitab dan isinya. "Betul apa tidak?". Kebetulan tulisan pagi hari ini akan membahas tentang peran ilmu, guru dan orang yang ahli ilmu, dengan judul  Kemuliaan Ilmu, Guru dan Ulama.

Kita di pesantren diajarkan Kitab Ta'limul Muta'alim, dimana di dalamnya ada pasal yang khusus membahas cara memuliakan ilmu dan ulama

فصل في تعظيم العلم واهله

Kata Kitab Ta'lim (sebutan untuk Kitab Takamul Mutaalim).

اعلم بان طالب العلم لا ينال العلم ولا ينتفع به الا بتعظيم العلم واهله

Artinya : "Ketahuilah, sesungguhnya santri atau pelajar, tidak akan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat kecuali dengan cara memuliakan ilmu dan orang yang mempunyai ilmu yakni ulama".

Ini kata "Kitab Ta'lim".

Oleh karena itu, bila santri ingin memiliki ilmu yang manfaat di dunia dan akhirat wajib baginya memuliakan Ilmu dan Ulama.

Bagaimana, santri sanggup memuliakan Ilmu dan Gurunya?

Santri Sanggup Memulihkan Ilmu Dan Ulama?

Bahkan saking hormatnya, saking takzimnya pada guru, Sayyidina Ali Radiallahuanhu pernah berkata :

انا عبد من علمني حرفا واحدا ان شاء باع واشاء اعتق وان شاء استرق

Artinya : "Saya adalah budaknya orang yang mengajari saya, satu huruf sekali pun. Jadi saya terserah dia, apakah mau menjualku, atau mau memerdekakanku". Itulah perkataan Sahabat Ali sekaligus menantu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wasallam.

Dalam "Kitab Ta'lim" itu dikatakan, apabila seseorang ingin memiliki keturunan yang alim, keturunan yang paham agama, maka muliakanlah orang alim.

Makanya jangan sembarangan bersikap, bertutur kata kepada ulama apalagi sampai menghujat.

Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud :

(العلماء ورثة الأنبياء إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما ولكن ورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر( رواه أبو داود والترمذي

Arrinya : "Ulama itu adalah pewaris para nabi. Karena sesungguhnya para nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham melainkan mereka itu mewariskan ilmu".

Makanya tidak berlebihan bila dalam Kitab Ta'lim itu mengatakan, kalau ingin anak seseorang itu alim maka muliakanlah ulama.

Dalam hadits yang lain Rasulullah pernah bersabda, "Muliakanlah ulama, karena ulama adalah pewaris para Nabi. Barangsiapa memuliakan ulama, maka sungguh ia memuliakan Allah dan Rasul-Nya", (HR Imam At-Thobroni). Lihat Nashoihul Ibad hal. 61.

Bahkan dalam Kitab Adabul 'Alim wal Muta'allim karya Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari dikatakan "Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu berkata :

"Sesungguhnya di antara hak ulama adalah; jangan banyak bertanya kepadanya, janganlah membantahnya dalam jawaban, janganlah terus menerus bertanya apabila ia malas, janganlah memegang pakaiannya apabila ia bangkit, janganlah membuka rahasianya, jangan menggunjing seseorang di sisinya, jika ia keliru engkau harus menerima/memaafkan kekeliruannya".

Engkau harus menghormati dan mengagungkannya karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala selama dia menjaga perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan jika ia membutuhkan sesuatu hendaklah engkau cepat-cepat mendahului yang lain."

Nah, bagaimana, masih mau berbantah-bantahan dengan ulama? Masih mau menggunjing tentang kejelekan ulama?. Semoga kita sebagai santrinya ulama dijauhkan dari akhlak tercela itu.

Dalam sebuah ayat dalam Al Quran dikatakan :

انما يخش الله من عباده العلماء

Artinya : "Semestinya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya adalah ulama".

Sebagai seorang pelajar, sebagai seorang santri wajib memuliakan ilmu. Bagaimana bisa seseorang mendapatkan ilmu yang manfaat kalau tidak mampu memuliakan ilmu. Bagaimana ia bisa mendapatkan seorang kekasih idaman hati kalau ia tidak mampu memahami kesukaannya.

Ibarat Anda, ingin mendapatkan cinta dari seorang wanita pujaannya, maka terlebih dahulu anda memahami apa yang menjadi kesukaannya. "Betul apa tidak?"

Begitu juga dalam hal mencari ilmu, seseorang harus paham apa yang disukai ilmu. Dalam "Kitab Ta'lim" dijelaskan. Apabila seseorang hendak mengambil kitab sebaiknya harus dalam keadaan suci.

Mengapa demikian? Karena ilmu diciptakan oleh Allah dari Cahaya, dan wudhu juga merupakan Nur (cahaya). Jadi barangsiapa yang belajar dalam keadaan punya wudhu', insya Allah ilmunya akan bertambah dan manfaatnya juga.

Dalam Kitab Ihya' Ulumuddin dikatakan :

مَنِ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدَى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللَّهِ إِلا بُعْدًا

Artinya : "Barang siapa yang bertambah ilmunya sementara hidayahnya tidak, maka ia tidak akan bertambah dekak kepada Allah melainkan semakin jauh".

Kesimpulannya, kalau seorang Santri atau Pelajar ingin mendapatkan ilmu yang manfaat, ilmu yang berkah maka ia harus sanggup memuliakan ilmunya, memuliakan gurunya, dan memuliakan ulama. Ketiganya ini wajib hukumnya bagi para santri dan pelajar. tidak boleh tidak.

Semoga apa yang kami sampaikan ini bersamaan dengan hidayah Allah sehingga ilmu kita menjadi berkah Fiddini Waddunya Wal Akhiroh... Aamiin.

Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat...
Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar