Menu

Minggu, 12 November 2023

MENERIMA NASEHAT

CARA MUDAH AGAR IKHLAS MENERIMA NASEHAT
(Menurut Imam Al Ghazali)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Senin, 29 Rabi'ul-Akhir  1445 H /13 November 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Menasehati orang lain mudah dan ringan. Tetapi menerima nasehat itu berat, perlu Jihad. (Al-Ghazali, Ayyuhal Walad). Mendengarkan nasehat orang lain atas kekurangan, aib, atau akhlak tercela yang terdapat pada diri kita memang pahit, tetapi itu menjadi obat kalau kita menerimanya dengan tulus ikhlas. Sementara ada cara mudah agar kita ikhlas menerima nasehat orang seperti diterangkan oleh Imam Al-Ghazali.

Banyak dari kita menyadari bahwa nasehat orang lain itu benar. Kita mengakui bahwa apa yang disampaikan orang lain mengenai kekurangan kita sebagai nasehat yang tulus itu mengandung kebenaran. Tetapi kita didorong oleh Nafsu dan Ego mengingkarinya. Ketika diberitahu kekurangan kita, kita cenderung menolak, resisten, dan reaktif dengan kemarahan.

Kita tidak segera merendahkan hati untuk mendengarkan nasehat Orang Tua, Suami, Istri, Saudara Dekat, Sahabat Dekat, atau Saudara lainnya yang menghendaki kebaikan pada diri kita. Sebaliknya, kita terlalu Tinggi Hati untuk menerima catatan-catatan nasehat orang lain untuk kebaikan diri kita ke depan.

Imam Al-Ghazali mengutarakan tips agar kita mudah, ringan, ikhlas, lapang dada, dan rendah hati dalam menerima masukan dan nasehat orang lain. Imam Al-Ghazali mengajak kita untuk mengubah cara pandang kita atas nasehat. Menurutnya, nasehat itu jangan dianggap pelajaran atau dikte yang menggurui kita. Anggap saja nasehat sebagai suara yang mengingatkan pada hewan berbisa di balik pakaian kita yang jelas membahayakan.

فإن الأخلاق السيئة حيات وعقارب لداغة فلو نبهنا منبه على أن تحت ثوبنا عقربا لتقلدنا منه منة وفرحنا به واشتغلنا بإزالة العقرب وإبعادها وقتلها

Artinya : “Akhlak tercela adalah ular dan kalajengking berbisa yang menyengat. Kalau ada seseorang memberi tahu bahwa di balik pakaian kita terdapat kalajengking, niscaya kita akan menerimanya sebagai anugerah dan merasa senang dengan itu, lalu kita mulai menyingkirkan, menjauhkan, dan membunuh hewan berbisa tersebut,” (Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin).

Tetapi, kebanyakan kita, kata Imam Al-Ghazali, membenci habis-habisan orang yang menasehati kita dan memberitahu kekurangan kita. Kalau ada anggapan demikian pada diri kita, maka fenomena itu menunjukkan Kelemahan Iman kita. Kita menjadi dendam dan naik pitam terhadap orang sekitar yang menasehati kita. 

Adapun ular atau kalajengking menyakiti fisik kita dan sengatannya terasa sehari bahkan tidak lebih dari sehari. Sedangkan daya rusak akhlak tercela dan kekurangan diri kita lainnya pada lubuk hati (seharusnya) lebih dikhawatirkan terbawa selamanya hingga mati atau ribuan tahun.

ثم إنا لا نفرح بمن ينبهنا عليها ولا نشتغل بإزالتها بل نشتغل بمقابلة الناصح بمثل مقالته فنقول له وأنت أيضا تصنع كيت وكيت وتشغلنا العداوة معه عن الانتفاع بنصحه ويشبه أن يكون ذلك من قساوة القلب التي أثمرتها كثرة الذنوب وأصل كل ذلك ضعف الإيمان

Artinya : “Tapi kemudian kita tidak senang dengan orang yang mengingatkan kita perihal akhlak tercela tersebut dan tidak sibuk menghilangkan akhlak tercela itu. Kita justru sibuk menentang orang yang menasehati kita dengan membalikkan perkataannya. Kita mengatakan, ‘Kamu pun melakukan ini itu.’ Kita disibukkan untuk memusuhinya daripada mengambil manfaat dari nasehatnya. Penolakan nasehat lebih karena keras hati yang disebabkan oleh kebanyakan dosa. Sumbernya Kelemahan Iman,” (Al-Ghazali). 

Imam Al-Ghazali berdoa agar Allah mengilhami kita petunjuk-Nya, memperlihatkan kekurangan kita, menyibukkan diri kita untuk mengobati akhlak kita yang tercela, dan menggerakkan kita untuk berterima kasih kepada mereka yang menasehati dan menunjukkan kekurangan kita dengan kemurahan dan karunia-Nya.

Semoga Allah membimbing kita untuk rendah hati mendengarkan dan menerima nasehat orang lain (Orang Tua, Suami, Istri, Saudara Dekat, Sahabat Dekat, Tetangga, dan yang lainnya), serta berterima kasih kepada mereka yang telah sudi memberikan catatan atas kekurangan diri kita.

Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat...
Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar