Menu

Kamis, 22 Februari 2024

(Bagian Kedua)

KETIKA HARAPAN TIDAK SESUAI DENGAN KENYATAAN
(Bagian Kedua)


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Jum'at, 13 Sya'ban  1445 H /23 Februari 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Merujuk tiga kisah nyata di atas, banyak hikmah yang dapat dipetik umat muslim masa kini dalam menyikapi kenyataan hidup yang tidak sesuai harapan.

Pertama, keshalihan seseorang tidak menjamin harapan menjadi kenyataan. Terbukti, para shahabat, termasuk Sayyidina ‘Ali Rodiyallahu Anhu dan Sayyidah Fathimah Rodiyallahu Anhu, yang memiliki kualitas ketakwaan tingkat tinggi, harapan mereka tidak menjadi kenyataan.

Oleh sebab itu, jika ada orang muslim yang sudah berpuluh-puluh tahun rajin beribadah wajib dan sunnah, di samping rajin bekerja dan berdoa; lalu dia berharap dapat menunaikan haji; maka janganlah kecewa, apalagi berputus-asa, kendati harapan belum jua menjadi kenyataan hingga saat ini.

Bisa jadi, dia tidak ditakdirkan berhaji, agar hatinya tetap membumi (tawadhu’) dan tidak merasa suci; sehingga selalu rajin ibadah dan bekerja setiap hari. Hal ini jauh lebih baik daripada dia berhaji, kemudian menjadi tinggi hati (sombong) dan merasa suci, sehingga malas beribadah dan bekerja lagi.

Pada titik inilah kita dapat memahami kalam hikmah Ibn ‘Athaillah yang populer, Man’u al-‘Atha’, ‘Ain al-‘Atha’; yang berarti “Tidak adanya pemberian, justru merupakan pemberian itu sendiri”.

Kedua, umat muslim sebaiknya tidak banyak berharap menjalani kehidupan yang serba mudah dan mewah. Jangan bandingkan diri dengan non-muslim yang menjalani hidup dengan foya-foya bertabur kemewahan dan fantasi (Q.S. Al-Hijr [15] : 3).

Salah satu alasannya, kualitas umat muslim tidak dilihat dari fasilitas hidup duniawi, seperti rumah, kendaraan dan pelayan; akan tetapi, dilihat dari kebermanfaatan hidup untuk perbekalan akhirat, seperti ibadah mahdhah berupa dzikir dan ibadah ghairu mahdhah berupa taat kepada orangtua dan suami, sebagaimana yang diteladankan Sayyidah Fathimah Rodiyallahu Anhu di atas.

Yakinlah bahwa setiap perjuangan hidup yang dilakukan umat muslim, pasti mendapat balasan di akhirat kelak, “Barangsiapa bertakwa dan bersabar; maka sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat ihsan” (QS. Yusuf [12] : 90).

Ketiga, banyak hikmah yang terkandung saat harapan tidak menjadi kenyataan. Akan tetapi, bisa jadi hikmah tersebut baru dirasakan setelah beberapa waktu, bahkan beberapa tahun kemudian, sebagaimana hikmah yang dialami umat muslim berupa Ba’iat Ridhwan, Perjanjian Hudaibiyyah dan Fathul Makkah.

Di sinilah pentingnya umat muslim berbaik sangka (Husnuzhan) kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan meyakini kebenaran firman-Nya, “Dalam kekuasaan-Mu lah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa atas segala sesuatu” (QS. Ali ‘Imran [3] : 26).

Di sisi lain, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berpesan agar umat muslim tidak angkuh, manakala harapan menjadi kenyataan. “Agar kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu” (QS. Al-Hadid [57] : 23).

Dalam Tafsir Al-Jalalain ditafsirkan, “Jangan bergembira yang bernuansa sombong, melainkan bergembira yang bernuansa syukur atas nikmat”. Terkait tata cara bersyukur, umat muslim sebaiknya meneladani sifat Allah SWT, yaitu Syakur yang berarti Yang Maha Bersyukur (QS. Fathir [35] : 30).

Maksudnya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengapresiasi amal shalih manusia yang sedikit, walau seberat dzarrah; dengan memberi anugerah yang luar biasa banyak. Bagaimana tidak, dua rakaat shalat qabliyah shubuh saja, diapresiasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan pahala yang nilainya lebih baik dibandingkan seluruh isi dunia (H.R. Muslim). Atas dasar itu, perbanyaklah syukur saat harapan menjadi kenyataan.

Wallahu 'Alam Bishshowab
Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat.

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar